Anjlok, Beko Tercebur ke Sungai

Monday, August 31, 2009


KARAWANG NEWS - Sebuah alat keruk terjungkal dan masuk sungai di Dusun Bedeng, RT 07/02, Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Sabtu (29/8) pukul 20.00 WIB. Alat keruk ini adalah satu dari sejumlah alat serupa yang bekerja mengangkat sedimentasi lumpur di semua sungai wilayah Karawang beberapa pekan ini. Alat keruk bernomor body PC 200 LC ini tercebur ketika akan naik truk trailer untuk dipindahkan.
 
Beberapa warga mengatakan, beko ini terjungkal dan masuk sungai karena posisinya miring ketika dinaikan ke atas truk trailer. Posisi beko terlalu menepi, sebelah rodanya anjlok dan kemudian tercebur. Rencananya beko ini akan diangkut ke Desa Kutamukti, Kecamatan Pedes. Dan meski tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut, kontraktor PT Arya Bangun Putra Sejati Bandung ini diperkirakan harus merogoh Rp 56 juta untuk menyewa alat derek. Seperti dijelaskan staf Pengawas BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai ) Citarum, Jaenal didampingi Ir. Didi Supriadi saat ditemui dilokasi kejadian.
 
Menurut Jaenal, terendamnya beko di dasar sungai bisa mengakibatkan kerusakan mesin. Untuk itu, beko ini harus segera diangkat supaya mesinnya tidak kemasukan air. Namun demikian, ketika beko ini tercebur, terlihat mesinnya tidak terendam air. Kata Jaenal, kerugian sementara baru sebatas biaya alat derek untuk mengangkat alat keruk ini dari dasar sungai, biaya itu belum termasuk kerusakan bekonya. "Saya lihat tidak ada kerusakan pada mesin beko, sebab mesinnya tidak terendam air sungai," paparnya.
 
Warga setempat, Dadang (45) mengatakan, beko itu tercebur ketika semua warga sedang menjalankan sholat tarawih, suara jeritan warga yang menyaksikan dan benda besar tercebur membuat semuanya kaget dan berhamburan ke lokasi kejadian. Beko yang tergelincir itu rencananya akan di bawa ke tempat lain untuk mengeruk sedimentasi lumpur yang dianggap lebih banyak, setelah usai mengeruk di Desa Kutajaya.
 
Hal senada dikatakan warga lainnya, Ansori (27), terceburnya beko ke sungai ini kemungkinan disebabkan saat menaikan alat berat itu kurang cermat, akibatnya sebelah roda beko tergelincir, gelap malam juga kemungkinan jadi penyebab kecelakaan ini. Diketahui, penggunaan truk trailer untuk memindahkan beko merupakan antisipasi kerusakan mesin beko.
 
Jarak tempuh mesin keruk ini memiliki batas, selain untuk mengurangi kerusakan pada badan jalan oleh gerigi roda besi beko, pemindahan alat beko ini harus dilakukan secara manual dan roda beko dijalankan dengan menggunakan daya hidrolik. Seperti terlihat, sepekan ini semua saluran air induk dan sekunder di beberapa kecamatan daerah utara Karawang dikeruk mesin beko. Sejumlah mesin beko ini mengeruk endapan lumpur sungai. Sedangkan lumpur yang diangkat beko dimanfaatkan warga setempat untuk mengarug pekarangan rumah mereka.
 
 
Pengerukan ini atas usulan Pemda Karawang kepada Pemerintah Pusat, mengingat setiap tahun daerah di ujung Karawang selalu kekurangan air untuk pertanian, kekurangan air ini akibat penyempitan saluran oleh sedimentasi lumpur. Untuk itu, mesin beko dikerahkan untuk mengeruk tanah sungai, terhitung sejumlah beko terlihat di setiap kilo meter jalan raya dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Beko-beko itu dikerahkan untuk menyelesaikan tengat waktu pengerukan. Dan hingga berita ini diturunkan, beko tersebut belum diangkat dari dasar sungai. (*)

Pedagang Petasan Berkurang

Tak seperti tahun lalu, pada Ramadhan sekarang pedagang petasan terbilang jarang, ini disebabkan polisi terus merajia peledak mainan anak-anak ini. Dilihat, petasan yang dijual adalah yang bahan peledaknya kecil dan kembang api. Pada foto, tampak anak-anak memilih petasan yang mereka beli, Minggu (30/8) siang di Rengasdengklok.

Puskes Medangasem Buka Rawat Inap


JAYAKERTA, RAKA - UPTD Puskesmas Medangasem, Kecamatan Jayakerta membuka rawat inap. Bangunan untuk ruang rawat inap ini menghabiskan Rp 479.02.000 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN. Ruang rawat inap ini meliputi ruang perawatan, tindakan gawat darurat, obat kamar perawat, kamar medis, kamar mandi dan tempat armada ambulan yang kini masih dalam pengerjaan.
 

Dengan dibangunya ruang rawat inap ini, warga di sekitar Desa Medangasem,Kampungsawah dan Desa Ciptamarga tidak lagi harus ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Karawang, karena Puskesmas Medangasem pun telah siap melayani pengobatan hingga perawatan pasien. Kepada RAKA, Kepala UPTD Puskesmas Medangasem, Eko Susanto SKM, menjelaskan, pembangunan ruang rawat ini dianggap sangat perlu untuk bisa melayani masyarakat di wilayah Jayakerta dan sekitarnya.
"Terwujudnya pembangunan sarana dan prasarana ini bisa memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, jadi warga sekitar tidak harus berobat jauh lagi, karena di Puskesmas ini kita akan menampung pasien inap," ujarnya.
 
Diakui Eko, lokasi Puskesmas Medangasem sangat strategis, selain berdekatan dengan jalan raya, juga aksesnya dekat dengan beberapa kecamatan lainnya. Selai itu, jalan raya Medangasem ini dikenal sebagai jalur tengkorak, karena hampir setiap waktu terjadi kecelakaan lalu lintas. Dan satu-satunya lokasi medis yang dekat adalah Puskesmas Medangasem.
Di tempat terpisah, Camat Jayakerta, Hamdani meminta kepada tim medis Puskesmas Medangasem untuk bekerja profesional, mengingat mereka adalah tumpuan masyarakat. Pembangunan ruang rawat inap ini disambutnya baik, mengingat masyarakat Jayakerta harus mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal dan 24 jam. "Saya harap pembangunan ruang rawat inap ini dijaga dan dirawat, sehingga kebetuhan masyarakat mengenai kesehatan dapat terlayani dengan baik," katanya. (spn)

Perairan Karawang Dijarah Nelayan Asing

Saturday, August 29, 2009

CIBUAYA, RAKA - Perahu pukat harimau diuber-uber nelayan Cibuaya, karena nelayan pukat harimau ini dianggap menjarah kekayaan bahari laut utara Karawang. Pukat harimau ini sejenis perahu besar dengan perlengkapan lengkap dengan dobel mesin, sedangkan nelayan Karawang pada umumnya hanya perahu kecil dengan satu mesin.
 
Ngatiman (45) nelayan asal Ciparage yang kesehariannya menangkap ikan dan menjual di TPI Sungaibuntu Kecamatan Pedes mengatakan, jika nelayan pukat itu sering menjarah ikan di perairan Karawang maka akan mempengaruhi penghasilan nelayan lokal. "Kita menjaring ikan sedikitnya dapat puluhan kilogram, sedangkan mereka bisa berton-ton," ujarnya.
 
Dengan tertangkapnya perahu pukat harimau di perairan Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya beberapa waktu lalu, nelayan setempat berharap pemerintah Kabupaten Karawang cepat tanggap untuk segera menindak supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi. Namun begitu, Kepala Desa Cemarajaya, Young Liem saat dihubungi via handphone terkait kejadiat tersebut mengatakan tidak tahu, padahal beberapa nelayan mengetahui kalau kades sempat menangani penangkapan perahu jaring arad tersebut.
 
Keterangan beberapa warga, perahu pukat harimau itu memiliki ABK (Anak Buah Kapal sebanyak 9 orang, namun sayangnya perahu tersebut dilepas kembali dan tidak ada kepastian yang jelas. Perahu pukat harimau ini diperbolehkan menjaring ikan jauh dari lepas pantai, kalau perahu ini menjaring di pesisir pantai, akibatnya akan mengganggu terumbu karang dan merugikan produksi nelayan kecil, karena sekali menjaring, perahu pukat ini mampu menangkap ikan dalam jumlah besar. Dengan begitu, pantas jika pukat harimau ini diusir-usir nelayan setempat. (spn)

Bidan Tolak Gakin, Warga Kecewa

CILEBAR, RAKA - Bukan pertama kali bidan di Kecamatan Cilebar menolak pasien gakin (keluarga miskin) yang akan melakukan persalinan, terutama di Desa Pusakajaya Selatan. Seperti yang dialami warga Dusun Sumberjati RT 02/01, istri Dasim tidak disentuh seorang bidang pun, hingga akhirnya persalinan dilakukan Paraji.
 
Dengan nada kesal, Dasim menceritakan kepada RAKA, saat istrinya akan melahirkan, seorang bidan tidak mau melayani, itu setelah Dasim memperlihatkan surat keterangan tidak mampu kepada bidan setempat. Dengan berbagai dalih, bidan berkilah dan tidak mau menolong istrinya. "Saya panggil saja Paraji," tukasnya kesal.
 
Mengetahui hal ini, masyarakat setempat meminta supaya Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang segera menegur kinerja para bidan yang berada di Kecamatan Cilebar agar mau melayani persalinan warga meski hanya dengan modal surat gakin. Diakui beberapa warga, kejadian ini bukan satu-dua kali, bahkan untuk membantu persalinan, didatangkan bidan dari luar daerah, bukan bidan setempat.
 
Ada beberapa bidan yang saat dimintai bantuan untuk persalinan menolak datang, alasannya beda-beda, sibuk, sakit dan tidak ada di rumah. Untuk itu, warga setempat lebih memilih Paraji atau bidan yang sengaja diundang dari luar kampung. Seorang ibu yang tidak dilayani bidan yaitu Akem (32), pada Sabtu (22/8) pukul 23.00 WIB dia sudah merasa mulas mau melahirkan, tapi tidak ada satu bidan pun yang bersedia membantu persalinannya. Hingga akhirnya Paraji turun tangan tanpa didampingi bidan. (spn)

Sanlat SD se-Kabupaten Karawang Dilaksanakan Serentak

Friday, August 28, 2009

PEDES, RAKA - Jadwal Sanlat (Pesantren kilat) SD se-Kabupaten Karawang rencananya akan dilaksanakan serempak tanggal 10-12 September 2009 mendatang. Pada sanlat Ramadhan ini dipastikan serupa seperti tahun lalu. Sanlat ini merupakan program rutin yang telah diakomodir oleh RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah).
 
Kepala UPTD TK,SD Sugiyadi, S.Pd, mengatakan kepada RAKA, Kamis (27/8) siang, kegiatan Sanlat di Bulan Ramadhan ini rutin dilakukan setiap tahun sesuai kalender pendidikan. Menjelang puasa kemarin, dia telah mengintruksikan agar KKGPAI (Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam) melaksanakan Sanlat dengan penceramah guru agama yang dilaksanakan di tiap sekolah.
 
Sementara itu, RKAS yang telah dijabarkan menjadi beberapa program, diantaranya kegiatan Sanlat di Bulan Ramadhan. Kata Sugiyadi, RKAS ini mengakomodir dari alokasi dana BOS, supaya tidak menyimpang maka dana itu diatur sesuai ketentuan sebanyak 14 point.
 
Pengelolaan RKAS, lanjutnya, berdasarkan juklak dan juknis BOS reguler dan pendamping dan RKAS dibuat dengan aturan dengan menghindari segala bentuk penyimpangan, tiap bulan dana kegiatan sekolah sudah tertuang pada program itu. Dan pada penyelenggaraan Sanlat, Sugiyadi meminta supaya tiap sekolah melampirkan proposal kegiatan yang riil sebagai bahan pertanggungjawaban.
 
Ditempat terpisah Kepala UPTD TK,SD Jayakerta, Drs. H. Dedi Suhendi didampingi Kepala UPTD TK,SD Batujaya, Drs. H. Maman Suherman menjelaskan, Sanlat di sekolah SD akan dipantau langsung pihaknya untuk memastikan kegiatan itu berjalan dengan baik. Kata Dedi, meski Sanlat rutin dilaksanakan tiap tahun, dia berharap di bulan ini menjadi nilai tambah pengetahuan agama Islam bagi siswa. Dia mewajibkan semua guru untuk tarawih dan tadarus, selain kedua itu siswanya pun diwajibkan ikut Sanlat. (spn)

Perbaikan Saluran, Ganggu Musim Tanam

 
TIRTAJAYA, RAKA - Ratusan hektar sawah di Desa Srikamulyan, Bolang dan Srijaya, Kecamatan Tirtajaya kekurangan air. Kekurangan air ini disebabkan perbaikan saluran induk dan sekunder yang dilaksanakan Perum Jasa Tirta Pusat. Ditambah, dua beko amblas di daerah Kecamatan Jayakerta, sehingga arus air semakin tersendat.
 
Dijelaskan Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan menjelaskan kepada RAKA, Kamis (27/8) sore, masyarakat harus bersabar, karena kekurangan air ini terjadi karena sedang ada upaya perbaikan beberapa saluran air yang sedimentasinya tinggi, baik saluran induk maupun sekunder, sehingga kedepan masalah kekurangan air ini bisa ditanggulangi. Kekurangan air ini penyebabnya karena perbaikan, selain itu masyarakat juga merasakan kekurangan air ini memang karena sedang tanam padi.
 
Kekurangan air ini, sempat ditelusuri petani, penyebabnya memang saluran air jadi kecil akibat ada perbaikan jembatan sekolah di depan SMPN 1 Jayakerta, air jadi tersendat dan mengecil. Juga ditemukan dua beko yang amblas terperosok ke saluran air di daerah Jayakerta. Kekurangan air ini, kata Camat, biasanya bisa ditanggulangi dengan cepat, sehingga petani bisa tanam segera, tapi musim ini kekurangan air terbilang lama.
 
Kata dia, panen padi musim lalu petani Tirtajaya berhasil memproduksi 5-6 ton/hektar. Diakuinya, kekurangan air tidak mengganggu jumlah produksi, cuma menganggu ketepatan jadwal masa panen. "Kami yakin kekurangan air tidak mengubah kuantitas dan kualitas produksi padi, kecuali hanya akan mengakibatkan waktu panen jadi molor, biasanya akhir Oktober atau awal November, sekarang kemungkinan bisa Desember," ujarnya.
 
Namun demikian, camat menghimbau supaya petani tetap bersabar dan mentaati pembagian jadwal air atau 'gilir giring'. Diakuinya, sarana saluran air memang banyak yang rusak, bupati juga sudah mengupayakan perbaikan saluran air. Dan perbaikan ini dirasa petani sangat berbenturan dengan kebutuhan mereka untuk mengairi area persawahan. "Desa dan kecamatan harus proaktif, jadwal 'gilir giring' harus ditaati, supaya sawah-sawah kebagian air semuanya," ucapnya mengutip pernyataan Bupati Karawang Dadang S. Muchtar.
 
Kata Camat, Pemda Karawang sudah mengetahui setiap tahun daerah di ujung Karawang selalu kekurangan air. Untuk itu, Pemda Karawang berusaha meminta bantuan ke Pemerintah Pusat. Dan ketika pengerjaan dilakukan, kebetulan berbarengan dengan musim tanam, makanya bupati memerintahkan pemerintah desa dan kecamatan untuk ikut mengawasi 'gilir giring' yang sudah dijadwalkan pihak pengairan.
 
 
Camat juga menyinggung penurapan saluran tersier di Desa Kutamakmur yang dilihat pekerjaannya asal-asalan. Tanah bekas galian disimpan di tengah saluran, sehingga sedimentasi malah semakin besar dan menghambat arus air. Harusnya, bekas galian itu di tumpuk di tanggul saluran. Meski demikian, dia yakin produksi padi musim ini berhasil baik. "Tidak ada masalah soal produksi, cuma petani merasa cemas sawahnya kekurangan air," paparnya. (spn)

SMK Ristek Ajukan Akreditasi A Semua Jurusan

Thursday, August 27, 2009

Kepala SMK Ristek di ruang arsip kejuruan.
 
 
KUTAWALUYA, RAKA - SMK Ristek yang telah mengantongi akreditasi A pada jurusan mesin dan akan mempertahankan predikat tersebut dalam penilaian 31 Agustus 2009 mendatang. Sekolah ini pun mengajukan akreditasi A pada otomotif dan audio video yang sebelumnya terakreditasi B tahun 2005 lalu.
 
Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi didampingi Wakasek Kurikulum Jajang menjelaskan kepada RAKA, Rabu (26/8) siang, penilaian akreditasi ini merupakan kebijakan pemerintah untuk mengetahui dan melihat potensi yang dimiliki sekolah. Dengan adanya predikat ini, sekolah kejuruan tersebut bisa meningkatkan kualitas sekolah mulai dari sarana prasarana, kualitas pendidikan dan lainnya.
 
Untuk mempertahankan predikat yang sudah diraih, kata Darsono, sekolah sudah mempersiapkan berbagai pembenahan manajemen dan fasilitas yang dimiliki. Penilaian yang akan dilakukan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Provinsi Jawa Barat itu diharap jadi tolak ukur keberhasilan Ristek selama ini. Sejak berdiri SMK Ristek memiliki tiga jurusan, diantaranya mesin, otomotif dan audio video. Penilaian akreditasi akan dilaksanakan 31 Agustus hingga 2 September 2009.
 
Ada 8 komponen yang akan dinilai sesuai standar nasional untuk akreditasi, diantaranya komponen standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Saat penilaian SMK akan dihadapkan sebanyak 185 soal yang harus dijawab setiap jurusan, pertanyaan itu diantaranya tentang administrasi dan manajemen kepala sekolah.
 
Kata Darsono, SMK Ristek berusaha memenuhi kriteria sesuai soal-soal yang akan disodorkan, kalau semuanya terpenuhi berarti nilainya sudah ditangan, kecuali soal-soal yang tidak bisa terjawab, karena jawaban soal harus kongkrit dan ada bukti, misal tentang juara yang pernah diraih sekolah harus dibuktikan piala atau setifikatnya. Selain itu, guru bidang studi harus bisa memperlihatkan ijazah kejuruan masing-masing yang disesuaikan dengan jurusan di sekolah dan banyak lagi, itu semua ditanyakan secara detil.
 
Pada pelaksanaan nanti, soal dari Badan Akreditasi Nasional akan dijawab oleh kepala program jurusan masing-masing, untuk jurusan mesin Agus Ibrahim S.Pd, pada jurusan otomotif soal akan dijawab Harun Samsudin S.Pd, dan jurusan teknik audio video oleh Ade Roskaryo ST. "Masih ada waktu, kita berusaha memenuhi kriteria yang kurang dan kita konsekuen mempertahankan akreditasi A," ucap Darsono.
 
Perkembangan SMK tergantung pengelolaanya, lanjut Darsono, selama ini Ristek selalu mengedepankan kualitas didik, karena yang menilai adalah masyarakat, kebanyakan orang tua menginginkan sekolah yang mampu mendidik anaknya bisa bekerja dan mandiri. "Memang tidak mudah menangani siswa, jika sekolah menangani siswanya setengah-setengah, sekolah diangap tidak berhasil, memang kedisiplinan sekolah harus dipaksa, kalau tidak dipaksanakan tidak akan berjalan baik," ujarnya. (spn)

Sawah Mengering, Petani Pakisjaya Menjerit

 
PAKISJAYA, RAKA - Menormalkan saluran air ke daerah Pakisjaya adalah tugas besar, mengingat daerah itu selalu mengalami masalah klasik kekeringan. Ini harus dibereskan secara sinergis antara pemerintah dan masyarakat. Secepatnya, pada tahun 2010, rencana perbaikan saluran air ke Pakisjaya harus masuk draf APBD Kabupaten Karawang dan Provinsi Jawa Barat.
 
Demikian kata anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, H. Tono Bahtiar, kepada RAKA, kemarin. Untuk mengatasi hal itu, maka harus dibuat solusi yang terbaik, misalnya harus ada bendungan atau situ yang mampu menampung air ketika hujan sekaligus mengatasi banjir dan dimanfaatkan ketika musim kemarau untuk mengatasi kekeringan pertanian. Bapeda harus mampu mengimpelemantasikan pada anggaran 2010, kalau ini tidak dipecahkan oleh Pemda Karawang, bencana klasik ini akan terus terjadi.
 
Hal ini diungkapkannya menyusul aksi perwakilan masyarakat Pakisjaya ke DPRD Karawang beberapa hari lalu yang mempertanyakan soal kekeringan yang melanda daerahnya. Mereka datang ke gedung DPRD untuk mengadukan nasibnya ke wakil rakyat. Usai kedatangan 15 orang perwakilan petani Pakisjaya ini, lintas fraksi yang mewakili Dapil (Daerah pemilihan) IV sebanyak 8 anggota yang meliputi Kecamatan Cilebar, Pedes, Cibuaya, Tirtajaya, Pakisjaya dan Batujaya melakukan rapat khusus yaitu menanggapi permasalahan kekeringan sawah di Pakisjaya yang memang sangat urgen.
 
"Berbagai macam solusi akan kami tempuh, 8 orang wakil rakyat ini akan mengundang Bina Marga Pengairan, PJT II, Dinas Pertanian dan pihak kecamatan setempat. Kita akan melakukan langkah-langkah kongkrit, jangan sampai pembagian air untuk daerah hilir tidak merata, di satu daerah melimpah sedangkan yang lainnya kekeringan, ini akan kita atasi bersama," ucapnya.
 
Diakuinya, daerah utara Karawang rawan bencana, misalnya air rob yang datang tiba-tiba dan menghanyutkan ikan-ikan tambak, air asin laut pun jadi masalah bagi petani, termasuk kekeringan air untuk perssawahan. Kata Tono, dalam perjalanan masa bakti DPRD lima tahun lalu masih belum sampai menangani infrastruktur pertanian secara total, tapi seiring waktu hal ini akan terus menjadi sorotan wakil rakyat untuk mendorong Pemda Karawang dan Provinsi Jawa Barat supaya menangani kegelisahan petani Pakisjaya selama ini. (spn)
 

Warga Tirtajaya Tewas di Arab

Wednesday, August 26, 2009

TIRTAJAYA, RAKA - H. Sakim Bin H. Soleh (57) warga RT 06/02, Dusun Gempol Jaya, Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya meninggal di Arab Saudi. Hingga kemarin, belum diketahui penyebab kematiannya dan pihak keluarga hanya mendapat kabar duka cita ini langsung dari majikannya melalui KJRI (Konsultan Jendral Republik Indonesia) di Jeddah pada tanggal Sabtu (1/8) sore. Hingga sekarang, mayatnya sedang diupayakan agar bisa dipulangkan ke Indonesia.
Diketahui, almarhum sudah bekerja selama dua bulan sebagai sopir di tanah Arab, ia berangkat melalui PT. Johara Perdana Satu di Jatinegara Timur, No 84 Jakarta Timur, ia meninggalkan istri bernama Carno (50) dan 5 anak. Pihak keluarga pun masih mempertanyakan penyebab kematian H. Sakim.
Kepala Desa Gempol Karya, Acep membenarkan ada warganya yang meninggal di Arab Saudi sebagai TKI, sepengetahuannya sebelum berangkat H. Sakim Bin H Soleh sempat datang ke kantor desa untuk mengurus KTP, almarhum pernah mengatakan akan pergi ke Arab Saudi sebagai sebagai tenaga sopir. "Awalnya saya pun heran, kenapa H. Sakim yang sudah berusia 57 tahun masih bisa sebagai TKW," ucapnya.
 
Kades Acep sempat mempertanyakan, apakah umur tidak menjadi syarat mutlak sebagai TKI, karena seharusnya pihak PJTKI harus lebih jeli dalam menerima TKI, apalagi yang sudah berusia lanjut. Kata Acep, banyak TKI yang memanipulasi data pribadi, biasanya hal ini dilakukan kedua pihak, tenaga kerja itu sendiri dan PT yang memberangkatkan.
Lebih lanjut Acep mengatakan, persyaratan menjadi TKI harus memiliki akte kelahiran, KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan ijin keluarga, karena syarat ini untuk membuat pasport. Namun terkadang PT yang tidak memiliki perwakilan di Arab Saudi bisa memberangkatkan tenaga kerja ini tanpa peduli jika terjadi persoalan yang menimpa TKI.
 
Beberapa kerabat almarhum menceritakan, beberapa bulan sebelum berangkat H. Sakim pernah dirawat di Rumah Sakit Karawang, karena mengidap gejala struk, memang baginya bekerja jadi TKI bukan baru pertama kali tetapi sudah 3 kali pulang-pergi ke Arab. (spn)

SMKN Terus Mengejar Teknologi

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Mengejar teknologi untuk pengembangan sekolah seperti mengejar bayang-bayang sendiri, artinya teknologi terus berkembang dan berubah dengan cepat. Untuk itu tiap sekolah memiliki persentasi yang berbeda sesuai kemampuan finansial untuk mengembangkan fasilitasnya.
 
Demikian kata Kepsek SMKN 1 Karawang, juga PLH SMKN 1 Rengasdengklok, Drs. H. Endang Supriatna M.Pd, kepada RAKA, Selasa (25/8) siang di SMKN 1 Rengasdengklok. Beda dengan industri, mereka punya tengat waktu 1-3 tahun untuk mengganti perangkat teknik. Kalau sekolah, selalu saja ketinggalan ketika memiliki teknologi baru. "Sekolah hanya mampu mengikuti perkembangan teknologi di belakangnya," ucapnya.
 
Hal itu diungkapkannya saat mensikapi perkembangan SMK di Kabupaten Karawang yang terus bersaing kompetitif. Semisal SMKN 1 Rengasdengklok, SMKN aliansi dari SMKN 1 Karawang ini masih terus membangun gedung, diperkirakan semua gedung akan rampung tahun 2010 mendatang. SMKN yang berdiri di atas lahan seluas 2,9 Ha ini dianggap masih banyak kekurangan, ruang belajar yang kurang dan fasilitas teknik yang jauh dari sempurna. Namun begitu, KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berjalan dengan baik tanpa kendala.
 
Kata Endang, keberadaan SMKN 1 Rengasdengklok ini mampu memacu minat sekolah bagi lulusan-lulusan SMP/MTs pesisir, terlebih berdirinya SMKN ini atas permintaan masyarakat, mengingat di wilayah Rengasdengklok tidak ada SMKN. Meski demikian, tumbuhnya SMK di wilayah Utara Karawang tidak menyusutkan jumlah siswa, malah tiap SMK menerima jumlah siswa yang membludak. Ini menandakan program belajar di Kabupaten Karawang berjalan baik.
 
Sementara itu, SMKN 1 Rengasdengklok ini mengikuti SMKN 1 Karawang untuk menjadi RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Akhir Agustus ini pengajar dan kepala sekolahnya akan mulai melakukan pelatihan. Pada tahun ajaran 2006-2007 lalu, SMKN 1 Rengasdengklok sudah meluluskan 1 angkatan, saat itu SMKN Dengklok ini masih menginduk belajar di SMKN 1 Karawang. Jumlah siswa total SMKN 1 Rengasdengklok sebanyak 582 kelas.
 
Sementara itu, Wakasek Dedi dan Kaur TU (Tata Usaha) SMKN 1 Rengasdengklok, Taufik Ramhan menjelaskan, sekolah ini memiliki 4 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 3 orang CPNS, sukwannya sebanyak 35 orang dan sukwan TU sebanyak sukwan 5 orang. Menanggapi kepala sekolah definitif, pihak SMKN 1 Rengasdengklok menyerahkan mekanismenya pada Disdikpora (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga) Kabupaten Karawang, karena selama ini SMKN 1 Rengasdengklok masih dipimpin PLH. (spn)

Tanah Citarum Diekploitasi Warga

Tuesday, August 25, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Tanah bantaran Sungai Citarum di Dusun Sasak, Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok dijadikan lahan ekploitasi dan dijual seharga Rp 140 ribu/truk, sedangkan pihak PJT II Rengasdengklok tutup mata. Padahal galian tanah tersebut pernah ditutup mengingat rawan jebol jika sungai meluap.
 
Penjualan tanah ini dikoordinir salah satu warga setempat, dia mempekerjakan warga sebagai kuli angkut dengan upah yang cukup lumayan. Biasanya truk muali hilir judik sekitar pukul 06.30 WIB hingga 09.00 WIB, sedikitnya 10 truk yang mengangkut tanah bantaran Sungai Citarum itu.
 
Kepala Desa Amansari, Hanafi mengaku telah memerintahkan kepala dusun dan RT setempat untuk memberi teguran supaya penggalian tanah itu ditutup, tapi teguran itu tidak ditanggapi, malah galian semakin meluas. Selain itu, kondisi jalan lingkungan di Dusun Jatipeureuh rusak parah, jalan amblas hingga 60 cm. Hingga kini, aparat desa setempat mengabaikan hal itu, karena tegurannya dianggap tidak mempan.
 
Pada saat sungai meluap, Februari 2009 lalu, tanggul citarum yang sering dilintasi truk-truk tanah hampir jebol, kondisinya sudah retak-retak, jika tidak diantisipasi dengan karung tanah, dipastikan Dusun Sasak ini akan jadi titik jebol Sungai Citarum. Dengan demikian, beberapa warga Jatipeureuh mengecam keras terhadap penggalian tersebut, karena dianggap membahayakan.
 
Galian ini sudah lama dilakukan sejak beberapa tahun lalu, ini dianggap sebagai pekerjaan bagi warga. Sedangkan di daerah lain, bantaran Sungai Citarum ini biasanya digunakan sebagai lahan palawija dengan sumber air langsung dari Citarum, tapi di Dusun Sasak ini, tak ada sebidang tanah pun yang digunakan untuk palawija, semua tanah dicangkul dan menyisakan lubang-lubang tanah besar, mirip seperti danah dipinggiran Sungai Citarum. Hingga berita ini ditunkan, ekploitasi tanah terus berjalan. (*)

Warga Dengklok Minta Hidran Air

Monday, August 24, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Masyarakat Rengasdengklok meminta kepada Pemda Karawang supaya membuat hidran air di tengah pemukiman padat penduduk, terutama di dalam pasar. Hal itu dianggap penting untuk mencegah jika terjadi kebakaran. Selama ini, kendala yang selalu dihadapi PMK (Pemadam kebakaran) adalah air yang sulit dijangkau.
 
Padatnya pemukiman pun menjadi penyebab kebakaran meluas, karena kebakaran tidak bisa dipadamkan oleh puluhan ember air yang diambil warga dari sumur-sumur setempat dan sumur pun terhitung jarang. Keinginan masyarakat ini melihat dari beberapa kejadian kebakaran, sulitnya PMK masuk pemukiman menjadi alasan kuat warga meminta dibuatkan hidran air.
 
Seperti diungkapkan, Kepala Desa Rengasdengklok Selatan Wawan Hernawan kepada RAKA kemarin, di desanya ada beberapa dusun yang harusnya sudah memiliki hidran air untuk PMK, supaya bisa mengantisipasi kebakaran, karena pemukiman di beberapa dusun ada yang sangat padat dan tentunya akan menyulitkan PMK masuk. "Kalau di dalam pemukiman cuma ada jalan setapak, sulit dilalui roda empat," ujarnya.
 
Dia menceritakan, kebakan yang merenggut pasangan suami-istri di Desa Rengasdengklok Utara akibat PMK kekurangan air, bahkan armada PMK sulit masuk. Sehingga dua rumah hangus termasuk dua penghuni di salah satu rumah tersebut. "Hindran ini sangat kita perlukan yang dipasang di tengah pemukiman padat penduduk, sehingga apabila ada kebakaran bisa segera diantisipai warga setempat sebelum PMK tiba ke lokasi," jelasnya.
 
Diketahui, kepadatan rumah penduduk selalu jadi hambatan bagi PMK, armada pemadam ini kadang tampak kesulitan menjangkau kobaran api. Meski Rengasdengklok dekat dengan saluran air irigasi, tetap saja akan membuang waktu ketika sedang melakukan isi ulang air, apalagi lokasi yang strategis mengisi air bagi armada PMK ini di Jalan Kemiri yang lokasi cukup jauh dari pasar Rengasdengklok. (spn)

Warga Manfaatkan Tanah Sungai

Saturday, August 22, 2009

Sejumlah warga memanfaatkan tanah yang berhasil dikeruk di sepanjang sungai untuk mengarug rumah mereka. Selain pakai becak, tanah yang sengaja ditumpuk di pinggiran sungai ini diangkut dengan roda dan dipikul. Pengerukan dengan menggunakan alat beko ini dilakukan di hampir semua saluran air untuk mengurangi sedimentasi (endapan lumpur sungai). Foto, Jumat (21/8) siang.

Sopir Ngantuk, Truk Seruduk Warung

Mobil box yang telah dievakuasi setelah terjerumus ke parit.
 
KARAWANG NEWS - Mobil box terjerumus ke parit setelah menabrak warung kopi di Jalan Pacing, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Jumat (21/9) pukul 13.00 WIB. Akibatnya, warung hancur dan isi muatan mobil tersebut berhamburan. Pada kejadian itu, sopir Anas (28) luka-luka dan dibawa ke RSUD Karawang, sedangkan pemilik warung hanya 'shock' karena tidak menduga warungnya yang berada di pinggir jalan itu ditubruk mobil nyasar.
 
Mobil box nopol B 9573 YT ini melaju dari arah Batujaya menuju Rengasdengklok dengan kecepatan tinggi. Kondisi jalan yang rusak dan licin membuat sopir sulit mengendalikan kendaraannya itu, sebelum menabrak warung sopir sempat membanting stir ke arah jalan kosong, tapi karena beban kendaraan terlalu berat akhirnya sopir sulit menguasai kendaraannya dan akhirnya oleng ke arah saluran air sekunder, tapi sebelumnya truk itu menumbruk warung setempat hingga hancur berantakan.
 
Melihat hal itu, warga langsung berusaha menolong, terutama sopir truk yang kesakitan, tapi tidak sedikit dari anak-anak setempat yang mengambil makanan yang berceceran dari dalam mobil tersebut. Namun hal itu langsung diantisipasi aparat desa, untuk kemudian isi muatan truk ini diamankan ke Polsek Rengasdengklok dengan kendaraan lain.
 
Saksi mata mengatakan, sopir truk terlihat ngantuk sebelum terperosok ke saluran air. Sementara itu, pemilik warung Julianti (31) warga RT 07/03, Dusun Pacing Utara, Desa Dewisari menceritakan, ketika dia melihat truk melaju kencang ke arahnya, ibu dua anak ini langsung terperanjat dan sempat menghindar, tapi dia tidak mengalami luka sedikit pun. Dia hanya kerugian 40 liter bensin dalam botol-botol yang pecah tertabrak dan sebagian atap warungnya yang hancur. Selain itu, tiang telkom pun tak luput dihantam mobil nyasar ini hingga tumbang. (*)

Jelang Puasa, Harga Sembako Merangkak NaiK

 
KARAWANG NEWS - Memasuki bulan suci Ramadhan beberapa bahan pokok di pasar tradisional di Rengasdengklok mulai merangkak naik, diantaranya bahan pokok seperti telur, minyak goreng, gula, terigu, beras dan sayuran. Telur yang semula Rp 11 ribu menjadi Rp 13 ribu, gula pasir Rp 8.500 pekilonya, sebelumnya Rp 7800 sampai Rp 8000. Terigu dari Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu.
 
Harga sayur-sayuran bawang merah naik cukup tinggi dari Rp 10 ribu menjadi Rp 16 ribu. Daging sapi dari Rp 56 ribu menjadi Rp 60 ribu. Daging ayam Rp 26 ribu sebelumnya hanya Rp 22 ribu. Seorang pedagang, Mahmud mengatakan, kenaikan harga-harga ini sudah biasa menjelang puasa dan lebaran, malah dia memprediksi kenaikan akan semakin tajam saat puasa dan lebaran. "Untuk harga gula, memang naik karena permintaan pasti banyak orang butuh makanan yang manis-manis saat puasa sehingga permintaan pasti tinggi," katanya.
 
Kenaikan harga sembako disikapi beragam oleh masyarakat. Seperti Ulfa warga Batujaya menyatakan tidak heran dengan kenaikan harga ini. Dia berharap pemerintah melakukan bazar di kecamatan dengan harga subsidi untuk sembako. Hal senada diungkapkan Wati, harga boleh naik namun harus disesuaikan, bukan karena ada kesempatan saat puasa dan lebaran saja, selain itu stok harus ada. (*)

Pengerukan Sedimentasi Sungai

Friday, August 21, 2009

Pengerukan dilakukan di semua saluran air daerah utara Karawang, gundukan tanah lumpur hasil keruk yang mengering terlihat hampir di sepanjang jalan. Diketahui, pengerukan ini untuk mengatasi sedimentasi (endapan lumpur sungai) untuk memperlancar air ke persawahan yang kini sedang tanam. Foto, pengerukan di Batujaya, Kamis (20/8) siang.

Motor Disita, Kolektor Diadukan Warga ke Polisi

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Tak sedikit kolektor motor merampas kendaraan bermasalah di tengah jalan, selain membuat geram warga, perilaku seperti itu sebenarnya tidak dianjurkan oleh pihak finance. Memang kenyataannya pemilik kendaraan itu tidak melengkapi administrasi, tapi cara kolektor itu dianggap warga seperti perampok di siang bolong.
 
Seperti diungkapkan warga Desa Kalidungjaya, Kecamatan Cibuaya, Snin (45), putranya terpaksa harus pulang ngojek, karena motor yang dibawanya untuk belanja dihadang kolektor FIF. Diakui Snin, motor tersebut memang gadean dan baru diketahui bermasalah ketika pemiliknya bercerita memang tidak salah kolektor mengambil motornya, karena dia menunggak. "Apa pun alasannya, harusnya kolektor itu mengambil motornya langsung dari pemilik pertama, jangan merebut begitu saja di tengah jalan," ujarnya kepada RAKA, Kamis (20/8) siang.
 
Hal senada dikatakan Janam (43), motor gadeannya diambil paksa ketika dibawa anaknya sekolah. Awalnya Janam mengira anaknya dirampok, tapi setelah anaknya menunjukan surat pencabutan motornya, barulah dia percaya dan langsung menelusuri ke kantor finance tempat motor itu dikeluarkan. Disana, dia melihat motor itu ada dan kemudian pulang untuk meminta uang gadeannya dikembalikan dari pemilik motor tersebut. "Yang tidak saya suka itu caranya merampas motor ketika sedang di pakai, bahkan ada tukang dagang yang keranjangnya diturunkan," paparnya.
 
Akibat sering terjadi hal seperti itu, eksekutor motor ini dieksekusi lagi oleh warga, beberapa kolektor dilaporkan ke Polsek Rengasdengklok, Rabu (19/8) siang. Kejadian itu berawal saat seorang ojeg warga RT 02/01, Dusun Krajan, Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Irom Bin Inang (38) motornya dirampas kolektor dari WOM Finance di depan gudang Dolog Cikangkung, Rengasdengklok. Diakui Irom, motor HONDA Supra Fit Jumbo yang dipakainya adalah motor gadaian.
 
Hal sama dialami Burhan Bin Empe warga Dusun Pengkolan, RT 01/02, Desa Kertamulya, Kecamatan Pedes, motornya disita ditempat yang sama seperti yang dialami Irom, ia pun mengeluhkan cara kolektor tersebut yang memaksa mengambil kendaraan yang dia pakai untuk keperluan penting. Kata Burhan, selain kendaraan yang disita mereka juga melakukan kekerasan untuk memaksanya melepas motor tersebut.
 
Setelah warga melaporkan ketidak senangannya terhadap kolektor itu, maka anggota polisi Rengasdengklok menjemput pekerja finance itu di lokasi mereka menghentikan motor-motor bermasalah di Cikangkung, Rengasdengklok dan menggiringnya ke Polsek setempat, beberapa lama kemudian kolektor itu dibawa ke Polres Karawang untuk diamankan, mengingat masa di halaman Polsek Rengasdengklok semakin bertambah setelah mendengar ada sang eksekutor motor dibekuk polisi.
 
Sementara itu, pengakuan seorang Karyawan WOM Finance, Hasan (37), kalau pihaknya berharap para kolektor itu mengarahkan pengguna motor-motor bermasalah ke kantornya, tujuannya agar kendaraan tersebut dapat diproses. "Banyak masyarakat yang menggadai motor bermasalah pun tidak teliti terlebih dulu. Harusnya diketahui, apakah kendaraan tersebut punya hutang kreditnya atau sudah lunas. Saya harap, masyarakat jangan menggadai atau membeli kendaraan yang tidak surat-suratnya tidak komplit," jelasnya. (spn)

SK Buser Gelar Sunatan Masal

Thursday, August 20, 2009

Tim medis Puskesmas Batujaya saat menyunat anak di aula kecamatan setempat.
 
BATUJAYA, RAKA - Sebanyak 44 anak mengikuti sunatan masal yang diadakan oleh surat kabar mingguan Buser (Buru Sergap) biro Kabupaten Karawang, Rabu (19/8) pagi, aksi sosial dalam bentuk sunatan masal tersebut bagian dari peringatan HUT RI ke-46. Acara sunatan masal diawali dengan kirab peserta sunatan masal mengelilingi kampung-kampung di Batujaya dengan menggunakan mobil karavan.
 
Acara tersebut dilanjutkan dengan acara tausyah pada malam harinya di lapangan sepak bola Batujaya yang disampaikan oleh mubalig cilik, Abdul Jabar dari Ponpes Nurul Huda, Desa Teluk Bango, Kecamatan Batujaya. Dijelaskan penyelenggara acara ini, Ahmad Yusuf sebagai Kepala Biro SK Buser Karawang kepada RAKA usai acara, acara ini mengacu pada surat Al Jaljalah ayat 7, 'Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebaerat zahra pun maka Dia (Allah) akan melihat'. Kemudian pada surat Al Mudasir ayat 6, 'Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak'.
 
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini yang paling mendasar adalah meningkatkan rasa persaudaraan di kalangan intansi juga meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat. Bahkan, rencana awal pihaknya akan menggelar nikah masal, tapi hal itu diurungkan mengingat pesertanya cuma ada tiga pasang. Sementara itu, sunatan masal ini didukung Puskesmas dan kecamatan setempat, juga POB (Perkumpulan Orang Betawi), P3 (Paguyuban Pedagang Pasar) dan para wartawan yang ada di biro Karawang.
 
Saat sunatan berlangsung, Kepala UPTD Puskesmas Batujaya, Dedi F. Rahmat menyambut dengan baik kegiatan yang diprakarsasi SK Buser, terlebih acara ini untuk menolong warga miskin, meski bantuannya sedikit, tapi dirasa sangat bermanfaat. Kata Dedi, pihaknya pun punya program pengembangan pengabdian masyarakat, diantaranya sunatan, donor darah dan pengobatan gratis.
 
Namun begitu, sebelum anak-anak disunat, satu persatu dicek kesehatannya, untuk memastikan tidak ada efek buruk setelah disunat. "Mudah-mudahan kerjasama ini berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Banyak program kami yang dikedepankan, memang pemerintah saat ini gembar-gembor untuk hidup sehat dan pelayanan bagi masyarakat. Dan dengan senang hati kegiatan seperti ini sangat kita sambut," ucapnya.
 
Dalam sunatan masal tersebut peserta mendapatkan uang saku, serta seperangkat peralatan sunatan seperti baju sebagai tanda 'kadeudeuh'. Seperti diungkapkan Amin Dimyati (60), Krajan Batujaya, RT 03/01, Desa Batujaya, putra keempatnya Dede Aditia (8), kelas 3 SDN Baturaden I baru disunat tahun ini, Amin sangat menyambut baik inisiatif yang dilaksanakan SK Buser dan dukungan camat yang telah memberikan fasilitas. "Semoga tindakan ini bisa dilanjutkan oleh dermawan agar peduli pada masyarakat kurang mampu, karena kegiatan ini sangat bermanfaat disaat ekonomi masyarakat sedang sulit," ujarnya. (spn)

FTHSNI Karawang Berusaha Terobos Istana Negara

Wednesday, August 19, 2009

 
KARAWANG NEWS - Gagal melakukan audensi di Istana Negara, sekira 800 anggota Forum Tenaga Honor Sekolah Negeri Seluruh Indonesia (FTHSNI) datangi Kantor Menpan Jakarta, Selasa (18/8) pagi. Kedatangan mereka bermaksud melanjutkan langkah audensi untuk merevisi kebijakan penerimaan calon pegawai negeri sipil secara umum selain menindaklanjuti hasil pertemuan FTHSNI dengan Menpan pada 6 Juli 2009 lalu.
Diperoleh keterangan, ratusan anggota FTHSNI bergerak menuju kantor Menpan sekira pukul 09.00 WIB mengggunakan sebanyak 20 bus secara beriring-iringan dengan membawa spanduk dan poster yang bertuliskan tuntutan mereka. Sesampainya di Kantor Menpan, kemudian sebanyak 20 orang anggota perwakilan FTHSNI diterima pihak Menpan untuk melakukan audensi. Sementara, anggota lainnya yang menunggu di muka Kantor Menpan memberikan dukungan dengan menggelar orasi dan baca puisi.
 
Dalam orasinya, ratusan anggota FTHSNI meminta pemerintah untuk merevisi prosedur penerimaan CPNS umum selain mendesak segera mengesahkan PP 43 terkait penerimaan CPNS secara otomatis berdasarkan masa kerja. "Audensi urung dilaksanakan di istana karena ada acara kenegaraan, selanjutnya kami langsung bergerak menuju Menpan," kata satu anggota FTHSNI, sekaligus Sekertaris FTHSNI, Kecamatan Pedes, Karawang, Nunu Nugraha, kepada KARAWANG NEWS melalui telepon selulernya, Selasa (18/8) di sela-sela acara audensi.
 
Disebutkan Nunu, anggota yang hadir dalam melakukan audensi tersebut antara lain datang dari perwakilan FTHSNI Kabupaten Karawang, Banten, Magelang, Karanganyar, Tegal, Salatiga, Mojokerto, Purworejo, Cilacap, Surabaya, Banjarnegara, Purbalingga, Banyuwangi, Klaten, Grobogan, Semarang , Purwakarta, Bandung, dan Medan. "Sampai sekarang kita masih menunggu d luar, sementara perwakilan sedang melakukan audiensi dengan pihak Menpan, hasilnya belum diketahui," tambah Nunu.
 
Sampai berita ini dibuat, dari keterangan Nunu, ratusan anggota FTHSNI tetap meminta apa yang diusulkannya bisa direalisasikan. Mereka berencana menduduki Kantor Penman sampai apa yang mereka inginkan dapat dipenuhi pihak terkait. Sebelumnya, Senin (18/9) ratusan anggota FTHSNI yang terdiri dari guru sukwan dan TU (tata usaha) merencanakan audensi di Istana Merdeka, Jakarta.
 
 
Audensi dilakukan untuk meminta orang nomor 1 se-Indonesia mengesahkan pengangkatan CPNS secara otomatis selain menolak rancangan pengangkatan CPNS umum. Mereka dilaporkan bergerak menuju Jakarta pada Senin malam sekira pukul 22.00 WIB. "Rencananya kita jadwalkan audensi di Istana Negara, tapi karena kami tak bisa melakukan audensi di istana maka rencana dirubah sesuai kesepkatan bersama yakni di Kantor Menpan," kata Nunu. (*)

LSM Kompak Gelar Sunatan Massal


RENGASDENGKLOK, RAKA – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komando Penegak Keadilan (Kompak) gelar sunatan bagi puluhan anak kurang mampu, Selasa (18/8) pagi di Sekretariat LSM Kompak Wilayah II, Jalan Simpang 3, Kw 15, Desa Rengasdengklok Utara. Kegiatan sosial ini sebagai peringatan HUT RI ke-64 sekaligus menyambut Bulan Ramadhan. Acara ini pun didukung Karang Taruna 'Pandawa Bersatu'.
 
Koordinator Wilayah II LSM Kompak, Ahmad Mukron mengajak semua masyarakat untuk tetap manjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan mewujudkan masyarakat Karawang yang kritis, dinamis dan agamis dalam melakukan pembangunan nasional. "Puluhan anak dari berbagai daerah difasilitasi oleh LSM Kompak untuk disunat, ini merupakan wujud kepedulian sosial kami di HUT RI yang kita rayakan sekarang ini," ujarnya.
 
Lebih lanjut Mukron menyatakan, rakyat belum sepenuhnya merdeka, saat ini rakyat melawan penghianat-penghianat bangsa sendiri, diantaranya para koruptor. Selain merugikan negara, mereka hanya jadi benalu bagi kemajuan bangsa, karena mereka hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Untuk itu, sesuai dengan namanya, LSM Kompak akan menegakan keadilan tanpa pandang bulu, siapapun orangnya yang melakukan penghianatan terhadap negara ini, maka sudah jadi keharusan bagi Kompak untuk menghapusnya.
 
Acara ini dihadiri seluruh anggota LSM Kompak dari berbagai kordinator kecamatan di Kabupaten Karawang, termasuk tokoh pemuda dan ulama di lingkungan setempat. Hadir juga Dewan Kordinator Pusat (DKP) LSM Kompak, Sukur Mulyono dan Camat Rengasdengklok, R Supandi juga aparatur pemerintahan setempat. Pada kegiatan ini juga dihadirkan penceramah untuk menyampaikan tausyah Islami. (spn)

Indosat 'august go to school festival'

Tuesday, August 18, 2009


RENGASDENGKLOK, RAKA - Indosat gelar 'august go to school festival' di SMAN 1 Rengasdengklok dan SMAN 4 Karawang, Sabtu (15/8) siang. Dua sekolah tersebut diuji kreativitasnya mendekorasi sekolah dengan tema 17-an dan Indosat. Bagi sekolah yang memperoleh nilai terbaik akan mendapat hadiah khusus.
 
Selain kedua sekolah itu, SMAN 2 Bekasi pun dipilih Indosat mengikuti kreatifitas program 'august go to school festival'. Dijelaskan Prokom (Promosi dan Komunikasi) Indosat Cabang Bekasi Sali mengatakan, program ini merupakan wujud nyata Indosat untuk terus melayani dan memberi manfaat, khususnya di Rengasdengklok. Indosat Cabang Bekasi menghadirkan berbagai kepedulian di bidang pendidikan dan lingkungan.
 
Pada HUT (Hari Ulang Tahun) kemerdekaan RI ke-46 sekaligus menyambut datangnya Bulan Ramadhan, Indosat menyelenggarakan 'august go to festival', yaitu program unjuk kreativitas bagi para siswa SMA, diantaranya komunitas sekolah Indosat. Indosat Cabang Bekasi memilih tiga peserta pada event ini, yaitu SMAN 1 Rengasdengklok, SMAN 4 Karawang dan SMAN 2 Bekasi.
 
Hadiah bagi sekolah pemenang boleh mengundang artis pilihan sekolah tersebut dalam buka puasa bersama yang juga sebagai hadiah Indosat di Bulan Ramadhan, juga dilengkapi penceramah ustad yang diinginkan siswa untuk hadir ke sekolahnya. Kata Sali, pihaknya baru tahun ini melaksanakan agustusan di sekolah, tahun sebelumnya selalu melaksanakan pesta rakyat di tengah masyarakat. "Tapi, meski kita gelar agustusan di sekolah, kita tetap melaksanakan rutinitas pesta rakyat juga tiap tahun," ujarnya.
 
Sementara itu, Ketua OSIS Hendi Suhendi didampingi Koordinator Kesehatan OSIS Zumrotus Sholihah Winda Eka Putri SMAN 1 Rengasdengklok memaparkan, momen yang diadakan Indosat di sekolahnya sangat disambut baik rekan siswanya, dengan acara ini siswa bisa memknai lebih dalam arti kemerdekaan. Lomba yang jadi penilaian Indosat diantaranya hias kelas, baca teks proklamasi, balap bakiak, 'make up' menyerupai wajah para pahlawan, musik live, panjat pinang, joget balon, tarik tambang, balap karung dan lomba makan kerupuk. (spn)
 

Keputusan KPU Lambat

KPU sekarang kurang profesional, kurang cepat tanggap, peraturan pemilu 2008 harusnya bisa ditindak lanjuti untuk menyelesaikan persoalan jumlah kursi DPR yang kini dianggap gamang. Demikian kata H. Deni Nuryadi, kemarin.
 
"Berdasar analisa saya, keputusan KPU lambat, terlebih tugas pokok dan fungsi KPUD provinsi dan kabupaten mengikuti KPU pusat. Saya harap, keputusan MK ditindak lanjuti, jangan sampai penegakan hukum lambat, sekarang keputusannya sudah ada, diantaranya keputusan MK (Mahkaman Konstitusi), tapi KPU belum menindak lanjuti, sedangkan KPUD masih menunggu," ujarnya.
 
Kendati begitu, Deni berharap bagi rakan anggota legislatif terpilih tahun 2009-2014, mudah-mudahan kinerjanya lebih baik dan profesioanal dari anggota DPRD sebelumnya, tapi bukan berarti kinerja yang lama buruk, melainkan anggota legislatif sekarang mampu menutupi kekurangan sebelumnya, yaitu berdasarkan susunan dan kedudukan (susduk) DPRD Karawang.
 
Dosen Fakultas Hukum Unsika Karawang juga Ketua Komite SMKN 1 Rengasdengklok menyatakan, pengabdiannya tidak terbatas ketika jadi dewan, juga dengan pendidikan seperti di dunia kampusnya. Kata dia, dimanapun berada, siapa saja harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat. "Tidak hanya jabatan, tapi harus punya ide dan konsep kemasyarakatan," paparnya. (*)

Warga Kertasari Ubah Eceng Gondok Jadi Bio Gas

Saturday, August 15, 2009



KARAWANG NEWS - Masyarakat Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok telah memanfaatkan eceng gondok sebagai bio gas sebagai bahan bakar memasak. Teori dan praktek membuat bio gas dari tumbuhan air ini diperkenalkan PT. PLN sebagai program pembinaan lingkungan untuk mengatasi masalah ekonomi masyarakat


Alat yang digunakan untuk membuat bio gas ini sederhana, hanya butuh alat permentasi, yaitu dua buah drum 200 liter yang disambungkan dengan las secara horizontal untuk membentuk ruang permentasi. Kemudian pada kedua ujung drum yang telah disambung itu dipasang pipa sebagai lubang memasukan eceng gondok yang telah dicincang dan ditumbuk ditambah air. Di tengah drum itu dipasang kran tempat keluarnya gas dari dalam drum. Dan gas itu dihubungkan dengan bola plastik atau sejenisnya sebagai tempat penampungan sebelum disambung pada kompor masak.


Eceng gondok yang ditumbuk tersebut hanya memerlukan waktu 3 sampai 5 hari di dalam tabung permantasi sebelum akhirnya jadi gas, tapi jika eceng itu hanya dirajang saja, membutuhkan waktu 5 sampai 7 hari sebelum gasnya bisa dimanfaatkan. Diketahui, eceng gondok adalah tumbuhan yang terapung di permukaan air dan akan berkembang dengan baik ketika menjadi indikator, yaitu jika tempatnya di sungai atau genangan air. Keberadaan tumbuhan ini menandakan sungai atau air tersebut sudah terkena pencemaran limbah.


Memanfaatkan eceng gondok sebagai bio gas oleh warga Kertasari ini dianggap sangat tepat, mengingat desa ini dibelah saluran induk Rengasdengklok yang banyak tumbuh eceng gondoknya. Jadi, masyarakat setempat tidak akan pernah kehabisan eceng gondok, karena tumbuhan ini terus tumbuh. Selain itu, jika masyarakat benar-benar memanfaatkan eceng gondok untuk bio gas, berarti persoalan sampah eceng gondok yang menumpuk di sepanjang saluran sungai akan teratasi. (*

Detik-detik Proklamasi Didengungkan Kembali di Tugu Rengasdengklok

Gladiresik drama kolosal detik-detik Proklamasi oleh siswa SMAN 1 Rengadengklok.
 
 
KARAWANG NEWS - Pada 14-16 Agustus 2009 sekarang, Yayasan Sangga Buana Karawang gelar napak tilas Proklamasi di Tugu Proklamasi Rengasdengklok. Puncak acara ini adalah hadirnya Mayjen TNI KPA Drs. H. Herman Saren Sudiro dan menampilkan drama kolosal berceritakan detik-detik Proklamasi.
 
Dijelaskan Ketua Umum Yayasan Sangga Buana, Suherman kepada KARAWANG NEWS, Jumat (14/8) siang. Pada 16 Agustus besok, digelar lomba membacakan puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar, juga membacakan teks Proklamasi. Selain itu, siswa pramuka akan diikut sertakan mengikuti lomba PBB (Peraturan Baris Berbaris) dan akan mempertontonkan drama kolosal tentang perjuangn pemuda saat menculik Soekarno dari Jakarta ke Rengasdengklok.
 
"Drama kolosal itu merupakan bintang acara napak tilas ini. Jadi drama itu dikemas untuk mengenang kembali dtik-detik Proklamasi pada 16 Agustus 1945 lalu. Sehingga penonton bisa mengetahui peristiwa di Rengasdengklok pada hari itu, karena hari itu merupakan momen yang berpengaruh terhadap berdirinya kedaulatan Negara Republik Indonesia," jelasnya.
 
Besok, napak tilas akan diramaikan konvoi mobil willis dari Jakarta ke Rengasdengklok. Hari kemarin, gebyar napak tilas ini menggelar bazar yang diikuti masyarakat setempat. Hari ini, Sabtu (15/8) digelar parade band yang dimulai pukul 10.00 WIB hingga 23.00 WIB. Kemudian pada tanggal 16 besok menjelang detik-detik Proklamasi, acara akan dibuka pukul 13.30 WIB, diantaranya membaca Ayat Suci Al Qur'an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian sambutan Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar. Acara dilanjutkan dengan mendengarkan skapur sirih pelaku sejarah Mayjen TNI KPA Drs. H. Herman Saren Sudiro dan acara ditutup dengan drama kolosal.
 
Tidak hanya disitu, pada malam harinya pukul 00.00 WIB digelar renungan suci di pelataran tugu kebulatan tekad Proklamasi, sebagai inspektur upacaranya dari Kodim, yaitu Kapten Infantri Kusnen. Kata Suherman, dia sangat bangga melihat animo masyarakat Rengasdengklok yang antusias terhadap kegiatan napak tilas. "Meski sosialisasi sejarah di kabupaten ini kurang mengena, tapi masyarakat malah maju dan antusias mengikuti acara napak tilas dengan segala kekurangannya," ucapnya.
 
Dijelaskannya, Proklamasi merupakan buah nyata perjuangan bangsa yang tertanam hampir empat ratus tahun lalu, dipupuk oleh mayat-mayat patriot dan disiram dengan darah perjuangan serta dipagari oleh bambu runcing tajam. Kebulatan tekad Proklamasi yang dihadiri berbagai elemen yang dipelopori oleh pejuang dan pasukan PETA (Pembela Tanah Air), serta tokoh pendiri negara yang terdiri dari golongan tua dan muda dalam perjalanannya yang dilalui dengan perdebatan sengit.
 
Tanggal 16 Agustus 1945 lalu menjadi peristiwa penting kebulatan tekad Proklamasi, dimana kesepakatan yang ditulis langsung Ir. Soekarno di Rengasdengklok diliputi suasana tegang menanti detik-detik Proklamasi untuk kemudian diboyong dan diproklamirkan di Jakarta untuk direvisi dan diketik ulang kembali lalu dibacakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur, nomor 56.
 
Yayasan Sangga Buana salah satu dari ribuan perkumpulan yang di dalamnya terdiri dari generasi muda dan tua, selama ini bergerak di bidang pemerhati sejarah, lingkungan sosial dan kemanusiaan. Yayasan ini berkeinginan mengingatkan kepada pemerintah pusat maupun daerah dan masyarakat untuk dapat terus melahirkan cita-cita kemerdekaan bangsa Republik Indonesia yang subur makmur, gamah ripah lohjinawi. Yaitu dengan mengadakan kegiatan mengenang detik-detik sejarah Proklamasi 45. (*)

Indonesia Masih Merana

MASYARAKAT Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan berjumlah lebih dari 47 juta jiwa. Pendidikan semakin mahal, kesehatan kian tak terjangkau, penggusuran sudah dipandang sebagai hal yang wajar dengan dalih demi keindahan dan kekayaan alam diserahkan kepada asing. Kata pemerhati lingkungan, Kholid AL Kautsar, kemarin.
 
Lebih lanjut dia mengatakan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijual kepada swasta lokal atau asing. Kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi secara umum didominasi oleh kepentingan negara besar. Ini diakibatkan kepemimpinan yang lemah dan tidak amanah. Faktor kelemahan pertama seorang pemimpin adalah tidak mandiri. Ia bergantung pada negara besar, bahkan menjadi antek penjajah.
 
Keputusan yang diambil selalu melihat sikap negara besar. Selain ketergantungan pada negara lain, penguasa yang tidak tegas dan berani akan menjelma menjadi pemimpin yang lemah, tidak bisa mengatakan 'tidak'. Sejatinya, ketegasan ini ditunjukkan pada kebenaran. Salah, katakan salah dan Benar katakan benar, tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah SWT. Konskuensinya, penerapan hukum tidak boleh tebang pilih.
 
Lebih tragis lagi adalah pemimpin yang tidak memiliki visi yang jelas. Arah Indonesia didasarkan pada arahan asing. Sejak tahun 2005 penguasa mengadopsi Millenium Development Goals yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa. Visi yang diemban bukan visi negeri yang rakyatnya Muslim terbesar di dunia, melainkan visi negara besar. Mereka akan berada di depan, sementara para pengekor akan tetap di belakang.Kepemimpinan yang lemah adalah karena tidak adanya kesadaran ideologis dan politis.
 
Langkah-langkah yang dilakukan lebih bersifat pragmatis, pikirannya tertuju pada mempertahankan kekuasaan, memenangkan Pemilu, mengembangkan bisnis keluarga atau partainya, dll, atau aktivitas yang dilakukannya hanya sekadar untuk menyenangkan pihak asing. Jika hal ini terjadi, hakikatnya pemimpin tersebut merupakan budak yang tidak memiliki kemandirian. Apalagi jika dalam kepemimpinannya tidak menjadikan Islam sebagai landasan, tidak takut akan siksa Allah ketika melanggar syariah-Nya. Karena itu pemimpin seperti ini tidak dapat diharapkan membawa kebaikan dalam kepemimpinannya.
 
Belum lagi sistem yang diterapkannya adalah sistem warisan kolonial. Penjajah angkat kaki, namun aturannya tetap diterapkan termasuk sekulerisme. Konsekuensinya pada masa orde lama ummat Islam dipinggirkan. Pada masa orde baru ummat Islam dicurigai dan diwaspadai serta dicap dengan tuduhan subversi. Berikutnya pada masa orde reformasi ummat Islam distigmatisasi dengan tuduhan fundamentalis dan teroris.
 
"Padahal, mana ada aturan penjajah yang dibuat untuk memajukan rakyat jajahan. Selama sistem sekular warisan penjajah yang diterapkan, selama itu pula rakyat akan terjajah," tukas Kholid. (*)

KNM Koreksi Kekurangan dan Potensi Desa

Friday, August 14, 2009

 
KARAWANG NEWS - KNM (Kuliah Nyata Mahasiswa) Unsika (Universitas Singaperbangsa) Karawang merupakan tempat ekpresi mahasiswa untuk mampu mengapilkasikan studi yang mereka dapat di bangku kuliah. Demikian kata Camat Tirtajaya, Drs. Wawan Setiawan kepada KARAWANG NEWS, Kamis (13/8) siang usai Lokakarya KNM Tahun 2009, universitas tersebut di Kecamatan Tirtajaya.
 
KNM yang dilakukan mahasiswa Ilmu Hukum, Manajemen, Pendidikan Luar Sekolah, Agroteknologi, Pendidikan Agama Islam dan mahasiswa Teknik Industri berakhir 13 Agustus 2009 kemarin, setelah sebelumnya sebulan penuh sebanyak 167 mahasiswa ikut KNM di kecamatan ini. Kata camat, mahasiswa ini telah mengaplikasikan KNM dengan baik di lapangan sesuai jurusan perguruan tinggi. "Ini salah satu pengabdian. Dengan berbagai latar belakang pendidikan, tentunya mereka mengaplikasikan ilmunya di masyarakat dengan cara pandang dari masing-masing sudut," jelasnya.
 
Lebih lanjut, camat menjelaskan, KNM dilakukan di desa mengingat desa merupakan garda terdepan pemerintah, sebanyak 21 bidang dan sektor pemerintahan tumplek di kantor desa. Untuk itu, camat menerima semua masukan dari mahasiswa KNM sebagai bahan masukan untuk melakukan perbaikan pembangunan kedepan. Sementara itu, KNM yang telah dilakukan Mahasiswa Unsika ini dirasa masyarakat sangat positif, hal ini dijelaskan beberapa kepala desa di Tirtajaya.
 
Seperti diungkapkan, Kades Acep Doyok, Tamin Alek, Ade Amung, Durahman dan Kades Bahrudin, peran KNM di desa-desa mereka adalah sebuah koreksi untuk mengetahui kekurangan dan potensi desa. Seperti di Desa Sumur Laban yang memiliki budidaya jamur merang, di Desa Sabajaya ada home industri dompet dan banyak lagi potensi lainnya yang perlu didukung penuh oleh Pemda Karawang. Sedangkan kekurangannya pun tetap menjadi persoalan bersama untuk dituntaskan, diantaranya membangun ekonomi kerakyatan.
 
Diketahui, sebanyak 11 desa di kecamatan ini KNM Unsika Karawang dilaksanakan, mahasiswa telah banyak menemui persoalan-persoalan di desa yang harus diselesaikan pemerintah termasuk mendukung potensi desa. Pada KNM ini, yang ditegaskan para mahasiswa adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan, diantaranya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), mengingat hampir di tiap desa jarang ada sekolah TK (Taman Kanak-Kanak).
 
"Sesuai dengan program bupati, yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi, para mahasiswa ini telah berusaha mengembangkan hal itu di semua desa se-Tirtajaya, kami dibantu mahasiswa karena mereka telah membantu masyarakat," kata Kades Srijaya, Durahman. (*)
 

Guru Honor Harus Dibedakan dengan Guru Ngaji

 
KARAWANG NEWS - Guru honor MI (Madrasah Ibtidaiyah) harusnya tidak sama dengan guru ngaji, karena MI pun sama seperti sekolah formal. Juga diharapkan pemerintah tidak menganaktirikan sekolah agama. Demikian kata Pengelola MI Nurul Huda, Yan Mulyana, Kecamatan Jayakerta, kemarin.
 
Menurutnya, sekolah agama memliki kurikulum sama dengan sekolah formal, hanya pada sekolah agama ini ada nilai lebih, karena ditambah kurikulum agama. Kepala MI Mursyidul Falah, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, Karmodiharja S.Pdi, mengatakan, keraguan masyarakat terhadap sekolah agama ini karena mereka tidak melihat pedidikan MI secara keseluruhan, mereka beranggapan ijazah MI hanya berlaku untuk lokal, padahal ijazah MI sederajat dengan SD, tentunya sekolah agama memiliki kelebihan tentang pendidikan agamanya.
Kata Karmodiharja, MI Mursyidul Falah memiliki siswa sebanyak 231 dengan 6 rombongan belajar, guru pengajarnya sebanyak 7 orang, rata-rata mereka adalah lulusan sarjana. Sementara itu, Kepala MA (Madrasah Aliyah) Drs. M. Entang Suherdi, menyatakan, berdasarkan surat bersama tiga menteri yaitu Mendiknas,Menag dan Mendagri menjelaskan MI, MTs dan MA yaitu sekolah umum yang ciri khas Islam, sedangkan SD, SMP dan SMA sekolah umum saja, namun status ijazah keduanya sama berdasarkan undang-undang No. 20 Mendiknas.
Sekolah agama tersebut ada pada naungan Yayasan Pesantren Islam Mursyidul Falah, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, yayasan ini memiliki MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah) dan MI. (*)

Petani Tewas Menghirup Racun Hama

Thursday, August 13, 2009

KARAWANG NEWS - Seorang petani Dusun Tegal Asem RT 11/05, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, Jaja Jaenudin Bin Anisan (47) tewas seketika di pematang sawahnya akibat menghirup racun pembasmi hama ketika dia menyemprotkan racun tersebut, Rabu (12/8) pukul 09.00 WIB.
 
Diduga, Jaja meninggal karena tidak menggunakan masker sebelum menyemprotkan racun hama itu, beberapa tetangganya menyebutkan dia tidak kurang memahami pentingnya menggunakan masker saat menyemprot sawah, sehingga percikan air racun hama yang disemprotkan itu terhisap hingga menyesakan dadan dan Jaja meninggal dunia seketika di atas pematang sawahnya.
 
Dia dikenal tetangganya memang sebagai penjahit pakaian di Pasar Rengasdengklok dan dia pun memiliki sebidang sawah seluas 2000 meter persegi, karena padinya terlihat sedang terserang hama, maka Jaja melakukan penyemprotan untuk membasmi hama tersebut seorang diri.
Keterangan meninggalnya Jaja akibat racun hama sawah diperkuat hasil pemeriksaan medis Puskesmas Rengasdengklok. Setelah diperiksa Jaja memang menghirup udara yang bercampur racun hama padi saat sedang melakukan penyemprotan. Obat yang dipergunakannya yaitu Spontan 400 SL dan Top Score Plus ZPT (Zeberlin) sebanyak 1000 mili liter, obat sawah itu adalh pembasmi hama dan perangsang tumbuhan yang dibeli dari kios di Pasar Rengasdengklok.
Jaja pertama kali terlihat tergeletak di pematang sawah oleh seorang warga yang sedang mencari keong untuk pakan ternak, Eman (60). Kata Eman, dia sedang menyusuri pematang-pematang sawah untuk mencari keong, tapi dia kaget setelah melihat Jaja tergeletak tak bernyawa, lalu ia pun lari ke perkampungan untuk memberitahukan kepada warga setempat mengenai temuannya di tengah sawah, kontan warga setempat berlarian ke sawah kemudian membawa Jaja ke rumahnya. Di rumahnya, Jaja di tangisi keluarganya, setelah mereka mengetahui Jaja tak bernyawa.
 
Menurut keterangan istrinya, Leti (40) Jaja pergi ke sawah sekitar pukul 07.00 WIB setelah minum kopi dan makan roti, ia pamitan untuk menyemprot sawahnya dengan racun hama. Dan dua jam kemudian, malah datang tetangga-tetangganya memberi tahu jika suminya meninggal dunia di tengah sawah akibat racun hama yang terhisap ketika menyempot sawah.
Paparan keluarga korban, Saepudin (35), saat di temukan Jaja langsung dibawa pulang ke rumah untuk kemudian dilarikan ke rumah sakit, tapi itu terlambat karena Jaja telah mengehembuskan nafas terakhir di tengah sawah. Sore harinya, Jaja dikebumikan di pemakaman keluarga. (*)

Buka Mata Kita Pada Alam

Alam merupakan objek untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tidak ada satu pun kebutuhan manusia di dunia ini yang tidak tergantung dari alam. Demikian kata pemerihati lingkungan, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Rabu (12/8) siang.
 
Menurutnya, pada awal kehidupan, manusia menyesuaikan dengan alam lingkungannya agar dapat bertahan hidup, kemudian keserasian dan keseimbangan dijalankan pada masa itu, yaitu manusia berusaha bersahabat dengan alam. Akan tetapi pada tahap selanjutnya, akibat kebutuhan manusia yang kian meningkat, alam menjadi kian banyak berubah, bahkan manusia cenderung melakukan eksploitasi secara besar-besaran.
 
Asas keserasian dan keseimbangan mulai ditinggalkan, manusia pun tidak peduli lagi bahwa alam yang dimanfaatkan tidak selamanya menyediakan kebutuhan bagi manusia. Hal itulah yang mendasari adanya extrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri 1 Batujaya binaan Kholid, dia mengarahkan siswa untuk dibina dan mampu mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan alam. "Selain itu pun agar terbentuk manusia Indonesia sebagai insan yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina alam dan lingkungan hidup," ujarnya.
 
Pada dasarnya konsep exkul pecinta alam menanamkan kesadaran dan tanggung jawab siswa pada kelestarian alam. Untuk menunjang hal itu, maka dilakukan dengan berbagai kegiatan ilmiah seperti observasi alam, penelitian, pengelolaan lingkungan dan lain sebagainya. "Sebagian besar kegiatannya langsung di alam terbuka, maka siswa pun dibekali dengan keterampilan teknis hidup di alam terbuka, seperti latihan fisik yang intensif, hiking, rock climbing, survival, penyusuran Sungai Citarum, penyusuran pantai, PPPK, Biologi praktis dan lainnya," jelasnya.
 
Namun karena siswa ini tinggal di wilayah pesisir, maka mereka lebih banyak kegiatan di pantai dibanding di gunung. Ini mungkin beda dengan pecinta alam lain yang lebih fokus di gunung. "Apalagi laut, pantai dan tambak adalah mata pencaharian sebagian besar orang tua siswa, maka siswa harus dapat beradaptasi dengan hal-hal tersebut," kata Kholid.
 
Hancurnya hutan mangrove, abrasi pantai, gelombang pasang, banjir rob, cuaca dan badai yang tak menentu, sengatan sinar matahari, hempasan angin dan gelombang, sulitnya air tawar, adalah kondisi alam yang extrim sebagai tantangan yang harus dihadapi manusia sekarang. "Selain banyak biota laut yang dapat dipelajari, jiwa petualang pun harus benar-benar dimiliki," tukasnya. (*)

Tirtajaya Krisis Air Bersih

Wednesday, August 12, 2009

KARAWANG NEWS - Beberapa pekan ini warga di Kecamatan Tirtajaya mulai merasakan krisis air minum, karena air sumur yang biasanya digunakan untuk kebutuhan masyarakat setempat dianggap sudah tidak layak dikonsumsi, selain airnya berwarna kekuningan rasanya pun berubah asin-pahit dan dianggap berbahaya untuk kesehatan.
 
Seperti yang dituturkan warga Dusun Jamantri III, RT 13/05, Desa Sabajaya, Cining (51), untuk masak dan minum ia harus membeli air bersih yang harga per jerigen Rp 2000, sedangkan kebutuhannya selama seminggu butuh 10 jerigen air bersih. "Air sumur yang ada hanya bisa untuk mandi dan mencuci saja, karena selain asin, warnanya kekuningan," jelasnya.
 
Sementara itu, tabung air bercat biru dengan kran-kran air yang mengelilinginya dari bantuan pemerintah melalui Dinas Cipta Karya yang dibangun tahun 2006 hampir di tiap desa itu kini dianggap warga tidak bermanfaat, karena tidak berisi air bersih. Selain itu, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang telah dibangun berlokasi di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya hingga kini belum difungsikan.
 
Proyek milyaran rupiah itu sampai saat ini belum juga beroperasi, sehingga tabung-tabung air yang telah disedikan jadi rusak dan berkarat, karena belum pernah dipakai, bahkan sudah ada beberapa bagian dari penampung air itu yang hilang akibat terlantar dan tidak terurus. Camat Tirtajaya, Drs Wawan Setiawan menjelaskan, salah satu penyebab lambatnya suplai air bersih dari PDAM Tirtajaya, karena mesin PDAM ini sempat terendam banjir dua kali selama dua tahun berturut-turut akibat banjir Sungai Citarum.
 
Sementara itu, masyarakat Tirtajaya berharap agar Pemda Karawang segera turun tangan mengatasi krisis air minum di kecamatan ini dan berharap PDAM Tirtajaya secepatnya dioperasinalkan, apalagi menjelang bulan puasa nanti, warga
sangat membutuhkan air bersih yang layak di konsumsi dan terjamin kesehatannya. Namun begitu, selain di Tirtajaya, krisi air bersih pun terjadi di beberapa kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Cibuaya, Cilebar dan Kecamatan Pedes yang lokasinya berdekatan dengan pesisir pantai. (*)

Warga Cilewo Keluhkan Jalan Rusak

Salah satu ruas jalan di Dusun Cilewo yang rusak.
 
KARAWANG NEWS - Kondisi jalan di Desa Cilewo, Kecamatan Telagasari rusak parah, jalan yang menghubungkan antar lingkungan tersebut sulit dilalui kendaraan. Padahal, jalan tersebut akses ekonomi dan aktivitas masyarakat setempat, kerusakan jalan itu sering mereka keluhkan, tapi tetap saja pemerintah belum melirik untuk memperbaikinya.
 
Seperti dijelaskan warga Dusun I, Desa Cilewo, Asmin (37), dia prihatin terhadap jalan rusak yang ada di kampungnya ini. Padahal, beberapa kali warga setempat sering mengeluhkan langsung kondisi jalan itu, bahkan mengajukan ke pemerintah setempat, tapi hingga kini belum juga ada perbaikan. Sedangkan, jalan di desa tetangganya jauh lebih bagus. "Kenapa jalan di kampung lain kondisi bagus, tapi disini malah rusak, apalagi kalau diguyur hujan, kondisi jalan semakin parah dan sulit dilalui, karena berlumpur," keluhnya.
 
Hal senada dituturkan warga Dusun II, Ridwan (40), dia sangat kecewa terhadap pemerintah yang seolah kurang memperhatikan perbaikan jalan yang rusak di kampungnya. "Kenapa pemerintah pilih kasih, kenapa jalan di kecamatan lain bagus tapi di desa kami masih jelek dan belum pernah diperbaiki oleh Dinas Bina Marga Karawang," ungkapnya.
Mengomentari keluhan warga, Sekdes Cilewo, Moh Mochtar mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kerusakan jalan tersebut, karena kewenangannya ada pada Pemerintah Kabupaten Karawang. Dia menjelaskan, di Desa Cilewo ini terdapat tiga dusun. Untuk Dusun I beberapa ruas jalan kondisinya sudah baik, sedangkan untuk Dusun II dan III kondisi jalan memang rusak. "Kami pun sering mengadakan musyawah di tingkat desa maupun kecamatan, tapi mau bagaimana lagi jika anggaran dari pemerintah belun juga turun. Kami harap masyarakat bersabar, selaku aparat desa kami pun akan memperjuangkan kepentingan masyarakat," pungkasnya. (ga)

My Baby

Alhamdulillah
 
Telah Lahir Putri Pertama Kami
 
Nadhira Salena
 
Lahir di Kampung Talun, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pada Selasa, 11 Agustus 2009, pukul 03.07 WIB
 
Berat Badan 3,3 kg
Panjang Badan 49 cm
 
Kedua Pasangan yang Bahagia
Asep Saepudin Hasan dan Rizki Amalia

Mantan Kades Dengklok Selatan Tutup Usia

Tuesday, August 11, 2009

KARAWANG NEWS - Mantan Kades Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Ahmad Wikana meninggal dunia di usianya ke-42, ketika dalam perjalanan jiarah ke Jawa Tengah, Sabtu (8/8) kemarin. Almarhum dikenal masyarakat sebagai sosok yang bertanggungjawab selama kepemimpinanya sebagai kades.
 
Dia menjabat kades terhitung delapan tahun, tapi ketika akan mencalonkan kembali suaranya dikalahkan kades terpilih yaitu Wawan Hermawan. Kalah di kancah pilkades, Wikana mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Karawang nomor urut 4 di Dapil (Daerah pemilihan) III dengan menggandeng PPP (Partai Persatuan Pembangunan) sebagai kendaraan politiknya. Namun, lagi-lagi sosok ayah dua anak ini kurang suara.
 
Kepala Desa Rengasdengklok Selatan, Wawan Hermawan mengatakan, dia sangat kehilangan atas kepergian almarhum yang dikenalnya sebagai sosok kades sebelum digantikannya. Tidak ada kata yang bisa disampaikan Wawan selain mengucapkan terima kasih atas perjuangan yang pernah dilakukan Wikana. Bahkan beberapa teman almarhum tidak menyangka kepergian sahabatnya itu lebih awal.
 
Hal senada dikatakan Camat Rengasdengklok, Drs. R. Supandi, sosok Wikana adalah satu dari rentetan kepala desa yang pernah duduk di pemerintahan desa di kecamatannya. Meski tidak lagi sebagai kades, lanjut camat, Wikana telah andil dalam pembangunan Desa Rengasdengklok Selatan. Almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga, Dusun Warudoyong. (*)
 

Orang Tua Dilarang Jenguk Siswa Pramuka

KARAWANG NEWS - Pada kegiatan Pramuka, tidak boleh ada orang tua siswa yang menjenguk anaknya, mengingat siswa Pramuka harus mampu mandiri. Khusus pada kegiatan ini, siswa SD/MI yang ikut Pramuka akan benar-benar dididik mentalnya. Demikian kata Ketua Panitia Pramuka Tirtajaya, Atim Ahmad Martim S.Pd, di sela pembukaan Lomba Tingkat Regu II Pramuka Tirtajaya di Desa Sabajaya, Senin (10/8) siang.
 
 
Bagi sekolah yang kedapatan memperbolehkan orang tua menjenguk anaknya, maka sekolah itu akan didiskualifikasi dan dikenakan sanksi. Ini ditegaskannya untuk membuat siswa Pramuka belajar mengatasi kesulitannya sendiri, karena kemungkinan di dalam lingkungan keluarga mereka selalu dimanja orang tuanya. Namun begitu, larangan ini tidak mutlak, melainkan untuk mendisiplinkan siswa Pramuka saja.
 
Hal senada dijelaskan Camat Tirtajaya, Drs. Wawan Setiawan di lokasi perkemahan, dia mengaku setuju dengan larangan tersebut, ini dimaksudkan untuk mendidik kemandirian anak. Apalagi tahun ini pramuka di Tirtajaya tidak hanya berkemah saja, melainkan dilengkapi dengan pertandingan-pertandingan yang mengacu pada program lingkungan. "Selama dua hari kemah anak akan diberi materi sesuai dengan kemandirian anak dalam segala hal, karena kemah itu kan hanya pindah tidur saja untuk melatih kemandirian anak," ujarnya.
 
Tercatat, yang mengikuti Pramuka SD/MI se-Kecamatan Tirtajaya sebanyak 38 SD dan 9 MI. HUT Pramuka ke-48 Kwartir Ranting Tirtajaya ini menggelar lomba tingkat II regu yang dilaksanakan dua hari 10-12 Agustus 2009. Sementara itu, Ketua Kwaran Tirtajaya, Jaja Arjas Idwar M.Pd, didampingi Wakil Kwaran, Cartono S.Pd, menyatakan, mengenai lomba itu dimaksudkan untuk memupuk kwalitas dan kemampuan juga disiplin siswa. Selain itu juga Pramuka bertujuan memupuk kebersamaan diantara gerakan Pramuka di tingkat Kwartir Ranting Tirtajaya. (*)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan