Sekolah Sehat Perlu Diciptakan

Saturday, July 25, 2009

FOTO BARENG: UPTD TK, SD dan guru SDN Amansari II foto bareng usai sertijab kepsek.

RENGASDENGKLOK, RAKA - Menciptakan sekolah yang sehat dan asri itu perlu, mengingat saat ini pendidikan akan berjalan sangat baik jika semua siswanya sehat dan bisa belajar dalam suasana sekolah yang nyaman. Dan prestasi siswa tidak bisa diukur apakah siswa itu sekolah di desa atau di kota. Kini, banyak siswa dari pedesaan yang berprestasi hingga tingkat nasional.


Demikian kata mantan Kepala SDN Amansari II, Kecamatan Rengasdengklok, Karya Sumarna (60) usai serah terima jabatannya kepada kepala sekolah baru, Jumat (24/7) siang. Berakhirnya jabatan Karya ini mengacu pada masa pensiunnya. Untuk mengisi kekosongan, kini Kepala SDN Amansari II dirangkap Kepala SDN Kalangsuria II, Dedi Suryadi.


Lebih lanjut Karya menyatakan, suasana sekolah yang rindang dan sejuk sangat berpengaruh pada kelangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), konsentrasi siswa akan lebih baik. Di Kecamatan Rengasdengklok, termasuk SDN Amansari II, telah menerima program DBE (Desentralized Basic Education) yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan komputer bagi guru-guru Gugus II dan IV di Kecamatan Rengasdengklok. Pelatihan itu telah dilaksanakan 11-14 Februari 2009 di gedung SDN Rengasdengklok Selatan 12. DBE merupakan salah satu program dari USAID (United State Agency International Development). Dengan program DBE ini, jelas mempengaruhi sistem administrasi secara komputerisasi ke arah yang lebih baik.


Sekolah yang memiliki 9 guru PNS (Pegawai Negeri Sipil ) dan 2 guru honorer ini diakuinya mampu mendidik 380 siswa dari lingkungan sekitar, sebanyak 9 ruang kelas di sekolah ini telah dianggap layak. Namun begitu, perbaikan sarana pendidikan dan sistem pendidikan akan terus diperbaharui menjadi lebih baik. "Setelah ada program DBE, ada perubahan manajeman dan KBM, meski tidak drastis tapi terlihat perkembangannya," kata Karya.


Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi memaparkan, masa pensiun itu sudah biasa terjadi pada PNS (Pegawai Negeri Sipil), untuk mengisi kekosangannya maka Dedi Suryadi merangkap yang juga sebagai Kepala SDN Kalangsuria II merangkap jabatan sementara sebagai Kepala SDN Amansari II, sambil menunggu kepala sekolah baru. "Saya harap, bagi yang pensiun agar bisa memasuki masa pensiunnya dengan lebih baik lagi, artinya kesehatan mereka harus terjaga, kehidupan ekonomi dan keluarganya pun bisa lebih baik," ujarnya.


Selain itu, Muhrodi juga menegaskan, supaya kepala sekolah yang telah pensiun agar tetap menyumbangkan pengetahuannya pada dunia pendidikan dan jangan putus hanya diakahir jabatannya. "Harapan saya pada penggantinya kepala sekolah baru supaya bisa melanjutkan yang baik. Program-program yang belum selesai di di sekolah bersangkutan supaya dilanjutkan," jelasnya. (spn)
 

Semua Jalan Kini Dibeton

JALAN BETON: Saat ini hampir semua jalan rusak dicor, meski panjang perbaikan hanya terbilang puluhan dan ratusan, masyarakat meyakini kualitasnya akan lebih baik dibanding perbaikan hotmix. Foto, Pekerja sedang menutup celah jalan dengan aspal cair dan pasir di Desa Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya, Jumat (24/7) siang.  (spn)

Recording Seismik Masih Berjalan

TIRTAJAYA, RAKA - Kini masyarakat di daerah utara Karawang sudah terbiasa dihentikan petugas Pertamina yang melakukan 'recording' atau perekaman kandungan perut bumi. Seperti di Kecamatan Tirtajaya, recording masih terus dilakukan, juga di beberapa desa kecamatan lainnya. Sementara ini, di Kecamatan Rengasdengklok baru dua desa yang sudah selesai.


Petugas pertamina menghentikan kendaraan yang melintasi kabel-kabel pendeteksi getaran, karena jika sedang merekam getaran lalu ada kendaraan melintas, maka perekaman akan terganggu oleh getaran mesin motor maupun mobil. Namun begitu, beberapa traktor yang membajak sawah tetap berjalan meski traktor itu posisinya berada tidak jauh dari garis kabel. Ini karena tidak ada satu petugas pun yang menghentikan traktor kecuali kendaraan yang melintasi jalan saja.


Waktu perekaman hanya berselang 2 hingga 5 menit, cukup membuat jenuh para pengendara, apalagi bagi mereka yang sibuk dan terburu-buru. Awalnya, perekaman kandungan gas dan minyak di perut bumi oleh Pertamina ini dikomplen warga, karena saat itu warga belum mengetahui alasan mereka dihentikan, lagi pula tidak ada seorang petugas pun yang menjelaskan alasan semua kendaraan dihentikan. Terlebih, para staf Pertamina yang turun ke daerah kadang sulit di wawancarai wartawan dengan alasan tidak jelas.


Pertamina telah melakukan pengeboran dan perekaman kandungan perut bumi di beberapa kecamatan daerah utara Karawsang. Pekerjaan ini merupakan realisasi rencana Pertamina sejak tahun 2004 lalu. Diketahui, titik yang terbaik untuk pengeboran sekitar dua kilometer dari kompleks percandian Batujaya. Sebelumnya, sejak 1960-an, Pertamina mengeksploitasi minyak mentah di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Namun, saat itu Pertamina mengkhawatirkan pengeboran mengganggu situs Batujaya.


Sementara itu, di Kecamatan Tirtajaya, sejumlah pemilik lahan sawah menunggu ganti rugi dari Pertamina. Pada proyek ini, beberapa hektar sawah diinjak-injak dan dibor sedalam 30 meter oleh petugas dari Pertamina untuk keperluan perekaman tersebut. Sebelumnya, pihak Pertamina telah menjanjikan akan melakukan ganti rugi terhadap sawah-sawah milik warga yang dibor dan dijadikan lokasi operasional.


Hal ini dikeluhkan oleh sejumlah petani di Kecamatan Tirtajaya termasuk beberapa kecamatan lainnya yang dilintasi proyek seismik tersebut. Pertamina baru melakukan pembayaran ganti rugi untuk sawah-sawah yang diinjak-injak dan dibor di Desa Dewisari dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan