Pemkab Maros Belajar Pola Budidaya Udang ke Karawang

Tuesday, October 27, 2009

BeritaKarawang.com - Dalam rangka mempelajari tehnik pengelolaan tambak udang, Pemerintah Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang. Kedatangan rombongan yang dipimpin oleh Bupati Maros H. Andi Nadjamuddin, AM diterima secara langsung oleh Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar di Gedung Singaperbangsa Lt. II Pemda Karawang, Selasa (27/10).
 
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Maros, Andi Nadjamuddin menjelaskan bahwa pihaknya tertarik melakukan kunjungan kerja setelah melihat berita serta informasi dari televisi mengenai budidaya tambak udang di Kabupaten Karawang. "Tambak udang di Karawang berhasil bangkit dengan menerapkan teknologi yang lebih maju dari teknologi yang digunakan selama ini," jelasnya.
 
Oleh karena itu, lanjut Andi, pihaknya berupaya untuk datang ke Karawang untuk mempelajari teknik budidaya udang di Karawang. Terlebih perkembangan buidaya tambak udang di Kabupaten Maros sendiri mengalami banyak kendala. "Sehingga input dan output yang didapatkan tidak seimbang, dan outcome yang diharapkan pun sulit tercapai," tambahnya.
 
Bupati Dadang S. Muchtar dalam paparannya menjelaskan, keberadaan tambak udang di Kabupaten Karawang pernah mengalami pasang surut. Tambak udang sendiri diawali oleh adanya pelarangan penggunaan jaring trawl/arad pada tahun 1981 sehingga produksi udang beralih ke budidaya. "Ujicoba budidaya udang pertama kali dilaksanakan di Sungaibuntu Pedes pada tahun 1982," ujarnya.
 
Salah satu pengelola tambak udang yang berhasil di Karawang, H. Endi menjelaskan, pihaknya mengembangkan reklamasi tambak udang dengan menggunakan bioteknologi. Melalui teknologi yang menggunakan membran elektron tersebut, tambak akan selalu mendapatkan air yang bersih dari virus 'White Spot'. "Hal lain yang harus diperhatikan adalah untuk tidak melupakan pula konservasi alam dalam konsep pengembangan perikananl," pesannya.
 
Sementara itu, berdasarkan data dari Kepala Dinas Perinakan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Drs. Hendro Subroto, MM, luas sebaran potensi tambak di Kabupaten Karawang mencapai 15.567 hektar yang tersebar di 9 kecamatan. Sedangkan untuk produksi udang windu di Kabupaten Karawang mencapai 1.430,7 ton untuk tahun 2007, dan 5.415,9 ton untuk tahun 2008. "Sedangkan untuk tahun 2009, sampai dengan bulanMei realisasi produksi telah mencapai 3.244,39 ton," tuturnya. (*)

Bupati Tidak Sanggup Tangani Abrasi

BeritaKarawang.com - Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar mengaku tidak sanggup menangani abrasi dari APBD II Karawang, mengingat garis pantai di Karawang sangat panjang.
 
Bupati menyebut-nyebut dana Rp 5 miliar dari APBD II Karawang tidak akan cukup menangani persoalan abrasi di beberapa kecamatan pesisir pantai Karawang. "Garis pantai di Karawang ini panjang dengan dana APBD Rp 5 miliar, tidak akan cukup," ujarnya, Selasa (27/10/2009) siang.
 
Di tempat sama, Ketua TPK (Tambak Pandu Karawang), Made Suita menjelaskan, persoalan abrasi di Karawang sudah didiskusikan di Batam, rencananya tahun 2009 ini akan dilaksanakan penurapan dan membangun pemecah gelombang oleh BBWS (Badan Besar Wilayah Sungai Citarum). "Mudah-mudahan tahun 2010 selesai dan 2011 aman dari abrasi," ucapnya.
 
Kata Made, APBD II Karawang memang tidak akan sanggup menangani abrasi, harus didukung APBD I provinsi dan APBN, karena dana untuk penanganan abrasi bisa menghabiskan triliunan rupiah. Dijelaskan Made, penanganan abrasi tidak hanya tugas pemerintah, tapi harus memberdayakan masyarakat setempat supaya mau menjaga pesisir pantai di wilayahnya masing-masing.
 
 
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di pesisir pantai Tirtajaya hingga kini pasrah dengan kondisi alam yang semakin mengganas, sedangkan di pesisir Kecamatan Cibuaya dan Cilebar abrasi sudah membuat masyarakat cemas, dikhawatirkan hanya dalam hitungan bulan pemukiman mereka tergerus.
 
Camat Tirtajaya Drs. H. Wawan Setiawan mengatakan, jangan sampai penanganan abrasi hanya membuang dana pemerintah hingga miliaran rupiah. Kata dia, masih banyak prioritas pembangunan lain dibanding membangun penahan abrasi di pesisir pantai yang sudah rusak. "Bukan berarti tidak ditangani, tapi ketika ada program Perhutani ada baiknya dialihkan untuk reboisasi hutan bakau," ujarnya. (*)

Budi Daya Udang di Indonesia Terpuruk

Endi (kiri) dengan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM di ruang lab BPBPLAPU Cilebar.
 
BeritaKarawang.com - Budi daya udang di Indonesia sudah tida ada kecuali di Pulau Seram, Maluku itu pun milik negara Jepang yang bekerjasama dengan Jayanti Grup. Kata Ketua Kelompok PPTP (Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantura) Jawa Barat, Endi Muhtarudin, Selasa (27/10/2009) siang saat mendampingi kunjungan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM, ke tambaknya.
 
Ketika di Indonesia mengalami hal itu, Endi malah memiliki area tambak udang windu yang saat ini terus dikembangkannya. Kata dia, kegagalan udang berawal disaat masa jaya, di masa itu petambak terlena. Harusnya ketika masa jaya ada data-data sebagai parameter, gunanya untuk rujukan dan acuan ketika akan memproduksi lagi. "Ketika mengalami kegagalan baru sibuk menemukan kesalahan selama bertahun-tahun menanam," katanya.
 
 
Hasil temuannya, kegagalan disebabkan ada bakteri berprotein tinggi di lahan tambak, jika protein tinggi busuk dari plankton yang keluar dan mengeluarkan racun. Jadi, sampah yang berbasis dari protein tinggi yaitu sisa pakan, kotoran dan bangkai plankton disiasati dengan reklamasi menggunakan biologi, yaitu bakteri pengurai dari keluarga 'basilus'.
 
Diakuinya, masa tanam udang yang dilakukannya sekarang ini merupakan titik awal untuk kebangkitan produksi udang, karena dia menerapkan teknologi dan diyakininya akan berkembang di masyarakat. "Saat ini kendalanya adalah pasar, jumlah udang hanya terbatas di pasar lokal sedangkan harga udang tinggi," ucapnya. (*)

Bupati Maros Studi Banding Tambak Udang di Karawang

H. A. Nadjamuddin AM, (kiri) dan Drs. Dadang S. Muchtar sedang dijelaskan oleh Muhammad Nurhuda tentang pola tanam udang.
 
BeritaKarawang.com - Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM, mengunjungi area tambak milik H. Endi di Desa Sungaibuntu untuk studi banding, kunjungan ini didampingi langsung Bupati Karawang, Drs. Dang S. Muchtar, Selasa (27/10/2009) pukul 11.00.
 
Dijelaskan Bupati Maros, Kabupaten Karawang dan wilayahnya memiliki luas geografis yang sama. Namun, Karawang jauh lebih luas memiliki area tambak sekitar 500.000 hektar dibanding Kabupaten Maros yang hanya memiliki 10.200 hektar.
 
Diakui Nadjamuddin, dulu Maros dan Karawang penghasil udang besar di Indonesia, tapi setelah kondisi alam Maros berubah, produksi udang menurun drtastis, beda dengan Karawang yang memiliki pola-pola tanam dan teknologi baru, sehingga produksi udang bisa dipertahankan. "Kerusakan tambak di Maros juga disebabkan musnahnya tanaman mangrove sebagai penetralisir virus," ujarnya.
 
Bupati Karawang menjelaskan, memang dulu Karawang dan Maros dikenal sebagai pemasok udang, setelah kondisi area tambak Maros tercemar produksi jadi 'drop'. Sedangkan di Kabupaten Karawang, pola menanam tambak udang dimodifikasi model baru tanpa pestisida, juga menawarkan air tambak dengan cara ditanam rumput laut. Bupati Karawang mengungkapkan, ini pola Endi yang telah menemukan pola tanam baru bersama para pakaranya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan