BLT Desa Kampung Sawah Disunat Rp 50 Ribu

Tuesday, May 12, 2009


 
JAYAKERTA, RAKA - Seperti tahun sebelumnya, BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang dibagikan kepada sejumlah RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) Senin, (11/5) kemarin tak luput dari pemotongan. Di Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, sejumlah 1.151 KK (Kepala Keluarga) penerima BLT pasrah uangnya disunat Rp 50 ribu/KK dengan dalih untuk dihibahkan pada 3.500 KK lainnya yang non BLT.

Seperti dikatakan Wakil Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa) Kampung Sawah, Tabroni kepada RAKA disela pembagian BLT. Rp 50 ribu itu bukan pemotongan melainkan hasil musyawarah bersama antara pihak desa dan masyarakat penerima BLT. Ini dilakukan untuk pemerataan kepada 3.500 KK non BLT yang juga ingin mendapatkan uang tersebut. Jika tidak ada pemotongan, dikhawatirkan terjadi kekacauan selama proses pencairan BLT dari pihak non BLT.

Peserta BLT sebanyak 1.151 KK di desa ini merupakan data tetap BLT tahun 2005 lalu. Data itu tidak berubah, karena peserta BLT yang meninggal dunia diganti ahli warisnya. Kata Tabroni, tanpa kesadaran masyarakatnya, akan sulit bagi peserta BLT untuk menghibahkan Rp 50 ribu tersebut. Kendati begitu, pasti ada saja peserta BLT yang enggan dipotong. "Saya minta kesadaran masyarakat untuk mau menghibahkan Rp 50 ribu dengan sukarela, yang penting kondusif sesuai kesepakatan bersama," jelasnya.

Kades Kampung Sawah, Abdul Gofur mengatakan, sehari sebelum pencairan sekitar pukul 5 sore panitia penyalur dana BLT dan masyarakat telah melakukan pertemuan untuk meminta persetujuan supaya uang yang diterima peserta BLT mau dihibahkan Rp 50 ribu kepada non BLT. Kemudian, warga non BLT akan menerima uang hibah itu setelah semua peserta BLT mencairkan kartu BLT. "Warga non BLT akan menerima uang hibah dari peserta BLT, uang itu akan diantar ke rumah masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, seorang penerima BLT, Rohim (50) warga Dusun Pasar, RT 01/01 menyatakan, dia rela uangnya BLT-nya di potong Rp 50 ribu untuk warga non BLT, sisanya Rp 250 ribu lagi akan dia dibelikan beras dan belanja lauk-pauk untuk kebutuhan makan keluarganya. Petani palawija yang menggarap tanah bantaran Sungai Citarum ini memang sudah lama mendambakan uang BLT, selain hasil usahanya menanam sayuran.

Hal senada dikatakan Namah (50), uang BLT yang dia terima akan dibelikan untuk obat, mengingat dirinya sering sakit-sakitan. Ibu rumah tangga ini kesehariannya hanya mengurus satu anak yang kini telah lulus SMP. Dalam mencukupi kebutuhannya, dia harus kerja keras menjadi pekerja di rumah tetangganya sebagai pembantu harian. (spn)
 
 

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan