Suara Dua Caleg Dapil 3 Bersaing Ketat

Wednesday, April 15, 2009


RENGASDENGKLOK, RAKA - Dampak peraturan suara terbanyak yang disahkan Mahkamah Konstitusi (MK), membuat dua caleg Partai Golkar daerah pemilihan (dapil) 3 bersaing ketat, selama penghitungan suara, selisih angka keduanya sangat tipis, mereka adalah Deni Nuryadi nomor urut 1 dan Ade Sulaeman nomor urut 2. Suara keduanya saling kejar mengejar.
Pantau RAKA, Rabu (15/4) pukul 14.00 WIB, menurut laporan saksi dari partai tersebut, suara Deni 3.464 sedangkan Ade 3.525, sebelumnya menurut informasi, suara mereka hanya selisih 18 suara. Tentunya hal itu membuat keduanya was-was. Sampai sore kemarin, rekapitulasi PPK Rengasdengklok baru selesai dua desa dari sembilan desa. Rekapitulasi tersebut membuat kedua caleg tersebut tegang.
Untuk memastikan, angka yang valid, kedua caleg itu menurunkan saksi-saksi untuk mengawasi langsung proses rekapitulasi suara hasil pemilu legislatif 9 April 2009 kemarin. Kedua caleg tersebut, terlihat sibuk memantau hasil suara mereka. Kendati demikian, yang menjadi penentu kemenangan adalah PPK Rengasdengklok, karena kedua caleg itu telah mengantongi angka valid dari tiga kecamatan, cuma Rengasdengklok yang terakhir.
Keterlambatan rekapitulasi PPK Rengasdengklok ini menjadi penyebab resahnya kedua caleg itu. Pasalnya, rekapitulasi terbilang lambat, tidak seperti rekapitulasi yang telah dilaksanakan di Kecamatan Jayakerta, Kutawaluya dan Rawamerta. Diketahui, Deni Nuryadi adalah anggota DPRD Kabupaten Karawang mencalonkan kembali. Sedangkan Ade Sulaeman adalah Ketua PK Partai Golkar Kutawaluya.
Sementara itu, masih dalam satu partai dan satu dapil, caleg nomor 3, Dadang M. Tamin telah mengantongi 4.033 suara, secara otomatis dia melenggang duduk di kursi DPRD Karawang. Sedangkan harapan partai beringin ini, bisa mendapatkan dua kursi dari dapil 3. Persaingan ketat pun terjadi di partai lainnya, tapi selisih angka caleg dalam satu partai sangat jauh. Sehingga, tidak terjadi kecemasan seperti yang dialami Deni Nuryadi dan Ade Sulaeman. (spn)

Caleg Banyak Melanggar

"Panwas Kecamatan Cilebar banyak menemukan pelanggaran yang dilakukan para caleg, penanganannya sudah dilakukan hingga ke Panwas Kabupaten dan ke sentra Gakumdu (Gabungan Hukum Terpadu). Ternyata, kekuatan hukumnya masih dianggap lemah. Kesimpulannya, kasus pelanggaran itu memang ada, tapi bobot kasus ini tidak bisa dilanjutkan," kata Ketua Panwas Kecamatan Cilebar, Anton Suhirman, kepada RAKA, Selasa (14/4) disela rekapitulasi hasil suara PPK di kantor kecamatan setempat.
 
Pelanggaran yang dilakukan caleg ini terjadi saat kampanye, di minggu tenang bahkan pada hari menjelang pencontrengan, pelanggarannya berupa administratif maupun pelanggaran yang merujuk ke pidana. Diantaranya pelanggaran yang menyangkut masalah pidana. Dia menyebutkan diantara pelanggaran yang dilakukan caleg yaitu Ade Komarudin caleg nomor 4 Partai Golkar, pelanggaran yang dilakukannya yaitu mendistribusikan contoh kertas suara di kantor desa dengan mencantumkan nama dia dan menghilangkan nama caleg lainnya.
 
Surat suara itu ditemukan langsung di lima kantor desa, yaitu Desa Kertamukti, Desa Kosambi Batu, Pusakajaya Utara, Pusakajaya Selatan dan Desa Rawasari.
Pada saat itu, tepatnya tanggal 26 Maret 2008, Panwas kecamatan mengdakan klarifikasi bersama para PPL (Pengawas Pemilu Lapangan) dan mendapatkan contoh suara itu ada di dalam kantor desa yang dikemas dalam dus, setiap dusnya terdapat 300 lembar. Diketahui, yang menyimpan surat itu mengaku dari tim sukses Ade Komarudin.
 
Tindakan selanjutnya, Panwas Cilebar memanggil para saksi, yaitu aparat desa yang menerima kertas suara itu. Berdasarkan rapat pleno, maka hal itu ditindak lanjuti hingga ke Panwas kabupaten dan diteruskan ke sentra Gakumdu (Gabungan Hukum Terpadu). Selain itu, Pada H-2 dan H-1 juga ditemukan beberapa pelanggaran yang cenderung ke 'money politic' dari beberapa caleg. Namun begitu, Panwas kecamatan Cilebar kesulitan untuk melanjutkan perkara ini ke Panwas Kabupaten Karawang karena tidak cukup syarat. Ini terjadi karena para saksi menolak untuk dimintai keterangan lebih lanjut. "Dan masih didapatkan ada sejumlah warga tidak masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) pemilu 2009 kemarin," ujarnya. (spn)
 

Indonesia Masih Jadi Idola Para Penjajah

RENGASDENGKLOK, RAKA - Siapa sih yang tak tergiur dengan kekayaan alam Indonesia. Sehingga negeri ini tak pernah lekang oleh penjajahan. Mulai zaman Portugis, kemudian Belanda dan Jepang, dijajah selama 3,5 abad dan tidak berhenti di situ, meski telah merdeka, para penjajah terus menjarah kekayaan alam Indonesia habis-habisan.
 
Demikian kata pengamat politik, Kholid, kepada RAKA, Selasa (14/4) siang. Data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) tahun 2008 menunjukkan, 84 persen produksi migas Indonesia kini dikuasai asing. Sementara sisanya yang kebanyakan adalah sumur tua dikelola PT Pertamina. Ada sebanyak 329 blok migas di tangan asing. Luas lahan konsesi yang dikuasai asing untuk migas mencapai 95,45 juta hektar, sedangkan luas daratan seluruh Indonesia mencapai 192,257 juta hektar.
 
Pada tahun 2006 ada sekitar 1.194 kuasa pertambangan dikeluarkan oleh pemerintah. Saat itu cadangan minyak Indonesia mencapai 4,3 milyar barel dan kemampuan memproduksi minyak mentah mencapai satu juta barel perhari, karena itu sangat tidak mungkin Indonesia kekurangan minyak. Tidak beda dengan migas, tambang emas terbesar di dunia yang ada di Papua ternyata dikangkangi oleh Freeport McMoran dari Amerika. Cadangan emas terukur kurang lebih 3.046 ton emas, 31 juta ton tembaga, dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan Papua. berdasarkan perhitungan kasar, cadangan ini diperkirakan masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.
 
Menurut catatan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1991 hingga 2002, PT Freeport memproduksi total 6,6 juta ton tembaga, 706 ton emas dan 1,3 juta ton perak. Dari sumber data yang sama, produksi emas, tembaga dan perak Freeport selama 11 tahun setara dengan 8 milyar dollar Amerika. Sementara perhitungan kasar produksi emas dan tembaga pada tahun 2004 setara dengan 1,5 milyar dollar Amerika. Penerimaan Freeport sekitar Rp 42 trilyun dan Indonesia cukup puas menerima Rp 1 trilyun pertahun.
 
Belum lagi kekayaan laut, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang menjanjikan. Termasuk letak strategis Indonesia yang menjadi jalur pelayaran internasional. Demikian pula kandungan berbagai ragam plora dan fauna laut yang sangat kaya. Di darat pun, berbagai produk pertanian, perkebunan dan kehutanan pun sangat melimpah. Bahkan Indonesia adalah salah satu lumbung pangan dunia.
 
Pihak asing tentu melihat kekuatan Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia Tenggara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Pihak asing tidak menginginkan Indonesia kuat, karena kebangkitnya Indonesia oleh umat Muslim sangat mengkhawatirkan negara-negara Barat, maka intervensi pun terjadi. Hampir sepanjang kemerdekaan Indonesia, Blok Barat yang dipimpin Amerika dengan leluasa mengeruk kekayaan alam negeri ini, karena Amerika telah berhasil membangun struktur politik dan ekonomi Indonesia sesuai dengan keinginannya. Amerika dan antek-anteknya tidak memberi kesempatan Indonesia untuk bangkit menjadi negara besar.
 
Bahkan bukan tidak mungkin Amerika akan membuat Indonesia hancur berkeping-keping. Amerika tidak ingin Indonesia menjadi macan seperti Cina, India dan Brazil. Potensi penduduk yang besar dan kebangkitan akan mengancam eksistensi Amerika di kawasan ini. Walhasil, Pemilu 2009 tidak bisa dilepaskan dari agenda asing, karena itu Pemilu 2009 ini tidak menjanjikan Indonesia terbebas dari penjajahan ekonomi. "Apa lagi Mafia Berkeley kini masih mencengkeram Indonesia," katanya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan