Rengasdengklok Selatan Rawan DBD, Jamkesmas Tidak Berlaku di RS Pr oklamasi

Tuesday, April 21, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Belum lama setelah kematian bocah TK, Zahra (6) akibat DBD (Demam Berdarah Dengue) asal Dusun Rengasjaya, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, satu anak lagi terjangkit penyakit serupa di dusun yang sama. Ini mengindikasikan Rengasdengklok Selatan daerah rawan DBD.
 
Penderita DBD itu bernama Nana Permana (9), anak keempat dari lima bersaudara pasangan Satim dan Warti dilarikan ke Puskesmas Rengasdengklok pada Sabtu (18/4) pukul 09.00 WIB, hingga Nana masih berbaring di Puskesmas Rengasdengklok. Kemudian, pasien ini disuruh dokter puskesmas untuk melakukan cek trombosit di RS Proklamasi. Namun begitu, pihak orang tua sempat tidak melakukan pengecekan trombosit anaknya ke RS Proklamasi, karena terbentur biaya Rp 70 ribu. Sementara, kartu Jamkesmas yang dimiliki Nana ditolak pihak RS.
 
Keterlambatan Satim beralasan, dia hanya tukang becak yang pengasilan hariannya hanya berkisar Rp 10-20 ribu. Satim bisa mengecek darahnya Senin siang kemarin, setelah mengumpulkan uang hasil usahanya plus pinjaman. Menanggapi hal itu, Kaur Kesra Rengasdengklok Selatan, Trusto Suwarji mempertanyakan fungsi Jamkesmas yang telah dikeluarkan pemerintah, karena setiap pasien akan melakukan perawatan di RS Proklamasi, pihak RS itu selalu berkilah ruang gakin (keluarga miskin) penuh.
 
Diceritakan Trusto, pada Sabtu minggu kemarin, Nana terlihat berbaring di rumahnya, ketika ditanya oleh Trusto, Nana telah sakit panas tiga hari. Kemudian, aparat desa ini meminta pihak puskesmas untuk membawa Nana ke ruang perawatan Puskesmas Rengasdengklok. "Selain di Rengasjaya, saya mohon pada Dinkes Karawang, supaya Dusun Bojong Karya II juga difogging, karena sejak awal tahun hingga sekarang, pengajuan fogging untuk Bojong Karya belum pernah direalisasikan," ucapnya.
 
 
Diketahui, telah terjadi dua kasus warga meninggal dunia akibat DBD sejak awal tahun hingga sekarang dan keduanya dinyatakan 'typus' oleh Puskesmas Rengasdengklok, begitu pun yang dikatakan pada Nana yang baru duduk di bangku SD. Kata Trusto, dokter di Puskesmas Rengasdengklok selalu melenceng menentukan status pasiennya. DBD diketahui setelah di cek di rumah sakit. Diharapkan Trusto, kasus DBD yang selalu menyerang warganya ini bisa diakhiri dengan penanganan serius dari Dinas Kesehatan Karawang, supaya melakukan penanganan terhadap wabah berbahaya ini. (spn)

Uman Rusmana Meraih Suara Terbanyak di Dapil 3

KUTAWALUYA, RAKA - Caleg PDI Perjuangan nomor urut 2, Uman Rusmana meraih suara terbanyak di dapil (daerah pemilihan) 3, Kabupaten Karawang. Dia mengantongi suara sebanyak 4.014, peraih suara terbanyak kedua di dapil 3 yaitu Dadang M. Tamin dari Partai Golkar.
 
Dijelaskan Uman kepada RAKA, Senin (20/4) siang dikediamannya, suaranya murni tidak ada penggembosan dan suaranya ini merupakan simpati murni masyarakat dapil 3. "Perolehan saya merata di tiap kecamatan, terutama di basis sendiri yaitu Kecamatan Kutawaluya. Suara saya ada di tiap desa di Kecamatan Kutawaluya, Rengasdengklok, Jayakerta dan Rawamerta, tiap TPS sekitar 10 hingga 300 suara," katanya.
 
Di dapil 3 ini, diperebutkan 7 kursi DPRD Kabupaten Karawang dan partai yang telah memperolehnya yaitu PDI-P, Golkar, Demokrat, PKS, PKB, Gerindra dan Hanura masing-masing 1 kursi. Kata Uman, keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) dengan suara terbanyak, membuat semua caleg merasa berat biaya. Seperti yang telah Uman lakukan, selama kampanye, dia menjual 1 Ha sawah juga menggadaikan 1 Ha sawahnya yang lain. Hitung-hitung dia menghabiskan Rp 300 juta. "Memang, kalau yang menang ada harapan uang kembali, tapi kalau yang kalah tidak ada harapan lagi. Jadi wajar kalau banyak yang depresi," ucapnya mengomentari caleg yang stress akibat kalah mencalonkan diri di legislatif.
 
Uang sebanyak itu, kata Uman, semuanya habis digunakan untuk biaya opersional. Awalnya, Uman sempat pesimis melihat caleg lain yang bermodal uang kuat, kendati begitu dia tetap jalan terus sambil mempromosikan dirinya pada masyarakat, alhasil dia menang. Diakuinya, untuk menarik simpatik, dia membutuhkan waktu lama. Selain kerabat dan famili, dukungan terkuat adalah basis PDI-P, di dapil 3 dia memang sudah dikenal masyarakat, apalagi Uman merupakan pensiunan Bank BRI Karawang tahun 2005 lalu. "Khawatir kalah sih ada, karena banyak caleg lain punya modal kuat, cuma saya lebih pamor di masyarakat," ucapnya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan