Rumah Tukang Becak Ludes Dilalap Api

Wednesday, October 14, 2009



KUTAWALUYA, RAKA - Tragis nasib yang dialami seorang penarik becak, Akun (46) warga RT 01/01, Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, rumahnya ludes dilalap api, Selasa (13/10) pukul 00.30 WIB. Saat kejadian, bapak satu anak ini sedang diluar rumah, sedangkan istrinya di luar negeri sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Arab Saudi.


Diduga, api mulai berkobar dari lentera yang jatuh akibat tersenggol kucing atau tikus, karena rumah yang terbuat dari bambu ini tidak menggunakan penerang listrik. Kedua bapak dan anak yang menghuni rumah ini tidak ada di rumah, mereka nyaris tidak menjadi saksi kejadian yang menghabiskan harta bendanya, mereka tiba saat api mulai padam.


Selama api berkobar selama 30 menit, warga di sekitar rumah Akun berjibaku memadamkan jilatan api besar yang mulai menjalar ke rumah lainnya. Kobaran api itu nyaris membakar rumah milik Suhud dan Suhada, karena sisi rumah mereka hangus terjilat api. "Saya sedang berada di luar saat rumah terbakar, semuanya habis kecuali hanya baju yang saya pakai ini," ucapnya sambil memperlihatkan kaos dan celana yang dia pakai.


Sementara itu, armada pemadam kebakaran datang ketika api mulai padam, ini disebabkan lambatnya informasi yang diterima petugas pemadam. Selama menunggu armada pemadam kebakaran, warga menyiram api itu dengan air sumur yang lokasinya bersebelahan dengan rumah yang terbakar. Namun, usaha mereka sia-sia, karena dengan cepat api melalap rumah bambu yang mudah terbakar itu.


Sedangkan Akun hanya bisa pasrah melihat kondisi harta bendanya yang gosong terbakar, hampir tidak ada yang bisa dimanfaatkan lagi kecuali besi-besi ranjang dan sepedanya yang hangus. Siang harinya Akun mengangkut besi untuk dijual ke tukang loak, dia berharap besi-besi sisa dari kawat-kawat rumahnya itu bisa diuangkan. Tetangganya hanya bisa meratapi kesedihan Akun yang dikenal punya pekerjaan pas-pasan sebagai penarik becak di pasar Rengasdengklok. (spn)

Situ Jungkur Potensi Wisata Daerah

H. Warman (kanan) dan Beri warga setempat di Situ Jungkur.
 
 
KARAWANG, RAKA - Situ Jungkur di Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru sangat berpotensi sebagai lokasi wisata Karawang jika ditata dan dikembangkan dengan baik. Potensi itu harus dioptimalkan oleh Dinas Parawisata Karawang.
 
 
Demikian kata Ketua Fraksi Golkar Amanat Reformasi DPRD Kabupaten Karawang, H. Warman kepada RAKA, Selasa (13/10) siang. Hal itu diungkapkannya sebagai temuan hasil reses selama 6 hari pekan lalu dengan masyarakat setempat. Hasil reses yang akan diparipurnakan 16 Oktober 2009 nanti diantaranya akan diajukan penataan Situ Jungkur dan akses jalan di sekitarnya yang mampu dibiayai APBD II Karawang.
 
"Ini merupakan temuan bagi dewan untuk bisa diangkat kepermukaan sebagai wisata Karawang, situ itu bisa ditata dan kembangkan untuk diandalkan, karena lokasinya berada di pegunungan. Jalau ditata betul, Situ Jungkur itu bisa jadi obyek wisata di Kabupaten Karawang," jelasnya.
 
Dia menceritakan, situ itu digunakan sebagai pengairan sawah untuk tiga dusun, yaitu Dusun Jungkur, Dusun Kopi dan Dusun Cinaga sekitar 100 hektar sawah. Situ ini bisa surut jika musim kemarau dan jika hujan genangan airnya bisa diatur melalui pintu air. Dan masyarakat sekitar menggunakan air situ ini untuk MCK (Mandi Cuci dan Kakus) dan keperluan rumah tangga mereka.
 
Seperti dijelaskan Beri (40) warga setempat yang mendapingi H. Warman selama reses di desa tersebut, Situ Jungkur mulai dibangun tahun 1984 dan lokasi itu sudah jadi lokasi yang selalu dikunjungi, khususnya oleh remaja saat liburan. Namun, sarana lokasi ini masih dianggap kurang sarana jalan, penataan lingkungan termasuk sarana hiburan semisal perahu,
 
Diketahui, Dusun Jungkur merupakan daerah penghubung Karawang-Purwakarta, lokasi situ itu sangat strategis, tapi jalan penghubung itu masih tidak layak, masih berbatuan meski ada beberapa meter jalan sudah dicor oleh bupati. Situ Jungkur termasuk daerahnya perbukitan. Tidak jauh dari situ itu terdapat Curug Cigentis, Curug Santri, Situ Cibayat dan Curug Cipanunda yang lebih indah dibanding Curug Cigentis, kelima lokasi itu perlu dikembangkan sebagai andalan wisata Karawang. "Terlebih kelima lokasi itu berada di antara Karawang-Purwakarta yang tembus langsung ke bendungan Jatiluhur," kata Warman.
 
Lokasi Situ Jungkur berada di Selatan Karawang hampir berbatasan dengan Purwakarta, sekitar 8 km dari Pasar Loji, Kecamatan Tegalwaru. Situ Jungkur yang memiliki genangan air 12 Ha ini dibendung tahun 1984 oleh masyarakat setempat dan direhab secara permanen tahun 2008. Situ yang terletak di RT 12/03, Dusun Jungkur, Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru.
 
Diakui Warman, banyak temuan dari reses di kecamatan tersebut, utamanya yang menyangkut aspirasi kepentingan masyarakat, diantaranya sarana jalan, ekonomi kerakyatan dan pendidikan. Meski demikian, Warman tetap akan memilah pembangunan sesuai skala prioritas dan kemampuan anggaran Pemda Karawang. Tidak semua aspirasi bisa direalisasikan sekaligus tahun ini, tapi secara bertahap. Hal penting lainnya membangun bendungan waru di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan untuk mengairi 7 desa di sekitarnya, 2 desa di Tegalwaru dan 5 desa di Kecamatan Pangkalan. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan