SPEC Berikan Reward Bagi Siswa Berprestasi
posting berita pukul 12:15 AM 0 comments
Labels: pendidikan
Tempat Prostitusi Digerus
posting berita pukul 12:13 AM 0 comments
Shodaqoh Haji Gratis di Kutawaluya Dilanjutkan
KUTAWALUYA, RAKA - Rapat klarifikasi kelanjutan program IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) digelar di Aula kantor Kecamatan, Rabu (29/7) sore. Rapat ini digelar untuk mendapatkan komitmen para anggotanya mengenai kelanjutan program naik Haji. Selama ini, telah terkumpul dana sebesar 51 juta yang tersimpan di Bank. Pasalnya, sebagian dana yang telah terkumpul itu, dipermasalhkan pihak Kejaksaan Negeri Karawang, karena telah memotongan dari dana bantuan sosial.
Dana bantuan sosial tersebut, adalah dana BLT, PKH, sebesar 12 ribu/ penerima. Dan itu, dibahas dalam rapat yang di moderatori Camat Kutawaluya, Maman Suryaman. di dampingi Kepala KUA, H. Asep Saepulloh, berikut polisi dan para anggota IPHI se Kutawaluya. Rapat itu berjalan dengan sedikit alot di bumbui sedikit ketegangan pembelaan pendapat masing masing anggota. Hal ini mengakibatkan rapat itu, sulit untuk menemukan titik temu hingga dilakukan istirahat sejenak, mengingat waktu shalat yang wajib dilaksanakan. Setelah usai melaksanakan shalat berjamaah, rapat kembali dilanjutkan. Meski ada sedikit ketegangan, namun akhirnya dapat dicairkan dan mencapai titik temu dengan 3 opsi yang meminta suara kepada para anggotanya.
Yakni, Program terus dilanjutkan hingga ada satu calon yang berangkat, kedua program terus dilanjutkan, tapi setelah uang yang berasal dari dana bantuan dikembalikan, atau yang ketiga uang dikembalikan semua. ketiga pilihan itu, secara otomatis terbentuk setelah sebelumnya dirangkum oleh Kepala KUA dari beberapa pendapat yang dilontarkan dari para anggota IPHI dalam rapat itu.
Awal pendapat dilontarkan oleh Ketua IPHI yang sebelumnya telah mengundurkan diri karena kondisi kesehatan, H. Iyung .Dia mengeluarkan pendapat, bahwa dana yang sudah tertampung yang berasal dari dana bantuan supaya dikembalikan terlebih dahulu, dan meminta keterangan, pada yang menerima uang pengembalian jika ingin melanjutkan.
Sementara pendapat yang kedua dikatakan Ketua forum Kepala Desa Kecamatan Kutawaluya, Jamaludin. Dia menerangkan bahwa dia juga meminta agar dana itu dikembalikan dahulu. Kata Kades yang baru saja usai mengikuti pemanggilan dari Kejari, bahwa pihaknya secara pribadi mendukung program IPHI. Namun, karena berbuntut pada pemanggilan kejaksaan, maka pihaknya meminta agar dana itu dikembalikan saja, sesuai dengan saran yang diberikan pihak dari kejaksaan. "Khususnya dana yang terkumpul dari dana bantuan sosial," terang Jamal.
Mantan Camat Kutawaluya, Drs. Heri paryono. sebagai penggagas dari program IPHI. menyampaikan jika program ini terkait pada masalah hukum, dia menegaskan bahwa dia tidak pernah mengintruksikan para Kades untuk memotong dari dana bantuan sosial. Pihaknya hanya mengajak kepada yang mau. Sebab, kata Heri, dia hanya mengajak pada yang ikhlas bersodakoh. Dan hal ini sudah melalui komitmen bersama sebelumnya. "Kecuali jika ada oknum yang sengaja memakan uang sodakoh," tegasnya sembari menyampaikan pendapatnya agar ada pengundian yang pertama untuk diberangkatkan sesuai dengan komitmen awal.
Selanjutnya, kata Heri, mengenai kelanjutan program IPHI dia menyerahkan keputusan kepada para anggota dan panitia. Namun, ketiga pendapat itu bertambah kembali dari ketus BPD merangkap PPK Kutawaluya, leklih jajuli. karena jika dana itu dikembalikan, Kata Leklih, sebagian dana yang sudah terkumpul itu, bukan hanya berasal dari dana bantuan sosial, ada juga dari dana PPK. lalu, setelah leklih, timbul pendapat baru dari tokoh agama Sindang Mukti, Tatang Sihabudin. Namun, setelah dirangkum kembali bersama sama para peserta rapat, hanya terbentuk tiga opsi untuk diminta suaranya. Mengingat haripun sudah menjelang malam.
Hasilnya, pada opsi pertama yang memilih untuk melanjutkan sebanyak 7 suara, opsi kedua yang meminta dana dikembalikan sebagian sebanyak, 4 suara, opsi ketiga yang meminta dana dikembalikan semuanya, sebanyak 16 suara. Akhirnya, keputusan dapat diambil dan disaksikan oleh Camat kutawaluya dengan keputusan bahwa dana itu, akan diambil dari bank dan dikembalikan semua. Namun keputusan kelanjutan program IPHI, akan diputuskan oleh para peserta rapat, dalam waktu dekat. penutupan rapat diiringi dengan doa bersama sebagai simbol syukur rapat berjalan lancar dan sepakat. "Rapat ini digelar dengan itikad yang baik apapun hasilnya," tegas camat. (sigit)
posting berita pukul 10:04 PM 0 comments
Karma Butuh Bantuan Kaki Palsu
CILEBAR, RAKA - Karma Bin Sido (24) warga Dusun Mekarjati, RT 03/06, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar berharap ada yang memberinya kaki palsu, mengingat kaki kananya buntung akibat kecelakaan dua tahun lalu. Sosok tumpuan bagi keluarganya ini kini tak bisa berbuat banyak, selain bekerja seadanya.
Dia diketahui sebagai seorang nelayan yang ulet dan tekun, tujuannya bekerja adalah untuk menafkahi orang tua dan saudaranya. Kakinya buntung berawal sejak dia terjatuh ketika membawa ikan dari perahu yang akan dilelang di TPI (Tempat Pelalangan Ikan) Fajar Samudra Kecamatan Cilebar. Tak lama kemudian, kakinya bengkak dan ia berupaya berobat ke dukun urut, tetapi hasilnya sia-sia.
Atas saran Kades Pusakajaya Utara, Warman Abdurachman yang saat itu belum menjabat sebagai kades, Karma dibawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Karawang, karena kondisi kakinya tidak bisa disembuhkan oleh tim medis, maka kakinya itu diamputasi, khawatir penyakitnya menjalar ke sekujur tubuh lainnya. Sebagai anak paling tua dari lima bersaudara, kini Karma harus bekerja keras untuk membantu orangtuanya, karena usai diamputasi, setahun kemudian bapaknya meninggal dunia.
Dijelaskan pamannya Karma, Neman Soemantri (40), pekerjaan yang kini dilakukan Karma ini untuk membantu meringankan keluarga, meski kakinya buntung, Neman mempekerjakan Karma sebagai nelayan di perahunya pada posisi sebagai penebar jaring udang saat melaut. "Hanya itu yang bisa saya bantu untuk menghidupkan keluarganya dan perlakuannya tidak saya bedakan dengan nelayan lain, pembagian hasil pendapatannya pun di bagi rata," tuturnya.
Memang yang dialami Karma membuat Warman Abdurachman iba, penderitaan beberapa warganya yang tidak mampu seperti Karma ini sudah dua tahun harus bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya walaupun tanpa kaki sebelah ia tetap semangat. Kata Warman, pihaknya akan berupaya maksimal agar warganya ini mendapat bantuan kaki palsu. "Mudah mudahan ada donatur yang mau peduli untuk meringankan penderitaan Karma yang tidak mampu untuk membeli kaki palsu," harapnya.
Beberapa waktu lalu, Sukarno (36) warga RT 05/01 Dusun Krajan, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok mendapat kaki palsu setelah 5 tahun kaki kanannya buntung akibat kecelakaan. Ia mendapat bantuan kaki palsu dari Yayasan Peduli Tuna Daksa (Yay. Sadhu Vaswani) Jakarta. Dari keterangan tersebut Karma berharap besar dia pun dapat kaki palsu. (spn)
posting berita pukul 9:59 PM 1 comments
Mengeruk Sedimentasi Saluran Induk Rengasdengklok
posting berita pukul 12:37 AM 0 comments
Kesulitan Air, Dua Desa Terancam Gagal Tanam Padi
posting berita pukul 12:36 AM 0 comments
Bikin KK dan KTP Harus Pakai Surat Nikah
posting berita pukul 12:35 AM 0 comments
Tidak Cukup Rp 150 Juta
posting berita pukul 12:32 AM 0 comments
video: SMKN 1 Rengasdengklok Belum Siap Miliki Kepsek Definitif
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kepala Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga) Kabupaten Karawang, Yan Zuwarsyah meragukan untuk saat ini SMKN 1 Rengasdengklok memiliki kepala sekolah definitif, mengingat akan banyak guru yang kini diperbantukan di SMKN 1 Rengasdengklok akan ditarik lagi ke SMKN 1 Karawang, sedangkan jumlah guru di SMKN 1 Rengasdengklok belum memungkinkan.
Hal itu diungkapkan langsung saat pertemuannya dengan komite dan guru SMKN 1 Rengasdengklok, Senin (27/7) sore. Pernyataan itu menanggapi kondisi SMKN 1 Rengasdengklok yang pimpinannya masih menginduk pada SMKN 1 Karawang. Namun begitu, Yan mengatakan, pada saatnya nanti SMKN yang pertama di wilayah utara Karawang ini akan memiliki kepala sekolah definitif yang kini kepemimpinannya masih dibebankan pada Endang sebagai PLH Kepala SMKN 1 Rengasdengklok.
Dihdapan guru dan komite, Yan Zuwarsyah memotivasi bahwa perkembangan SMKN 1 Rengasdengklok ini harus dilaksanakan cepat dengan kemampuan dan perlengkapan seadanya. Dia juga berpesan supaya SMKN baru ini bisa memacu siswanya menuju ke arah yang lebih baik. Pada kesempatan pertemuan itu, Yan lebih gamblang menjelaskan tentang kebijakan Pemda karawang mengenai pendidikan.
Kata Yan, Kabupaten Karawang mempunyai visi ingin mensejahterakan rakyatnya yaitu melalui dua pilar, pertanian dan industri. Di bidang pertanian, karena sejak lama Karawang adalah daerah agraris, makanya dijadikan salah satu pilar karawang. Dan industri, karena di Selatan Karawang terdapat tanah gersang yang kini dibangun banyak industri. "Kalau bisa, Karawang maju dengan dua pilar itu secara seimbang," ujarnya.
Sementara itu, Kabupaten Karawang memiliki 12 visi dan visi yang pertama adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi, masyarakat tidak usah meragukan kalau Pemda Karawang memang benar-benanr memperhatikan pendidikan, tentunya atas peran eksekutif dan legislatif Kabupaten Karawang yang mau menganggarkan pendidikan lebih dari yang lain, mengingat anggaran pendidikan nasional minimal 20 persen, sedangkan Karawang 24 persen.
Anggaran pendidikan Kabupaten Karawang sebesar 42 persen ini diluar gaji, kalau gaji guru dimasukan maka akan sebesar 36 persen, ini membuktikan Pemda Karawang konsen di bidang pendidikan, tercatat anggaran pendidikan di kabupaten ini sebesar Rp 122 Miliar. Namun begitu, lanjutnya, banyak masyarakat menilai biaya pendidikan di kabupaten ini mahal, padahal semuanya sudah ditanggung pemerintah.
Sementara, infrastruktur pendidikan memang masih minim, ini dilihat dari banyaknya bangunan SD yang hancur. "Jumlah anak sekolah dengan jumlah ruang belajar tidak seimbang, sehingga hal ini menyebabkan kita sulit mencapai prestasi yang tinggi, SMKN di Karawang ada 7, harusnya jumlah itu lebih dari 7 sekolah jika dilihat jumlah penduduk Kabupaten Karawang yang cukup banyak," ujarnya.
Harus diketahui, kata Yan, biaya pendidikan ada tiga kelompok, pertama modal atau investasi diantaranya pembangunan, guru, tanah sekolah yang mendanainya adalah pemerintah, bukan orang rua murid. Kedua biaya operasional pemeliharaan melalui BOS (Biaya Operasional Sekolah), termasuk membayar honor guru. Dan ketiga biaya operasional buku, seragam dan ongkos ke sekolah. "Nah celakanya, masyarakat tidak mau tahu, masyarakat selalu menginginkan sekolah gratis penuh," ucapnya.
Termasuk SMKN 1 Rengasdengklok sebagian besar didanai APBD Kabupaten Karawang. Bahkan tahun ini, DSP (Dana Sumbangan Pembangunan) SMK dan SMA negeri dibayar pemerintah. Namun begitu, mutu hasil pendidikan di Karawang ini relatif rendah kalau dibandingkan dengan tuntutan pasar, yaitu jenjang yang lebih tinggi dan lapangan kerja.
Diceritakan Yan Zuwarsyah, universitas yang ada di Jawa Barat sekitar mahasiswanya 70 persen dari luar Jawa Barat, ini menggamabrkan rendahnya kontribusi masyarakat Jawa Barat di perguruan tinggi. "Jadi mutu hasil didik kita rendah dibanding tuntutan pasar, artinya rendah pada pendidikan jenjang yang lebih tinggi," jelasnya.
Di Karawang ini, tercatat 500 lebih perusahaan industri, tapi perusahaan tersebut didominasi karyawan dari luar Kabupaten Karawang. Sedangkan orang Karawangnya ada pada level sebatas operator. "Ini tantangan bagi kita, tiga hal ini yang melandasi program-program kebijakan pendidikan di Kabupaten Karawang. Makanya kita lakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pelatihan-pelatihan, supaya mutu pendidikan meningkat," paparnya.
Diceritakannya, pada tahun 2007 tercatat 2.861 lokal SD yang rusak berat, bupati punya komitmen dengan DPRD pada akhir 2008 semua bangunan sudah beres. Namun, sebulan setelah besres ada kabar SD roboh, setelah dicek ternyata ada 800 lebih SD tersisa yang belum selesai dibangun. Pada tahun 2009 telah diintruksikan semua sekolah jelek akan dibangun semua, tapi setelah dihitung pemerintah hanya bisa membangun 500 gedung SD, ini belum termasuk SMP.
Hasil evaluasi, tamatan SD/MI tahun ini sebanyak 38.600 siswa, sedangkan daya tampung SMP sebanyak 26.600 siswa, selisihnya sebanyak 12.000 siswa tidak tertampung di SMP. Ini masih dianggap masalah dan memang seharusnya akhir 2009 ini kekurangan itu bisa dipenuhi. Sementara itu, tamatan SMP tahun 2009 sebanyak 29.171 siswa, sedangkan daya tampung SMA dan SMK negeri sekitar 9.500 siswa, selisishnya 19.000 siswa tidak tertampung. "Maka dilaksanakan optimalisasikan daya tampung," tukasnya.
Dia menandaskan, penerimaan siswa tidak pakai nilai 'pasing grid', semua lulusan SMP/MTs harus diterima dengan memprioritaskan anak dari keluarga tidak mampu, anak dari orang tuanya yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) lgolongan I dan II dan masyarakat yang ada disekitar sekolah. Maka dengan hal itu, kaya Yan, siswa baru bisa ditampung dengan jumlah kelas gemuk jadi 48 per kelas. Kecuali di SMAN 1 Karawang dan SMKN 1 Karawang yang tidak boleh gemuk.
"Kalau ada sekolah yang memungut, maka dianggap sekolah itu menyalahi aturan, mau tidak mau semua siswa harus ditampung. Saya jamin, tikdak akan ada siswa yang akan belajar di tikar, untuk itu DSP yang diterima sekolah harus dibangunkan (untuk gedung dan mebeler, red). Dengan dibayar pemerintah, berarti sekolah itu dijamin, saya tekankan tetap tidak ada pungutan meski tidak tertampung," tandasnya.
Kata Yan, kadang persoalan intern sekolah yang menghambat kemajuan sekolah, contohnya komite dan kepala sekolah yang tidak akur dan selalu mempersoalkan 'duit'. Untuk itu, pihaknya akan membuat tim khusus untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di sekolah. "Harapan saya komite dan kepsek bisa berjalan seiring," ungkapnya. (spn)
posting berita pukul 12:34 AM 0 comments
video: Broadcast Base Education and Life Skill SMAN 1 Rengasdengklok
Kegiatan lab skill di SMAN 1 Rengasdengklok.
KUTAWALUYA, RAKA - Menghadapi persaingan yang kompetitif bagi lulusan sekolah, terutama minimnya lapangan kerja, SMAN 1 Rengasdengklok membekali siswanya dengan keterampilan sablon, elektronik, menjahit, tata boga, Bahasa Jepang dan otomotif. Pada tahun ajaran ini, life skill tersebut mulai dilaksanakan Senin (27/7) yang diikuti semua kelas secara terjadwal.
Hasil life skill ini, tak sedikit lulusan SMAN 1 Rengasdengklok yang diterima kerja di dunia industri, bahkan menyaingi lulusan SMK Otomotif. Ini membuktikan, lapangan pekerjaan tidak hanya didominasi siswa lulusan SMK, melainkan bisa dimasuki lulusan SMA yang telah memiliki keterampilan. Apalagi, bagi lulusan yang kesulitan melanjutkan ke perguruan tinggi atau yang tidak bekerja pada perusahaan, keterampilan tersebut bisa digunakan sebagai bekal wirausaha mandiri.
Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana didampingi Waksek Urusan Kurikulum Yunanto S.Pd, menjelaskan, life skill ini diikuti semua siswanya, mereka diajarkan keterampilan dasar untuk kemudian dikembangkan menjadi lahan usaha sendiri. "Kita telah mempersiapkan perangkat pembelajaran life skill ini yang enteng dan tidak berbelit, tujuannya kita membuka life skill ini untuk bekal siswa, jadi tidak hanya SMK saja yang memiliki keterampilan, kita pun bisa menciptakannya," kata Tarya.
Dilihat, pada hari yang sama beberapa siswa antusias mengikuti keterampilan tambahan di ruang masing-masing, mereka menganggap pelajaran tambahan ini sebagai pengalaman yang sangat bermanfaat. Kata Yunanto, semua siswa dijadwal untuk mengikuti life skill ini dan secara bergilir. Namun begitu, masih banyak perlengkapan life skill yang dianggap kurang, tapi tidak menyurutkan kegiatan ini terus dilaksanakan setiap hari. "Anggaran life skill ini dari RAKS (Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah), kita mengajarkan dasar-dasar keterampilan," ucapnya. (spn)
posting berita pukul 11:51 PM 0 comments
Warga Mengawasi Langsung Pendistribusian Raskin
desa. Banyak diantara warga yang menolak membeli raskin jika
kualitasnya buruk. Tahun lalu, masyarakat sering menerima raskin yang
kondisinya kotor dan busuk. Foto pendistribusian raskin di Desa
Kertajaya, Kecamatan Jayakerta.
posting berita pukul 12:46 AM 0 comments
Penertiban PKL dan Warem Dengklok Batal
posting berita pukul 12:42 AM 0 comments
Petani Dihimbau Mencopot Perangkap Tikus Listik
posting berita pukul 12:34 AM 0 comments
PNPM Jayakerta Jangan Seperti PNPM Rengasdengklok
posting berita pukul 12:23 AM 0 comments
Sekolah Sehat Perlu Diciptakan
RENGASDENGKLOK, RAKA - Menciptakan sekolah yang sehat dan asri itu perlu, mengingat saat ini pendidikan akan berjalan sangat baik jika semua siswanya sehat dan bisa belajar dalam suasana sekolah yang nyaman. Dan prestasi siswa tidak bisa diukur apakah siswa itu sekolah di desa atau di kota. Kini, banyak siswa dari pedesaan yang berprestasi hingga tingkat nasional.
Demikian kata mantan Kepala SDN Amansari II, Kecamatan Rengasdengklok, Karya Sumarna (60) usai serah terima jabatannya kepada kepala sekolah baru, Jumat (24/7) siang. Berakhirnya jabatan Karya ini mengacu pada masa pensiunnya. Untuk mengisi kekosongan, kini Kepala SDN Amansari II dirangkap Kepala SDN Kalangsuria II, Dedi Suryadi.
Lebih lanjut Karya menyatakan, suasana sekolah yang rindang dan sejuk sangat berpengaruh pada kelangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), konsentrasi siswa akan lebih baik. Di Kecamatan Rengasdengklok, termasuk SDN Amansari II, telah menerima program DBE (Desentralized Basic Education) yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan komputer bagi guru-guru Gugus II dan IV di Kecamatan Rengasdengklok. Pelatihan itu telah dilaksanakan 11-14 Februari 2009 di gedung SDN Rengasdengklok Selatan 12. DBE merupakan salah satu program dari USAID (United State Agency International Development). Dengan program DBE ini, jelas mempengaruhi sistem administrasi secara komputerisasi ke arah yang lebih baik.
Sekolah yang memiliki 9 guru PNS (Pegawai Negeri Sipil ) dan 2 guru honorer ini diakuinya mampu mendidik 380 siswa dari lingkungan sekitar, sebanyak 9 ruang kelas di sekolah ini telah dianggap layak. Namun begitu, perbaikan sarana pendidikan dan sistem pendidikan akan terus diperbaharui menjadi lebih baik. "Setelah ada program DBE, ada perubahan manajeman dan KBM, meski tidak drastis tapi terlihat perkembangannya," kata Karya.
Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi memaparkan, masa pensiun itu sudah biasa terjadi pada PNS (Pegawai Negeri Sipil), untuk mengisi kekosangannya maka Dedi Suryadi merangkap yang juga sebagai Kepala SDN Kalangsuria II merangkap jabatan sementara sebagai Kepala SDN Amansari II, sambil menunggu kepala sekolah baru. "Saya harap, bagi yang pensiun agar bisa memasuki masa pensiunnya dengan lebih baik lagi, artinya kesehatan mereka harus terjaga, kehidupan ekonomi dan keluarganya pun bisa lebih baik," ujarnya.
Selain itu, Muhrodi juga menegaskan, supaya kepala sekolah yang telah pensiun agar tetap menyumbangkan pengetahuannya pada dunia pendidikan dan jangan putus hanya diakahir jabatannya. "Harapan saya pada penggantinya kepala sekolah baru supaya bisa melanjutkan yang baik. Program-program yang belum selesai di di sekolah bersangkutan supaya dilanjutkan," jelasnya. (spn)
posting berita pukul 12:27 AM 0 comments
Semua Jalan Kini Dibeton
posting berita pukul 12:21 AM 0 comments
Recording Seismik Masih Berjalan
Petugas pertamina menghentikan kendaraan yang melintasi kabel-kabel pendeteksi getaran, karena jika sedang merekam getaran lalu ada kendaraan melintas, maka perekaman akan terganggu oleh getaran mesin motor maupun mobil. Namun begitu, beberapa traktor yang membajak sawah tetap berjalan meski traktor itu posisinya berada tidak jauh dari garis kabel. Ini karena tidak ada satu petugas pun yang menghentikan traktor kecuali kendaraan yang melintasi jalan saja.
Waktu perekaman hanya berselang 2 hingga 5 menit, cukup membuat jenuh para pengendara, apalagi bagi mereka yang sibuk dan terburu-buru. Awalnya, perekaman kandungan gas dan minyak di perut bumi oleh Pertamina ini dikomplen warga, karena saat itu warga belum mengetahui alasan mereka dihentikan, lagi pula tidak ada seorang petugas pun yang menjelaskan alasan semua kendaraan dihentikan. Terlebih, para staf Pertamina yang turun ke daerah kadang sulit di wawancarai wartawan dengan alasan tidak jelas.
Pertamina telah melakukan pengeboran dan perekaman kandungan perut bumi di beberapa kecamatan daerah utara Karawsang. Pekerjaan ini merupakan realisasi rencana Pertamina sejak tahun 2004 lalu. Diketahui, titik yang terbaik untuk pengeboran sekitar dua kilometer dari kompleks percandian Batujaya. Sebelumnya, sejak 1960-an, Pertamina mengeksploitasi minyak mentah di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Namun, saat itu Pertamina mengkhawatirkan pengeboran mengganggu situs Batujaya.
Sementara itu, di Kecamatan Tirtajaya, sejumlah pemilik lahan sawah menunggu ganti rugi dari Pertamina. Pada proyek ini, beberapa hektar sawah diinjak-injak dan dibor sedalam 30 meter oleh petugas dari Pertamina untuk keperluan perekaman tersebut. Sebelumnya, pihak Pertamina telah menjanjikan akan melakukan ganti rugi terhadap sawah-sawah milik warga yang dibor dan dijadikan lokasi operasional.
Hal ini dikeluhkan oleh sejumlah petani di Kecamatan Tirtajaya termasuk beberapa kecamatan lainnya yang dilintasi proyek seismik tersebut. Pertamina baru melakukan pembayaran ganti rugi untuk sawah-sawah yang diinjak-injak dan dibor di Desa Dewisari dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok. (spn)
posting berita pukul 12:07 AM 0 comments
Bikin Akta Kelahiran Kurang Diminati Warga
posting berita pukul 11:49 PM 0 comments
Kwaran Jayakerta Persiapkan HUT Pramuka Agustus Mendatang
posting berita pukul 12:51 AM 1 comments
video: Program BKLK SMAN 1 Pedes Mandeg
PEDES, RAKA - Program BKLK (Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan) SMAN 1 Pedes sudah setahun ini mandeg. SMAN ini satu dari 99 SMA se-Indonesia yang ditunjuk pemerintah pusat dan dibekali wawasan kelautan, yaitu dengan mengolah SDA (Sumber Daya Alam) laut diantaranya pengolahan ikan.
posting berita pukul 12:51 AM 0 comments
Jalan yang Kerap Mencelakai Pengendara Itu Kini Diperbaiki
DIPERBAIKI: Jalan miring di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok mulai diperbaiki sejak awal minggu ini. Perbaikan jalan ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat dan pengguna jalan. Sebelumnya, di jalan ini sering terjadi kecelakaan fatal, karena hampir semua kendaraan mengambil jalur jalan yang rata dan menghindari jalan yang miring. Foto, Rabu (22/7) siang. |
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
posting berita pukul 10:39 AM 0 comments
Siswa SDN VI Medangasem Jayakerta Diimunisasi Campak
Disekolah ini, sekitar 40 anak kelas 1 diimunisasi oleh tim medis Puskesmas Medangasem. Imunisasi campak ini dianggap perlu supaya anak sekolah bebas dari penyakit. Seperti dikatakan guru sekolah ini, Komarudin S.Pd, mencerdaskan siswa tak lepas dari menjaga kesehatan mereka. "Jika sudah sehat, maka aktivitas belajar mereka tidak akan terganggu," ujarnya.
Seksi imunisasi Puskesmas Medangasem, Sarna menjelaskan, untuk sekarang imunisasi campak diberikan kepada anak kelas satu, pada November 2009 nanti ada lagi imunisasi untuk kelas satu juga yaitu DT (Divteri Tetanus) dan kelas dua akan diberikan TT (Tetanus).
Diketahui, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya.
Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak banyak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi.
Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1- 2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak. (*)
posting berita pukul 10:10 AM 0 comments
video: Home Industri di Kecamatan Jayakerta Terus Bergeliat
Hasil kerajinan tangan ini dijual ke Jakarta, Bogor, Purwakarta dan ke beberapa pasar Cikampek, Karawang dan Rengasdengklok. Perajin dompet ini mulai ada di Desa Kampungsawah sejak tahun 1995 lalu, dibawa oleh seorang pekerja dompet dari Jakarta yaitu Suro yang sengaja membuka usaha di kampung halamannya sendiri. Seiring waktu, beberapa warga lainnya mengikuti jejak Suro dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Dan alhasil, para perajin ini sukses.
Seorang pengusaha rumah industri dompet, Komarudin menjelaskan, sejak tahun 1995 hingga kini para pengusaha ini bertahan untuk tetap ada, karena jika akan berkembang perlu ditopang dana yang cukup. Dalam hal ini yang harus berperan aktif membantu adalah pemerintah. Selama ini, pengusaha kecil dompet di Kampungsawah berusaha untuk bisnis mandiri, terus berusaha memasarkan hasil kerajinannya untuk bisa diterima di berbagai daerah.
Hal senada dikatakan perajin dompet lainnya, H. Jaja Jamaludin (39), mulai tahun 2002 dia sendiri yang memasarkan dompet buatannya ke pasar. Dan kini, berbagai jenis dompet buatannya sudah tersebar hingga Tanggerang, Pasar Pagi, dan Jatinegara Jakarta. Dalam seminggu, dia berhasil memproduksi dompet sebanyak 800 lusin. "Yang kita butuhkan saat ini adalah 15 mesin jahit, harga tiap mesin jahit Rp 1,5 juta. Dan usaha kita ini sebagai lapangan pekerjaan bagi warga setempat," jelasnya. (*)
posting berita pukul 10:02 AM 0 comments
video: Pencuri Motor Diamuk Masa, Nyolong di Rumah Tetangganya Sendiri
posting berita pukul 9:59 PM 0 comments
Bina Marga Jabar Dianggap Lambat Perbaiki Jalan Rusak
posting berita pukul 8:48 AM 0 comments
Petani Kutawaluya Mengaku Rugi Panen
posting berita pukul 12:20 AM 0 comments
Hitam-Putih Dunia Bisnis Esek-esek
posting berita pukul 6:33 AM 0 comments
Koperasi Adalah Alat Perjuangan Ekonomi Rakyat
posting berita pukul 1:36 AM 0 comments
Pikir-pikir Lagi Sebelum Menggusur PKL
posting berita pukul 8:52 AM 0 comments