Bibit Hibrida Gagal Tanam

Saturday, January 17, 2009

"Yang saya takutkan air banjir tidak buru-buru surut, karena jika dua hari terendam, maka semua bibit Hibrida SL-8 yang diberi pemerintah kemarin terancam mati. Pada musim hujan pun sawah saya di Kobak Sireum di Desa Kampung Sawah sudah mati terendam banjir," kata anggoa Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Kampung Sawah, H. Ma'mun SE, kepada RAKA, Jumat (16/1) siang.
 
 
Otomatis, akunya, dia butuh bibit lagi, karena bibit kemarin sudah mutlak mati. Banjir di sawah ini akibat air tidak mengalir tapi mengantung, dia berharap pada pemerintah, agar program penanaman bibit hibrida berjalan dia meminta ada bibit pengganti dari pemerintah yang diturunkan tidak lama setelah banjir. Kata Ma'mun, padahal sebelum banjir kemarin, para petani sempat melakukan 'kala gumarang' atau memberantas hama tikus termasuk keong.
 
 
Banjir ini akibat luapan Saluran Bembang yang besar ditambah Sungai Citarum yang jebol, akhirnya semua area sawah terendam dan terancam mati. Diperkirakan, luapan Saluran Bembang hingga sawah di Ciptamarga sekitar 1 km dan luapan itu merendam hingga ribuan hektar sawah. (spn)
 

1000 Hektar Bibit Padi Hibrida Ludes Terendam Banjir

Kelompok Tani di Desa Kampung Sawah dan Ciptamarga.
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Sekitar 600 hektar sawah yang sudah ditandur bibit hibrida di Desa Kampung Sawah habis terendam banjir, begitupun 400 hektar sawah di Desa Ciptamarga. Sawah ini terendam air luapan Sungai Citarum, Kamis (15/1). Kerugian yang dialami para petani setempat sekitar Rp 2 juta/hektar bahkan lebih.
 
Banjir ini terbilang parah dibanding jebol Citarum tahun 2007 lalu, mengingat saat ini hampir semua sawah terendam. Sedangkan, para petani setempat telah 'tandur' sekitar 15 hari lalu, kalau seminggu air tidak surut, 1000 hektar sawah di dua desa ini dipastikan gagal tanam.
 
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Kampungsawah, Umang didampingi para anggota Kelompok Tani Kampung Sawah mengatakan, hampir tiap tahun banjir di dua desa ini selalu melanda area sawah. Namun, banjir sekarang lebih besar kerugiannya dibanding tahun lalu. Pesawahan di lokasi Pertamina Kampung Sawah-Ciptamarga, terendam setinggi 1,5 meter. Dan area sawah itu diperkirakan mati ketiga terendam air.
 
Dipastikan juga, usai banjir akan muncul hama keong, juga akibat tertutup lumpur bibit padi akan sulit bangun. Para petani memperkirakan sawah di area ini mati total dan tidak bisa tumbuh hingga panen. Sementara itu, surut air banjir tidak bisa dipastikan cepat surut jika hujan terus mengguyur. Namun, jika cuaca cerah, banjir sawah akan kembali surut sekitar seminggu dari sekarang. (spn)
 
 

Seorang Warga Batujaya Meninggal di Tempat Pengungsian

Korban banjir Batujaya mendirikan tenda di sepanjang jalan raya.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Seorang warga Dusun Tambun I, Desa Karyamakmur, Kecamatan Batujaya, Itang Bin Gureng (55) meninggal dunia dalam keadaan lapar dan kedinginan di dalam tenda pengungsian, Jumat (16/1) pukul 05.30 WIB.
 
Keterangan warga setempat kepada RAKA, kemarin, Itang memang sedang sakit-sakitan, tapi pada hari Kamis kondisinya tampak membaik. Namun, tak disangka, ayah tulang punggung keluarga ini harus meninggal dunia dalam keadaan musibah banjir. Peristiwa ini membuat sedih semua warga setempat, yang juga dalam kondisi tertekan akibat rumahnya terendam banjir luapan Sungai Citarum.
 
Di Desa Karyamakmur, sekitar 1000 rumah terendam setinggi 2,5 meter. Setelah mendengar tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel jebol, warga terpaksa mengungsi ke jalan raya dan mendirikan tenda, meski air belum masuk ke pemukiman mereka. Dan air mulai memasuki desa ini sekitar Jumat (16/1) pukul 00.00 WIB dengan ketinggian 2 meter. Namun, warga setempat sudah mengungsi sejak Kamis pagi. Beberapa warga mengungkapkan, bantuan medis dari Puskesmas dirasa masih belum maksimal, terutama bantuan makanan masih minim. (spn)

Proyek Boronjong Tanggul Citarum Rp 1,2 Miliar Sia-sia

RENGASDENGKLOK, RAKA - Perbaikan tanggul Sungai Citarum tahun 2007 lalu terbukti sia-sia, dana pemerintah Rp 1,2 miliar untuk memperbaiki kerusakan sekaligus mengantisipasi kejadian serupa ternyata hanya menghamburkan uang. Meski tahun 2008 tanggul Citarum aman-aman saja, tapi sebenarnya pemerintah terlena, menganggap proyek 2007 itu tuntas, padahal petaka bagi masyarakat akibat kurang perhatian serius menangani tanggul sepanjang Citarum.
 
Saat kunjungan langsung di lokasi kejadian, Wakil Bupati Karawang, Hj Eli Amalia Priatna mengatakan, berdasarkan laporan dari tim yang meninjau ke lokasi, tanggul tersebut jebol karena bagian bawahnya terkikis oleh air, jadi air masuk melalui aliran bawah tanggul yang kemudian menghancurkan tanggul tersebut. Dua tahun lalu ditempat yang sama juga jebol.
 
Menurutnya, untuk mengantisipasinya pemerintah daerah sudah membentengi tanggul tersebut dengan beronjong (batu yang diikat kawat, red) dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 1,2 miliyar. "Semuanya kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kita sebagai mahluknya harus tetap tabah. Sebab segala upaya dari Pemerintah Kabupaten Karawang sudah diupayakan semaksimal mungkin dengan memperkokoh tanggul tersebut meskipun sebenarnya untuk bantaran Sungai Citarum merupakan tanggungjawab Pemerintahan Pusat, hanya saja kami tetap membangunkannya karena kalau dibiarkan masyarakat kami juga yang terancam," terangnya.
 
Dia menjelaskan, saat ini bantuan Pemerintah Kabupaten Karawang sedang dikerahkan untuk mengantisipasi lebih parahnya kehancuran tanggul Sungai Citarum terutama di Dusun Kaceot dengan mendatangkan alat berat ke lokasi bencana. Dia menambahkan, sekarang ini sudah mulai dibangunkan tempat pengungsian, posko kesehatan serta dapur umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena musibah.
 
"Kita berdoa saja, semoga bencana ini cepat berakhir. Dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawangpun sudah diturunkan untuk meringankan beban masyarakat," ujarnya. (spn)
 

5 Jam Sebelum Jebol, Warga Sudah Mengungsi

Warga yang mengungsi ke masjid di Kalangsari
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Tahun 2007 lalu, tanggul Sungai Citarum di Dusun Keceot, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat jebolnya tengah malam. Pada tahun 2009 ini, tanggul yang sama kembali jebol pukul 08.00 WIB, tapi derasnya air yang melintas jalan raya sama seperti dua tahun lalu. Tahun 2007 lalu, jebolan tanggul ini lebarnya sekitar 60 meter, sekarang diperkirakan lebih dari 60 meter.
 
Akibat trauma, warga yang pernah diterjang banjir luapan Citarum tahun 2007 lalu di lima dusun Desa Kalangsari, Kecamatan Rengadengklok sudah mengungsi sejam setelah tanggul Keceot dinyatakan jebol, sekitar jam 09.00 WIB, ribuan warga ngungsi ke tempat yang lebih aman, seperti gedung sekolah, masjid, kantor desa dan tempat lainnya yang dianggap aman dari banjir. "Saya terus memonitor perkembangan sejak Citarum meluap hingga sekarang limpas," ucap Kepala Desa Kalangsari, Aan Heriyanto, kepada RAKA, Kamis (15/1) sore di tempat kerjanya.
 
Kepala desa menceritakan, Kamis (15/1) pukul 02.00 WIB tanggul di Keceot bocor, hingga jam 04.00 WIB warga setempat, aparat desa, PJT II Rengasdengklok berupaya membendung bocoran itu, bocornya sekitar berdiameter sejengkal. Melihat bocor yang tak mampu dibendung, warga mulai mengungsi. Dan teryata, sesuai dugaan, tanggul Citarum jebol mendadak dan memuntahkan air bah. Namun, sebelum air bah melanda, beberapa pemukiman memang sudah banjir dari air hujan.
 
Hingga pukul 16.00 WIB kemarin, kepala desa masih sibuk dan telah mengambil beras langsung dari Dinas Sosial Kabupaten Karawang. Kata dia, lima dusun yang terendam diantaranya Dusun Sinar Sari, Tarik Koloat, Wanajaya, Jatimulya dan Dusun Mekarsasi. Sedangkan kering dan belum kebanjiran yaitu Dusun Krajan. (spn)
 
 

Tanggul Sungai Citarum Jebol, Ribuan Warga Ngungsi

Banjir di Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kacau balau! Sejumlah warga berusaha menyelamatkan harta bendanya, setelah tanggul Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya jebol, Kamis (15/1) pukul 08.00 WIB. Setelah menenggelamkan pemukiman di Kuta Ampel, luapan air menyebar hingga menggenangi pemukiman di tiga kecamatan.
 
Di Dusun Pisang Sambo, Kecamatan Jayakerta, puluhan warga berusaha menghalau air yang masuk ke pemukiman mereka dengan cangkul. Mereka juga membobol tanggul saluran induk agar air citarum yang menggenangi saluran induk bisa lewat dan mengalir ke persawahan. Namun, kuatnya arus membuat usaha warga sia-sia, tetap saja ratusan rumah di dusun ini terendam. Beberapa diantaranya tidak bisa menyelamatkan barang dan harta benda selain kain di badan.
 
Di Kecamatan Jayakerta banjir menyebar ke Desa Kampung Sawah dan Medang Asem, di Kecamatan Batujaya diantaranya Kuta Ampel, Karyamakmur dan Segaran, di Kecamatan Tirtajaya air menggenangi pemukiman Desa Pisang Sambo, Gempol Karya, Tambak Sumur, Bolang, Srikamulyan, Kuta Makmur termasuk Desa Srijaya. Banjir ini total merendam ribuan hektar di tiga kecamatan tersebut.
 
Dilihat, sejumlah warga yang rumahnya terendam sudah mendirikan tenda plastik sejak malam hari di sepanjang jalan raya, setelah mereka mengetahu tanda-tanda tanggul citarum bocor, semua perabotan rumah diangkut. Selain itu, banjir pun merendam SMAN 1 Batujaya setinggi 2 meter. Banjir ini semakim membesar sejak pagi hingga siang hari. Gedung SD yang terendam banjir diantaranya SDN Kampung Sawah II, Kampung Sawah IV, Kampung Sawah VI, Kampung Sawah VII, Cipta Marga V dan SDN Medang Asem VI. Banjrr sekitar 1-2 meter. Meski demikian, sarana dan prasarana sekolah sudah diamankan.
 
Ditempat terpisah, sekitar Pukul 08.00 WIB, tanggul Sungai Citarum yang terletak di Dusun Kaceot, Kelurahan Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat jebol juga, setelah sebelumnya pada malam hari masyarakat dan jajaran aparat desa termasuk trantrib bersiaga dilokasi tersebut.
 
Banjir ini menggenangi daratan juga pemukiman dan pesawahan di Desa Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat dan Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok juga melumpuhkan lalu lintas antara jalan Rengasdengklok-Tanjungpura. Di jalan yang deras akibat luapan banjir itu, ketinggian airnya mencapai selutut orang dewasa.
 
Keterangan warga setempat, sejak semalam rembesan air dari tanggul tersebut mulai keluar dan menyebabkan daerah disekitar tanggul dikepung air, pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB, warga mulai panik berhamburan ke jalanan setelah melihat tanggul Citarum ambrol tak mampu menahan volume air Citarum. Akibatnya, beberapa pemukiman terendam total, diantaranya di Desa Tunggakjati, Kalangsari, Kalangsuria termasuk ratusan hektar area pesawahan di daerah tersebut. (spn)
 
 

Rengasdengklok Waspada Banjir Hujan dan Citarum Jebol

RENGASDENGKLOK, RAKA - Banjir kembali melanda pemukiman di Rengasdengklok, Rabu (14/1) setinggi setengah lutut orang dewasa. Pemukiman yang direndam banjir ini diantaranya Desa Rengasdengklok Utara, Kertasari, Karyasari termasuk ratusan hektar sawah di sekitar Rengasdengklok.
 
Diketahui, tiap musim hujan Rengasdengklok rawan banjir akibat luapan saluran air, terutama saluran pembuang atau sipon yang terlalu sempit, sehingga aliran air tersendat. Dengan banjir ini, aparat desa disibukan kembali mengantisipasi kemungkinan banjir besar, karena awal tahun 2008 lalu Rengasdengklok sempat direndam banjir hebat.
 
Mengatasi persoalan ini, Kades Kertasari, Apud Mahpudin mengerahkan semua aparat dan warganya membersihkan saluran air yang tersumbat tumbuhan eceng gondok. Meski demikian, luapan air tetap saja menggenangi beberapa rumah di desanya. Hampir tiap waktu, Apud dan aparatnya terus memantau banjir."Kita berusaha membersihkan saluran air agar tidak ada penyumbatan," ujarnya.
 
Sementara itu, di Desa Rengasdengklok Utara, sejumlah pemukiman di Dusun Krajan A terendam setengah lutut juga menggenangi jalan raya. Meski demikian, kendaraan tetap masih bisa melintasinya. Dan pemukiman yang tahun lalu terendam banjir, seperti di Dusun Kalijaya masih kering, belum tampak tanda-tanda banjir. Warga setempat pun masih terlihat tenang, meski begitu mereka tetap bersiap siaga mengantisipasi banjir mendadak.
 
Selain antisipasi banjir hujan, hampir setiap waktu warga melihat langsung Sungai Citarum, karena sejak Rabu (14/1) dini hari sudah mulai meluap. Hingga kemarin malam, air Sungai Citarum tidak surut bahkan semakin meninggi. Di beberapa pemukiman sepanjang bantaran Sungai Citarum warga sudah resah, mereka mengkhawatirkan tanggu-tanggul Citarum yang telah mereka arug dengan karung tanah ambrol kemudian jebol. (spn)

Bisnis HP Tetap Bergairah, Meski di Tengah Krisis Global

RENGASDENGKLOK, RAKA - Bisnis handphone (HP) merupakan bisnis yang sangat dinamis. Dulu orang menggunakan handphone hanya untuk menelpon. Tak lama kemudian, trend ini berubah menjadi komunikasi dengan SMS, bahkan sekarang, orang lebih banyak menggunakan handphone untuk mengirimkan SMS dibandingkan untuk menelpon.
 
Kecenderungan ini terus berubah, dengan berkembangnya Operating System pada handphone semisal PDA, orang kemudian menggunakannya untuk alat kerja, semacam untuk menulis laporan, jurnal, dan seterusnya. Bahkan dengan berkembangnya 3G, WIMAX dan 4G, kecenderungan orang akan berubah, dari menelpon untuk mendengar suara, menjadi telpon video atau video call.
 
Bahkan nantinya, orang akan melihat TV tidak melalui pesawat TV, cukup melalui handphone. Hal ini belum termasuk kecenderungan orang untuk menggunakan handphone sebagai alat untuk komunikasi data, seperti mengakses Internet. Peluang usaha di bidang ini semakin menarik, dengan terus berkembangnya cara orang untuk berkomunikasi dan memanfaatkan handphone, maka bukanlah satu hal yang aneh jika terdapat trend untuk berganti- ganti handphone.
 
Jika pemilik handphone yang ada di Indonesia ini ada 5 juta orang, dan akan terus meningkat, maka peluang untuk menjual handphone kepada pemakai baru maupun kepada pemakai yang akan mengganti model handphone adalah sangat besar. Sehingga pemasaran handphone di masa sekarang dan yang akan datang akan sangat prospektif.
 
Seperti diungkapkan pemilik toko Nokia Seluller di Jalan Raya Rengasdengklok, Anton Tanzil, kepada RAKA, Rabu (14/1) siang. Bisnis yang telah dia lokani dua tahun di Kota Proklamasi ini sangat menjanjikan. Tentunya, dia menjual produk HP gres dan bergaransi resmi. "Yang sangat penting dalam bisnis ini adalah harga murah dan bergaransi resmi, HP seken pun kita jual bergaransi," ujarnya.
 
Diakuinya, untuk Rengasdengklok, HP yang paling laris adalah Nokia dan Sony Ericsson, konsumen lebih cenderung membeli HP seharga Rp 1 juta-an. Sejak tokonya buka pukul 07.00 sampai 21.00 WIB, konsumen terus berjejal di tokonya mencari ponsel atau sekedar tanya harga. Selain HP bermerk lainnya, Anton juga menjual HP produk Cina bergaransi. "Jadi, pencari HP tidak harus pergi ke Jakarta, tapi cukup cari HP di toko saya, kita berusaha untuk melayani konsumen dengan baik dan harga yang murah, juga bergaransi," ucapnya. (spn)

Camat Jayakerta Sebar Karung Untuk Bendung Tanggul Citarum

Tanggul Sungai Citarum di Desa Kampung Sawah, warga mengamati air luapan sungai.
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani menyebarkan ribuan karung ke beberapa titik desa untuk tanggul-tanggul Citarum yang rawan jebol, Rabu (14/1) pagi. Ini untuk antisipasi banjir karena Sungai Citarum sudah mulai meluap sejak Rabu dini hari. Karung itu untuk mengarug tanggul yang disodet sebagai lintasan perahu penyeberangan eretan ke Bekasi.
 
Kemarin, camat memberikan masing-masing 500 karung untuk tanggul di Desa Kampung Sawah dan 1000 karung untuk Desa Medang Asem. Sejumlah karung itu sudah diisi tanah oleh aparat desa setempat dan diletakan di tanggul-tanggul lintasan penyeberangan perahu eretan. "Sodetan tanggul itu dilakukan perajin batu bata dan pekerja perahu eretan. Ketika sungai meluap, saung-saung perajin batu bata itu terendam, tapi sodetannya tetap terbuka sehingga menjadi pekerjaan kita untuk menutupnya kembali," ujarnya saat meninjau langsung lokasi tanggul Sungai Citarum.
 
Diketahui, sepanjang Sungai Citarum, banyak sodetan-sodetan tanggul yang digunakan warga sebagai jalan menuju perahu eretan. Sehingga, jika Sungai Citarum meluap, sodetan tersebut harus dibendung menggunakan karung tanah. Sementara, pekerja perahu eretan menghentikan pekerjaannya, mengingat jarak penyeberangan Sungai Citarum menjadi panjang dan arusnya pun deras.
 
Dengan demikian, para pekerja perahu eretan tidak berani beroperasi sampai Sungai Citarum surut, kecuali perahu eretan yang berukuran besar seperti di Tugu Bojong Rengasdengklok, mereka tetap beroperasi meski Sungai Citarum meluap dan arusnya deras.
 
Dijelaskan Hamdani, dia mengerahkan semua aparat desa untuk mengantisipasi banjir dari luapan Sungai Citarum. Sejumlah karung itu dari Bina Marga dan PJT II Rengasdengklok. Di Medang Asem, 1000 karung tersebut disebar di enam titik di tanggul-tanggul yang disodet untuk jalan setapak menuju perahu eretan. "Semua aparat desa dibagi tugas untuk mengantisipasi banjir," ujarnya. (spn)
 
 

Seminar Kupas Tuntas Jadi Pengusaha Dari Modal Dengkul

KARAWANG, RAKA - Enterpreneur University Karawang akan gelar seminar mengupas tentang rahasia pengusaha, Sabtu (17/1) jam 16.30 WIB di Rumah Makan Simpang Raya, Depan kantor Pemda Karawang. Seminar ini dibuka untuk umum bagaimana membuka usaha hanya dengan modal dengkul.
 
Pembimbing seminar langsung oleh owner Primagama, Purdi E. Candra. Seminar spektakuler ini akan mengungkap rahasia pribadinya dengan tema 'cara gila jadi pengusaha', gila (gigih langsung action) bukan berarti tidak waras, tapi merupakan program kewirausahaan yang bisa dilakukan tanpa seseorang harus memiliki nilai, tanpa akreditasi, tanpa harus punya status dan tanpa ijazah, melainkan bisa dilakukan oleh semua golongan.
 
Pada seminar ini, akan dijelaskan mengapa setiap orang sulit memulai usaha, bahkan kesulitan itu malah dijadikan alasan bahwa memulai usaha itu memang sulit. Padahal, jika setiap orang memiliki jiwa wirausaha, maka persoalan itu bisa diatasi. Selama ini kebanyakan orang selalu beranggapan, untuk mulai usaha harus punya modal besar, lokasi usaha dan lainnya, sebenarnya hal itulah yang menyebabkan seseorang akan benar-benar kesulitan berwirausaha.
 
Pada kesempatan seminar ini, Purdi E. Chandra akan memberi arahan untuk berani mencoba memulai usaha dan meyakinkan memulai suatu usaha itu tidak sesulit yang dibayangkan melainkan mudah. Menurut Purdi E. Chandra, memulai usaha itu memang beresiko, tapi akan lebih beresoki jika tidak mencoba memulai usaha.
 
Materi pada program kewirausahaan yang akan disampaikan Presiden Direktur Group Primagama ini bukan teori manajemen, seperti yang diajarkan di sekolah bisnis, tapi teori yang lebih mengarah pada pembentukan 'jiwa enterpreneur' peserta didik yang meliputi, kecerdasan emosional, kecerdasan adversity, kecerdasan finansial, penggunaan otak kanan, kecerdasan spiritual, mempertajam kreativitas dan intuisi.
 
Untuk tiket seminar, Rp 150 ribu termasuk 'coffe break', jika pesan sebelum Sabtu (17/1), maka akan mendapatkan 2 tiket, tapi jika pesan pada hari pelaksanaan seminar hanya mendapat 1 tiket. Pemesanan tiket bisa didapatkan di SPEC Karawang, Jalan Mangga No. 1 Depan Pemda Karawang, telepon 0267-403233. Seminar ini akan mengajak pesertanya memiliki 'passive income' dari usaha atau properti. Dan seminar ini bisa diikuti semua golongan, diantaranya bagi pebisnis pemula, pengusaha, karyawan, pensiunan, pengacara, konsultan, dokter, mahasiswa, pencari kerja dan lainnya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan