Ekonomi Kerakyatan Harus Bangkit

Wednesday, March 18, 2009

"Saya sudah sering mengingatkan, sejak tahun 1983 lalu bangsa kita ini jangan tergantung pada bantuan dan modal asing. Bantuan itu memang perlu, tapi jangan tergantung, membutuhkan bukan berarti tergantung, kita harus cinta karya bangsa sendiri," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat, Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita pada kesempatan bicara saat pelantikan LPDKM Karawang, Rabu (18/3) siang di Rengasdengklok.
 
Dulu, akunya, banyak industri kecil yang dilindungi, sekarang industri itu sudah besar dan eksport produknya ke luar negeri. Dia mencontohkan produksi buah-buahan. Diakuinya yang penting sekarang adalah buah itu harus berkualitas, sudah bertahun-tahun berkembang salak pondoh, jeruk pontianak, bahkan pihaknya melarang buahan import.
 
Menurutnya, bangsa ini akan menghadapi krisis ekonomi besar, bahkan lebih besar dari krisis ekonomi tahun 1998 lalu, tapi memang belum dirasakan. Dia menjelaskan, krisis global saat ini diawali dari Negara Amerika, krisis itu terjadi karena mereka memperbolehkan spekulasi, maka terjadilah lonjakan harga, akhirnya beberapa perusahaan bangkrut. Ambruknya ekonomi Amerika ini menjalar ke ekonomi Eropa dan Jepang. Saat ekpor Amerika berhenti, maka negara lain pun ikut terhenti.
 
"Konsep yang saya kembangkan yaitu ekonomi rakyat, saat itu saya bersama kawan-kawannya telah mengembangkan ekonomi sejak lama, meski memang mengalami bangkrut tahun 1998 lalu. Kami sudah susun buku tentang ekonomi kerakyatan yang sekarang dijadikan pedoman di sekolah perguruan tinggi. Yang penting adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi itu dihasilkan dan bagaimana pertumbuhan itu dinikmati masyarakat. Jika hanya dinikmati kelompok tentunya itu tidak akan berkesinambungan," jelasnya.
 
Dia menceritakan, perbandingan krisis ekonomi tahun 1998 dengan saat ini. Pada tahun 1998 krisinya kecil, yang kena hanya negara Asia, tetapi ekonomi dunia tidak krisis, makanya kita dibantu ekonomi dunia, mereka memberi bantuan dengan harga komoditi yang naik. Pada krisis ekonomi tahun 1998 itu Indonesia kesulitan pangan, makanya beras diambil dari Taiwan. Tapi sekarang tidak ada ekonomi dunia yang bisa menolong, karena saat ini semuanya jatuh.
 
"Kalau kita ambil pelajaran krisis tahun 1998, ada dua sektor utama, pertama adalah ekonomi pedesaan, ketika bank ambruk maka kita berhutang, yang menyelamatkan kita adalah ekonomi pedesaan. Jadi pada waktu pekerjaan di kota berkurang, pekerjaan ekonomi desa bertambah, semisal pekerjaan sawah cukup 2 orang jadi bertambah 3 orang. Kedua adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," ujarnya.
 
Untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, maka yang harus diperkuat adalah UKM (Usaha Kecil dan Menengah), dari UKM maka akan tumbuh usaha besar. Selain itu, harus membangun kemandirian, yaitu menjadikan pasar kita jadi pasar yang berkualitas dalam negeri, bukan meminta barang import. "Jangan sampai ada batik buatan Cina, ini kan gak lucu," ujarnya. (spn)
 

1 comments:

Daniel said...

puntennnnnnn..!!

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan