RENGASDENGKLOK, RAKA - Hanya berselang dua hari, dua balita di Dusun Jati, RT 07/06, Desa Rengasdengklok Utara terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Pertama, Imam usia 8 bulan, kemudian Rizki Amali (4), keduanya langsung dirujuk ke RSUD Karawang dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa.
Keterangan Kaur Kesra, Zaenal Arifin kepada RAKA, kemarin. Keduanya adalah balita dari keluarga yang tidak mampu. Kata Zaenal, pihaknya sedang menunggu tindakan dari Puskesmas Rengasdengklok untuk menangani wabah penyakit ini di lingkungan desanya, mengingat saat ini sedang musim hujan dan banyak genangan air yang jadi sarang nyamuk.
Jumat (30/1) lalu, UPTD Puskesmas Rengasdengklok telah mengutus mahasiwa kesehatan untuk meninjau pemukiman setempat, tapi laporannya sampai kemarin belum masuk desa, karena aparat desa pun perlu mengetahui apakah di pemukiman itu perlu ada jentik nyamuk yang perlu dibasmi.
Kepala Desa Rengasdengklok Utara, Kapsul mengatakan, pihaknya akan mengatasi warganya yang terserang wabah berbahaya, "Kita belum menyatakan itu DBD atau bukn, biasanya kalau benar positif DBD, pihak kesehatan akan melaporkan ke desa. Meski warga saya dikirm ke Jakarta, RS di Jakarta akan kirim surat ke desa, tentang diagnosa pasien, terutama DBD," ujarnya.
Sementara, di Desa Kertasari seorang warga Dusun Krajan B, RT 06/03, Ita (40) telah dirujuk ke RSUD Karawang, Senin (2/2) siang, karena diduga posistif DBD. Menanggapi hal itu, Kades Kertasari, Apud Mahpudin meminta pada dinas kesehatan untuk merespon wabah DBD yang terjadi di desanya. "Upaya K3 sudah saya upayakan, ternyata DBD tetap terjadi, ini akibat cuaca hujan yang terus mengguyur pemukiman. Saya harap, dinas kesehatan merespon musibah ini," katanya. (spn)
0 comments:
Post a Comment