RENGASDENGKLOK, RAKA - Dengan prinsip 'setiap detik berjuang demi kebajikan', Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus berjuang untuk misi cinta kasih yang universal. Minggu (22/2) siang, sekitar 130 relawan Tzu Chi dikerahkan mengobati 1500 warga Desa Rangasdengklok Utara, Desa Rengasdengklok Selatan dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok.
Lokasi bakti sosial pengobatan gratis ini dilakukan di gedung SDN Rengasdengklok Utara I, tiap ruang kelas diubah menjadi ruang pelayanan kesehatan untuk mengobati warga setempat, terutama bagi para korban banjir. "Sebenarnya, bantuan ini khusus bagi korban banjir Desa Rengasdengklok Selatan, tapi kami pun memberi pelayanan kepada dua desa tetangganya," kata Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kabupaten Karawang, Rubbyanto, di tengah kesibukannya mengatur pengobatan pada warga setempat.
Lebih lanjut Rubbyanto menjelaskan, kegiatan amal sosial ini akan dilakukannya pada korban banjir atau yang sekira membutuhkan tanpa diminta. Kegiatan ini terus berputar ke setiap daerah dan rencananya Yzu Chi Indonesia akan melaksanakan bakos bersama di Blitar, Jawa Timur. Untuk baksos di Rengasdengklok ini, pihaknya telah mensurvei warga yang butuh bantuan, terutama mereka yang rumahnya kebanjiran.
Sementara itu, dua warga yang berobat gratis diketahui mengidap penyakit usus buntu, kemudian atas rekomendasi yayasan ini, keduanya dibawa ke RS Bayukarta Karawang untuk diobati lebih intensif dengan hanya menunjukan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Untuk penanganan penyakit parah yang diderita masyarakat, Yayasan Tzu Chi telah kerjasama dengan RS Bayukarta. "RS Bayukarta sangat bagus, kami terus berhubungan dengan pengurus rumah sakit untuk membantu berobat warga tak mampu," ucapnya.
Kata Rubbyanto, yayasan ini tidak membedakan suku golongan maupun politik, karena jika diboncengi politik dikhawatirkan niat suci yayasan ini akan mempengaruhi yayasan dalam membantu masyarakat. Dan dana obat-obatan ini dikumpulkan dari semua relawan, bukan dari seseorang yang memiliki kekayaan lebih. Bahkan relawan dokter dari 24 rumah sakit di Jakarta membentuk Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA), termasuk dokter dari Kabupaten Karawang beserta perawatannya.
Buddha Tsu Chi sudah tersebar di beberapa negara dan beberapa kota di Indonesia. Buddha Tsu Chi ini memperjuangkan misinya dengan landasan empat hal. Pertama, misi amal sosial, yakni dengan membantu masyarakat tidak mampu dan sedang tertimpa musibah. Kedua, pengobatan gratis. Misi ketiga adalah pendidikan, di mana Buddha Tsu Chi berusaha agar pendidikan dapat dinikmati masyarakat seluas-luasnya. Dan misi keempat adalah budaya kemanusiaan.
Dalam misi ini, Buddha Tsu Chi menyebarkan misi cinta kasih terhadap sesama yang universal. Walaupun terdapat nama Buddha, bukan berarti Buddha Tsu Chi mengusung misi agama, melainkan misi yang dilakukan berpijak pada misi sosial dan tidak memandang ras, suku, agama, maupun bangsa. Untuk memperjuangkan misinya itu, Yayasan Buddha Tsu Chi Indonesia melaksanakan bakti sosial berupa pengobatan gratis kepada masyarakat untuk beragam penyakit. (spn)
0 comments:
Post a Comment