Camat Jayakerta: Jangan Makan Jamur Liar, Beracun

Thursday, January 21, 2010

Warga Jayakerta yang keracunan jamur, Rabu (20/1/2010) siang.
 
BeritaKarawang.com - Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani menghimbau pada semua warga untuk tidak memakan jamur liar yang tumbuh di halaman rumah, menyusul kejadian dua keluarga yang keracunan akibat menyantap jamur di Desa Kampung Sawah dan Medang Asem, Selasa (19/1/2010) malam.
 
Ditegaskan camat, Kamis (21/1/2010) pukul 13.20 WIB, setelah mendengar kejadian tersebut kemarin, dia langsung menghubungi semua kepala desa via handphone agar kepala desa memberi himbauan langsung pada warganya agar tidak memakan jamur yang tumbuh di halam rumah mereka, sawah maupun yang tumbuh di akar pohon.
 
Kata camat, kondisi cuaca yang lembab di musim hujan ini jamur tumbuh subur, terlebih jamur merupakan makanan favorit yang bisa dimasak dengan berbagai hidangan. "Saya umumkan, jangan ada warga yang makan jamur liar, berbahaya," tegasnya.
 
Diketahui, Selasa (19/1/2010) malam, dua keluarga dari dua desa tersebut sontak keracunan setelah mereka menyantap jamur liar yang mereka petik di halaman rumah. Malam itu juga sebanyak 8 orang dari dua keluarga itu dilarikan ke Puskesmas Medang Asem.
 
Seorang korban, warga Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Endang memaparkan, dia merasa mual dan kepala pusing-pusing setelah melahap sayur jamur tersebut, termasuk anak dan istrinya. Namun, Endang yang paling parah hingga dilarikan ke UGD puskesmas setempat.
 
Hingga siang ini, kedelapan pasien itu telah dipulangkan setelah kondisi mereka dianyatakan baik oleh tim medis puskesmas. (*)
 

Pasca Banjir, Petani Merugi Rp 3 Juta/Ha

BeritaKarawang.com - Banjir di wilayah Karawang kini mulai surut, tapi sejumlah petani mengalami kerugian hingga Rp 3 juta/hektar akibat banjir yang merendam seminggu pada sawah yang masih persemaian dan tandur.
 
Hitung-hitung, kerugian ini ditaksir ratusan juta, mengingat banjir yang melanda Karawang sepekan kemarin terjadi di beberapa kecamatan pada ratusan hektar area persawahan. Kini, beberapa petani hanya bisa meratapi kerugian yang mereka alami.
 
Seperti diungkapkan petani Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya, Darga (34), Kamis (21/1/2010) pukul 11.42 WIB, dia mengalami kerugian Rp 5 juta, karena dua hektar sawahnya mati akibat terendam banjir seminggu.
 
Dijelaskannya, kerugian itu berdasarkan biaya operasional yang telah dikeluarkannya, seperti sewa traktor Rp 1 juta untuk dua hektar, tandur Rp 1 juta, pupuk sebanyal 4 kwintal, bibit padi 30 kg dikali Rp 80 ribu/kg dan obat hama dan obat penumbuh daun Rp 250 ribu.
 
Beberapa petani meminta Pemda Karawang untuk memberikan bantuan berupa bibit dan pupuk untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. "Kalau tidak dibantu pemerintah, petani sudah tidak bisa lagi 'ngijon' (hutang bayar panen, red), karena hutangnya sudah bayak, termasuk biaya tanam yang merugi pun itu hasil hutang," kata Darga. (*)

SMK PI dan Ristek Akan Bangun Radio FM

 
BeritaKarawang.com - Seiring perkembangan pendidikan, SMK Perbankan Indonesia (PI) dan Ristek di Kutawaluya akan mendirikan Radio FM. Selain komersial, radio ini didirikan dengan misi edukatif. Ini membuktikan bahwa potensi di kedua SMK tersebut sangat luas.
 
 
Kepala SMK PI, Bambang Pranowo menjelaskan, lembaga pendidikan ini sudah lama punya konsep pengembangan ke arah 'broadcast'. Kini, ruang khusus untuk siaran radio sedang dipersiapkan di lantai tiga SMK Ristek.
 
 
"Radio ini diharapkan bisa jadi referensi informasi bagi wilayah Karawang dan sekitarnya, ini juga upaya sekolah untuk melakukan pengembangan pendidikan," jelasnya.
 
 
Dia menandaskan, radio yang sedang didirikannya ini diformulasikan untuk bisa diterima pendengar, si pendengar secara tidak langsung akan merasakan bahwa radio ini memiliki satu pemahaman nuasa edukatif.
 
 
"Kita sudah siap, yang jelas radio ini akan dibangun secara profesional, radio ini tidak hanya berdiri, tapi memberikan kontribusi bagi sekolah juga bisa berkembang secara profesional," ucapnya.
 
 
Kata dia, radio ini memanfaatkan spektrum program keahlian termasuk potensi edukasi yang ada di SMK. Dengan mendirikan radio, maka SMK ini akan mempunyai keleluasaan dan potensi lebih untuk dikembangan.
 
 
Menurutnya, memang sulit memberikan pendidikan melalui radio, tapi yang dididik atau pendengar itu tidak merasa digurui. "Ini yang menarik, radio ini akan dikemas profesional," paparnya.
 
 
Ini salah satu program upaya untuk pengembangan pendidikan, lanjutnya, secara tidak langsung radio juga membawa misi pendidikan dalam format lain, kedua sekolah ini ingin membuktikan pada masyarakat, potensi yang ada di kedua SMK ini sangat luas.
 
 
Segmen radio ini untuk usia 14-30 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan kita punya suatu konsep 'all you can eat' (serba ada, red). Siaran dan manajemen radio ini akan dikemas secara profesional, tidak terkesan nanti asal-asalan.
 
 
"Ini tantangan sendiri bagi saya, kita berada di lingkungan SMK bisa berkembang tanpa dibatasi belenggu atau stigma, bukan berarti kita guru tidak bisa mengembangkan potensi lain, kita punya kesempatan yang sama," ucapnya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan