TIRTAJAYA, RAKA - Masih terkenang banjir air pasang besar di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya yang telah menenggelamkan puluhan rumah tahun 2007 lalu. Akibatnya, pesisir pantai di desa ini tergerus hingga ratusan meter, bahkan puluhan pohon di pesisir laut tumbang dan sebuah lokasi pembibitan udang hancur.
Selain itu, ratusan hektare tambak juga tidak berfungsi karena terjadi abrasi atau pengikisan pantai, sedangkan puluhan warga Kampung Sarakan dan Kampung Tanjung Bali juga mengungsi, karena tempat tinggalnya hancur tergerus air laut. Bahkan kini, Kampung Tanjung Bali hanya tinggal 'kenangan', tidak ada lagi warga yang bermukim di sana.
"Dulu, di Kampung Sarakan dan Kampung Tanjung Bali banyak warga yang bermukim. Tapi, karena terjadi abrasi sejak tujuh tahun lalu, warga berangsur pindah menjauhi pesisir laut," kata warga setempat, Aminudin (42) yang juga pemilik tambak ikan, kepada RAKA, Rabu (22/10) siang.
Dia menjelaskan, sekitar 80 kepala keluarga (KK) di Kampung Sarakan sudah meninggalkan pemukimannya karena takut terjadi abrasi, kini di kampung itu hanya tersisa sekitar 20 KK yang masih bertahan di pinggir laut. Sedangkan Kampung Tanjung Bali, kini menjadi kampung tanpa penghuni, lantaran seluruh warga Kampung Tanjung Bali mengungsi ke tempat lain. Berdasarkan keterangan yang dihimpun RAKA, ratusan warga Kampung Tanjung Bali, Desa Tambak Sari, Kecamatan Tirtajaya sudah meninggalkan kampung halamannya sejak akhir Desember 2006 lalu, karena takut abrasi.
Sedangkan, tumbangnya puluhan pohon di sekitar pesisir laut terjadi sejak abrasi sekitar tahun 2001 lalu. Demikian juga dengan rusaknya lokasi pembibitan udang di Kampung Sarakan dan tidak berfungsinya tambak ikan akibat abrasi yang terjadi sekitar tujuh tahun lalu, selain disebabkan karena terjadi gelombang pasang. Selama sekitar tujuh tahun itu pula, belum ada perbaikan bangunan rusak dan lingkungan sekitar dari pemerintah setempat.
Terkait hal itu, warga setempat mengaku sudah beberapa kali meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, baik melalui DPRD setempat maupun secara langsung ke Bupati Karawang Dadang S Muchtar, tapi hingga kini belum pernah ada tanggapan. Warga lain, Buang (65) mengaku tidak menyangka terjadinya abrasi sejak tahun lalu menghabiskan pemukiman warga, dan lingkungan sekitar. "Saya juga tidak habis pikir, bagaimana cara mengatasi abrasi yang selalu terjadi hingga mengikis pemukiman warga," katanya. (spn)
0 comments:
Post a Comment