Perahu Nelayan Tenggelam, Empat Orang Berhasil Diselamatkan

Wednesday, February 4, 2009

Perahu nelayan saat ditarik pulang dengan tambang, setelah diselamatkan para nelayan lainnya.
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Kemarin, Senin (2/2) pukul 08.00 WIB sebuah perahu nelayan asal Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya terbalik dan tenggelam ditengah laut. Namun empat orang nelayan dalam perahu tersebut bisa diselamatkan. Sebelum dibawa perahu nelayan lainnya, empat orang tersebut mengapung selama tiga jam dengan berpegangan pada jerigen kosong.
 
Ini terjadi akibat cuaca buruk yang terjadi hampir setiap hari sejak sepekan terakhir. Cuaca mendung dan angin kencang menjadi pemandangan rutin di pesisir pantai utara Karawang. Keadaan tersebut mengakibatkan para nelayan takut untuk mencari ikan ditengah laut, tapi tidak demikian bagi empat nelayan tersebut, mereka adalah Dirman (45), Raling (40), Rapi (50) dan Heri (25).
 
Perahu yang digunakan empat nelayan ini, rusak karena tidak mampu menahan kerasnya hantaman ombak. Beruntung empat orang nelayan tersebut bisa diselamatkan oleh nelayan lainnya. Menurut salah sati pemilik perahu nelayan di desa ini, Sugeng mengatakan, empat orang itu mengapung dengan berpegangan pada satu jerigen kosong ukuran 20 liter. Dan nelayan ini merupakan penangkap ikan rajungan.
 
Diceritakan Sugeng, sebelumnya beberapa perahu nelayan sering tenggelam dihantam ombak diperairan utara Karawang. Namun semua nelayan bisa diselamatkan oleh perahu lainnya yang sedang melintas. Bahkan, banyak perahu nelayan yang hancur terbelah dua akibat diterjang ombak laut besar. Perahu yang tenggelam kemarin itu ukurannya 5,5 digit atau 5,5 meter dengan anak buah kapal (ABK) sebanyak empat orang.
 
Empat nelayan ini sudah mengetahui akan diselamatkan nelayan lain, karena pada waktu Shubuh, beberapa nelayan Tambaksari berlayar menuju laut lepas, kemudian mereka berpencar untuk mencari ikan di tempat-tempat yang telah mereka tentukan, tidak jauh dari perairan Karawang. Dan mereka selalu hampir bersamaan ketika pulang ke muara pantai. "Semua nelayan biasanya berangkat Shubuh. Perahu yang tenggelam itu menuju arah pulang," jelasnya.
 
Hanya berselang beberapa jam, setelah penyelamatan empat orang nelayan itu, para nelayan Tambaksari kembali ke laut untuk mencari perahu yang tenggelam. Dan beruntung, perahu yang naas itu masih mengapung di atas air laut dengan kondisi rusak. Perahu tersebut berhasil dibawa kembali ke muara pantai dengan ditarik perahu lainnya.
 
Diketahui, selain mengancam para nelayan yang melaut, gelombang pasang juga mengancam pemukiman warga. Di desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, di Kecamatan Cibuaya dan Cilebar, air laut selalu masuk ke perkampungan dan menghantam rumah warga yang berada di tepi laut. Bahkan diantara rumah warga banyak yang rusak dan roboh akibat terjangan gelombang pasang. (spn)
 

MKKS Dengklok Gelar Bedah Standar Kompetensi Lulusan SMP

PEDES, RAKA - Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Komisariat Rengasdengklok gelar kegiatan bedah standar kompetensi lulusan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Selasa (3/2) siang di aula SMPN 1 Pedes. Bedah standar kempetensi lulusan ini dilaksanakan atas dasar UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional, Mendiknas No. 78, Tahun 2008 tentang ujian nasional SMP/MTs, SMA, SMK tahun 2008/2009.
 
Dijelaskan Kepala Sekolah SMPN 1 Kutawaluya, Drs. Yayat Rukhiyat menjelaskan, bedah standar kompetensi lulusan tingkat SMP ini diikuti 18 SMP dan masing-masing SMP ini mengkaji empat bidang studi yang akan diujiankan, diantaranya bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). "Ini dilaksanakan untuk peningkatan kualitas hasil didik terutama kelulusan ujian nasional pada tahun ajaran 2008/2009," katanya.
 
Sementara, Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang, H. Eka Sanata SH, MM, menyampaikan tiga kebijakan Pemda Karawang, diantaranya infrastruktur sekolah, meningkatkan daya tampung ruang belajar siswa, peningkatan kualitas didik dan hasil didik, meringankan beban orang tua siswa terutama biaya sekolahnya. Pada acara bedah standar kempetensi lulusan ini dihadiri 72 guru bidang studi tersebut dari kelas IX.
 
Bedah kelulusan ini dalam rangka mewujudkan visi pendidikan nasional, terwujudnya insan cerdas kompetitif, sesuai visi Kabupaten Karawang yaitu terwujudnya masyarakat Karawang yang sejahtera melalui pembangunan di bidang industri dan pertanian berdasarkan iman dan taqwa. Pelaksanaan standar kompetensi lulusan ini atas dasar Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) No. 1513 tentang prosedur operasional standar ujian nasional. (spn)
 

Tambak dan Rumah di Desa Tambaksumur Terendam Banjir

TIRTAJAYA, RAKA - Seluas 1.780 hektar tambak ikan bandeng di Desa Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya terendam banjir hujan semalaman. Sebagian ikan-ikan di tambak ini limpas. Tiap hektar tambak ini kehilangan sekitar 1 ton ikan atau Rp 7 juta-an. Selain tambak ikan, puluhan rumah warga setempat terendam hingga ketinggian air selutut orang dewasa.
 
Penggarap tambak ikan, Topik (35) mengatakan, ikan bandeng yang limpas itu masih berukuran dua jari, termasuk udang bago. Selain banjir akibat hujan deras yang mengguyur semalaman, banjir ini pun disebabkan air laut pasang. Sehingga air dari laut dari saluran air Cibetok pembuangan bertemu di desa ini yang akhirnya merendam tambak ikan dan pemukiman.
 
Di tempat sama Kepala Dusun Saca, Tohir (40) mengatakan, puluhan rumah di RT 15/07, Dusun Saca, di desa ini terendam dengan ketinggian air setengah betis orang dewasa. Dan air masuk ke sebagian rumah warga yang datar, sedangkan rumah yang tanahnya ditinggikan tidak terendam kecuali pekarangannya saja. Akibat banjir ini, nyaris aktivitas warga terhenti.
 
Banjir juga merendam SDN Tambaksumur IV. Sehingga, ratusan siswanya terpaksa diliburkan sejak Senin (2/2) kemarin. Tampak, warga setempat hanya duduk-duduk di bale-bale rumah mereka, roda dua pun tak mampu melewati jalan-jalan yang terendam air. Banjir di desa ini menjadi perhatian serius Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan, dia memerintahkan supaya kepala desa dibantu kepala dusun setempat untuk menghitung jumlah rumah terendam dengan melakukan pendataan. (spn)
 

Tiap Tahun Dengklok Utara Banjir

"Desa Rengasdengklok Utara sudah biasa kebanjiran hampir setiap tahun. Terakhir banjir terparah tahun 2007 lalu, semua warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, terutama warga Dusun Kalijaya I, Dusun Kalijaya II dan Dusun Cikangkung Barat I. Ini memang faktor alam, apalagi di Dusun Kalijaya II lahannya cekung seperti asbak," kata Kepala Desa Rengasdengklok Utara, A. Enin Saputra yang akrab disapa Kapsul, kepada RAKA, Selasa (3/2) siang di ruang kerjanya.
 
Menurutnya, Dusun Kalijaya ini semula bernama Dusun Kalimati, dia mengartikan sungai yang tidak berfungsi atau sungai mati dan tidak memiliki saluran pembuang air. Hasil survei di lapangan, di dusun tersebut air menggenang setinggi 50-150cm, sehingga menenggelamkan puluhan rumah setempat. Mau tidak mau, warga harus mengungsi ke jalan raya di dusun ini atau dataran yang lebih tinggi. "Memang, dari Dusun Kalijaya tidak ada saluran air pembuang ke saluran sekunder. Dan meski dibangun, itu akan memakan dana yang cukup besar dan butuh dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat," ujarnya.
 
Dia berharap, agar warganya itu bersabar menghadapi kondisi tersebut, karena banjir ini adalah faktor alam. Dan warga tidak usah menyalahkan desa, kecamatan maupun Pemda Karawang, karena selama ini desa sedang mendata warga yang terendam banjir, data itu akan dilaporkan pada Pemda Karawang melalui kecamatan. "Saya yakin, Pemda Karawang akan membantu warganya," katanya.
 
Dengan begitu, warga yang kebanjiran harus bersabar dan menunggu bantuan Pemda Karawang, karena selama ini Pemda sendiri masih sangat kerepotan menangani jebolnya dua tanggul Sungai Citarum di Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat dan Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya. Memang, kata Kapsul, hujan yang baru turun dua hari ini genangan airnya sudah tinggi. Pihak desa sudah mengupayakan persiapan tenda bagi para pengungsi banjir. Selain itu, pihak desa pun berusaha meminjam mesin pompa air untuk menyedot banjir Kalijaya pada UPTD Bina Marga Rengasdengklok dan Dinas Sosial Karawang.
 
Dampak lain akibat banjir, lanjutnya, jalan raya jadi rusak, terutama jalan di depan kantor desa, juga wabah penyakit tentunya akan bermunculan. "Saya yakin Pemda Karawang akan berikan bantuan bagi korban banjir, baik itu sembako maupun obat-obatan dari dinas terkait," ujarnya.
 
Diketahui, banjir yang merendam Dusun Kalijaya II adalah air buangan dari Desa Kertasari dan Desa Rengasdengklok Selatan, seolah dusun Kalijaya ini sebagai penampungan air hujan yang mengalir dari dua desa itu. Mudah-mudahan kedepannnya Pemda Karawang dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa merealisasikan saluran pembuang dari Dusun Kalijaya, supaya air hujan tidak mengantung," ujarnya. (spn)
 
 

Dua Balita di Dengklok Utara Terserang DBD

RENGASDENGKLOK, RAKA - Hanya berselang dua hari, dua balita di Dusun Jati, RT 07/06, Desa Rengasdengklok Utara terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Pertama, Imam usia 8 bulan, kemudian Rizki Amali (4), keduanya langsung dirujuk ke RSUD Karawang dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa.
 
Keterangan Kaur Kesra, Zaenal Arifin kepada RAKA, kemarin. Keduanya adalah balita dari keluarga yang tidak mampu. Kata Zaenal, pihaknya sedang menunggu tindakan dari Puskesmas Rengasdengklok untuk menangani wabah penyakit ini di lingkungan desanya, mengingat saat ini sedang musim hujan dan banyak genangan air yang jadi sarang nyamuk.
 
Jumat (30/1) lalu, UPTD Puskesmas Rengasdengklok telah mengutus mahasiwa kesehatan untuk meninjau pemukiman setempat, tapi laporannya sampai kemarin belum masuk desa, karena aparat desa pun perlu mengetahui apakah di pemukiman itu perlu ada jentik nyamuk yang perlu dibasmi.
 
Kepala Desa Rengasdengklok Utara, Kapsul mengatakan, pihaknya akan mengatasi warganya yang terserang wabah berbahaya, "Kita belum menyatakan itu DBD atau bukn, biasanya kalau benar positif DBD, pihak kesehatan akan melaporkan ke desa. Meski warga saya dikirm ke Jakarta, RS di Jakarta akan kirim surat ke desa, tentang diagnosa pasien, terutama DBD," ujarnya.
 
Sementara, di Desa Kertasari seorang warga Dusun Krajan B, RT 06/03, Ita (40) telah dirujuk ke RSUD Karawang, Senin (2/2) siang, karena diduga posistif DBD. Menanggapi hal itu, Kades Kertasari, Apud Mahpudin meminta pada dinas kesehatan untuk merespon wabah DBD yang terjadi di desanya. "Upaya K3 sudah saya upayakan, ternyata DBD tetap terjadi, ini akibat cuaca hujan yang terus mengguyur pemukiman. Saya harap, dinas kesehatan merespon musibah ini," katanya. (spn)
 
 
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan