Partai Demokrat Bantu Korban Banjir

Tuesday, January 20, 2009

RENGASDENGKLOK,RAKA - DPC Partai Demokrat Karawang membantu korban banjir di Kecamatan Batujaya dan Rengasdengklok, Sabtu (17/1) kemarin. Pada kesempatan itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa memberi langsung sumbangan untuk pengungsi banjir.
 
"Ini semata-mata adalah wujud kepedulian kami, ini murni kegiatan baksos. Kami ikut prihatin dengan apa yang menimpa warga. Mudah-mudahan sumbangsih kami yang tidak ada nilainya ini bisa ikut meringankan warga," kata Saan, kepada RAKA dilokasi banjir kemarin
 
Menurutnya, semua pihak terkait harus bisa lebih memperhatikan kondisi-kondisi atau titik-titik rawan banjir, seperti tanggul-tanggul Sungai Citarum yang rawan jebol. Kata Saan, kejadian banjir di Batujaya dan Rengasdengklok bukanlah peristiwa alam, mengingat peristiwa yang terjadi masih disebabkan oleh akibat yang sama dan berada dilokasi yang sama.
 
"Ini bukan peristiwa alam, kejadian jebolnya tanggul masih ditempat yang sama dan banjirpun masih dilokasi yang sama. Saya harap kedepan pihak-pihak terkait lebih mengoptimalkan kinerja. Kasihan banyak warga yang dirugikan," terangnya.
 
Ketua Bapilu DPC Demokrat Karawang, Wawan Ismanto mengatakan, kegiatan baksos (bakti sosial) sudah merupakan agenda partainya. Dia menegaskan, dalam setiap kegiatan sosial, Partai Demokrat tetap selalu eksis memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat. "Partai Demokrat akan selalu eksis dalam setiap kegiatan sosial, itu sudah menjadi agenda kami,"ucapnya.
 
Di Kecamatan Rengasdengklok, bantuan banjir diturunkan untuk Desa Kalangsari, Desa Karyasari, Dusun Bojong Desa Rengasdengklok Selatan. Di Kecamatan Jayakerta diantaranya Desa Kampungsawah. Di Kecamatan Batujaya diantaranya Desa Baturaden, Dusun Tangkil Desa Kuta Ampel dan di Kecamatan Tirtajaya yaitu di Desa Pisang Sambo. Bantuan itu berupa air mineral, mie instan dan gula-kopi. Dan pada Minggu (18/1), Saan menggelar khitanan masal kepada puluhan anak di Kampung Langseb, Kecamatan Pedes. (spn)
 

Akibat Banjir, Kerugian Tiap Desa Ratusan Juta Rupiah

Durahman dan warganya yang mengungsi di aula desa, kemarin.
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Pasca banjir akibat tanggul Sungai Citarum yang jebol, menyisakan duka bagi semua warga yang rumahnya terendam. Meski belum ada data otentik, kerugian tiap desa diperkirakan ratusan juta hingga miliaran rupiah. Di Desa Srijaya, Kecamatan Tirtajaya, kerugian diperkirakan Rp 600 juta-an.
Kepala Desa Srijaya, Durahman mengatakan kepada RAKA, kemarin, sebelum tanggul Sungai Citarum jebol, warga Desa Srijaya, Kecamatan Tirtajaya sudah melakukan evakuasi ke diaula desa. Sehari setelah tanggul jebol, pemukiman di desa ini terendam banjir hingga 70. Selain di aula desa, sejumlah 142 KK mengungsi ke gedung SMPN 2 Jayakerta. Sebelum air jebolan tanggul Citarum merendam pemukiman, air mengalir melalui ratusan hektar sawah yang sedang tahap penyemaian dan merendam yang dilaluinya.
 
Diakuinya, banjir di yang melanda desanya tahun ini ini tidak separah tahun lalu. Hampir empat dusun yang terendam, diantaranya Dusun Gulampok, Dusun Cicau, Dusun Poncol dan Dusun Ciwelut, ketinggian air sekitar 1 meter. Jika saja banjir Citarum ditambah hujan besar berhari-hari, maka korban akan lebih banyak. "Ketika hujan dan tanggul Citarum jebol, warga sudah antisipasi dan menunggu air datang," ujarnya.
 
Kata Durahman, setelah air surut dia akan melihat banyak kerusakan yang dialami warganya, termasuk fasilitas jalan yang telah diperbaikinya dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sepanjang 1,5 km, juga jalan umum yang dihotmix pemerintah pun hancur terkelupas. (spn)
 
 

Pasca Banjir, Pengungsi Mulai Sakit-sakitan

BATUJAYA, RAKA - Di Kecamatan Batujaya tercatat tiga desa yang mengalami kebanjiran dan tujuh desa lainnya dalam status waspada. Ketiga desa itu diantaranya, Desa Segaran, Karyamakmur, dan Desa Kuta Ampel. Jumlah rumah yang terendam di Desa Kuta Ampel tercatat 1.036 rumah dengan jumlah KK 1279 dan jumlah jiwa usik sebanyak 3739 orang. Di Desa Karyamakmur dilaporkan sebanyak 885 rumah terendam dengan jumlah KK 970 dan jumlah jiwa usik 2.982 orang.
 
Sedangkan di Desa Segaran dilaporkan sebanyak 521 rumah terendam dengan jumlah KK 675 dan jumlah jiwa usik sebanyak 1.897. Selain itu, di Kecamatan Batujaya ini sejumlah sarana rusak terendam banjir, diantaranya 1 masjid dan 8 mushola, 1 sekolah TK, 4 sekolah SD/MI, dan 1 sekolah SMA. Pihak pemerintah setempat, saat ini tengah melakukan penyedotan dibantu pihak Pemadam Kebakaran (PMK) dibantu warga. Hingga Minggu (18/1) baru 1 unit mobil PMK masih melakukkan penyedotan di wilayah Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel untuk menyedot air yang masih mengantung dan membanjiri pemukiman.
 
 
Antisipasi wabah penyakit
Sementara itu, UPTD Puskesmas Medang Asem menghimbau pada korban banjir yang mendirikan tenda di sepanjang jalan raya untuk mewaspadai munculnya berbagai penyakit akibat banjir. "Jika lebih seminggu air tidak surut-surut bisa dipastikan banyak lagi yang sakit," kata Aan Permana petugas jaga Puskesmas Medangasem.
 
Dia menjelaskan, sejak Jumat (16/1) malam, sampai kemarin siang sudah ratusan warga yang datang meminta pelayanan kesehatan ke posko kesehatan, mayoritas mengeluh tidak gatal-agatl, ada juga yang menderita keram otot dan rematik. "Untuk penyakit diare masih kecil skalanya saat ini warga banyak yang mengeluhkan tidak enak badan. Dari jumlah 900-an warga yang sudah memeriksakan diri, kebanyakan dari mereka menderita gatal-gatal dan batuk pilek. Itu karen pengungsi tidur di tempat terbuka," ucap Aan.
 
Menurutnya, dampak yang paling ditakutkan pasca banjir adalah banyaknya pengungsi yang menderita berbagai penyakit, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit. Dengan begitu Puskesmas Medang Asem mulai antisipasi wabah penyakit pasca banjir. Dan yang sangat dibutuhkan warga adalah air bersih, apalagi diare paling mudah menyerang pengungsi jika tidak tersedia cukup pasokan air bersih. (spn/rif)

Tanggul Citarum Jebol Akibat Ulah Manusia

Tono dan Rahadi saat membantu korban banjir di Batujaya.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Bencana alam banjir akibat tanggul Sungai Citarum yang jebol merupakan karakter alam, penyebabnya berpulang kembali pada ulah manusia yang telah melakukan pengrusakan semena-mena pada alam. Untuk menangani banjir ini, harusnya semua pihak kembali melakukan perbaikan pada lingkungannya.
 
Demikian kata anggota DPRD Komisi B Jawa Barat, H. Rahadi Zakaria, S.Ip, MH, didampingi anggota DPRD Karawang dari Fraksi PDIP H. Tono Bahtiar, kepada RAKA, kemarin. Menurut Rahadi, diantara penyebab banjir adalah pembalakan hutan yang notabene diketahui sebagai penahan air hujan. Gundulnya hutan, menyebabkan air semakin banyak terbuang dan meluap di sungai-sungai. "Ini implikasi hutan dan alam yang sudah diperlakukan semena-mena oleh manusia," katanya.
 
Sedangkan Tono Bahtiar mengungkapkan, kondisi banjir akibat tanggul Sungai Citarum yang jebol di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya ini lebih parah dibanding tahun 2007 lalu, yang juga sempat jebol. Luapan air saat ini lebih banyak, sehingga membanjir beberapa pemukiman termasuk sawah di Kecamatan Batujaya, Titrajaya, Jayakerta, Pakisjaya juga Kecamatan Pedes. "Saya harap, Pemda Karawang termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat bisa menjamin logistik untuk korban banjir supaya tidak kelaparan," ujarnya.
 
Dia juga mengajak kepada semua partai politik termasuk para calon legislatif (caleg) DPRD Karawang, Provinsi dan DPR RI untuk turun tangan membantu korban banjir di Batujaya, termasuk warga Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok dan warga Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat yang juga korban banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum di Kampung Kaceot, Keluarahan Karawang Barat pada jam yang sama dengan jebolnya tanggul di Dusun Tangkil.
 
Pada kesempatan memberikan bantuan kemarin, Baguna PDIP Karawang menurunkan perahu karet untuk mengavakuasi korban banjir Batujaya yang terjebak di tanggul-tanggul Sungai Citarum, mereka mendirikan tenda di sepanjang tanggul itu karena tidak sempat mengungsi ke jalan raya yang jaraknya terlalu jauh dari pemukiman kecuali ke tanggul Sungai Citarum. (spn)
 
 

Pengungsi Banjir Batujaya Mengemis di Jalan Raya

BATUJAYA, RAKA - Mencukupi kebutuhan makan selama di tenda pengungsian, sejumlah warga korban banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya termasuk anak-anak mengais rejeki dengan 'ngencleng' atau meminta sedekah pada pengguna jalan yang lewat.
 
Seperti dikatakan salah seorang warga korban banjir RT 01/01, Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Karsa (42), kepada RAKA, kemarin, selama menunggu sumbangan dari pemerintah dan donatur termasuk partai, dia terpaksa mengerahkan tetangganya yang senasib untuk mengumpulkan sumbangan yang diperoleh dari pengguna jalan yang melewati Jalan Batujaya, terutama truk dan kendaraan lainnya. "Ya, kadang ada yang ngasih dan ada jug yang tidak, semua uang yang telah terkumpul dibelikan mie instant, kemudian kami bagikan," ucapnya.
 
Selain 'ngencleng' yang dikoordinir Karsa, hampir semua pengungsi pun melakukan hal serupa. Di sepanjang jalan tempat warga mendirikan tenda, disana banyak anak-anak meminta-minta bantuan kepada siapa saja yang lewat. Hanya dengan menenteng mangkuk plastik, mereka meminta belas kasih. "Pak..minta sumbangannya pak....bu...untuk makan...," teriak para pengencleng.
 
Sejak banjir Kamis (15/1) pukul 08.00 WIB, warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel ini sudah mendirikan tenda, setelah ada peringatan dari aparat desa untuk mengungsi ke jalan raya yang tanahnya lebih tinggi. Selain barang berharga yang bisa mereka selamatkan, ratusan rumah terendam dan tak bisa lagi diselamatkan, 11 rumah diantaranya ambruk diterjang bah banjir Citarum.
 
Dengan demikian, warga setempat yang setiap harinya bekerja di ladang dan buruh, termasuk pedagang tidak bisa lagi berpenghasilan, selain 'ngencleng' mereka sulit makan. Berapa warga mengatakan, setelah luapan Sungai Citarum reda, air yang menggenangi pemukiman mereka akan surut sekitar 4 hari. Setelah itu, mereka akan kembali membenahi rumah-rumah mereka yang terendam air.
 
Diketahui, sejak awal banjir terjadi, sekitar 400 kepala keluarga (KK) tidak mengungsi ke jalan raya, melainkan ke tanggul Citarum yang dianggap aman dan mendirikan tenda, mereka terjebak karena dihimpit dua genangan air yang deras dan berbahaya. Sedangkan yang mengungsi ke jalan raya sekitar 241 KK dan tenda yang didirikan sebanyak 30 buah dari plastik. Satu tenda dihuni 1-5 kepala keluarga. (spn)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan