Perbaikan Saluran, Ganggu Musim Tanam

Friday, August 28, 2009

 
TIRTAJAYA, RAKA - Ratusan hektar sawah di Desa Srikamulyan, Bolang dan Srijaya, Kecamatan Tirtajaya kekurangan air. Kekurangan air ini disebabkan perbaikan saluran induk dan sekunder yang dilaksanakan Perum Jasa Tirta Pusat. Ditambah, dua beko amblas di daerah Kecamatan Jayakerta, sehingga arus air semakin tersendat.
 
Dijelaskan Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan menjelaskan kepada RAKA, Kamis (27/8) sore, masyarakat harus bersabar, karena kekurangan air ini terjadi karena sedang ada upaya perbaikan beberapa saluran air yang sedimentasinya tinggi, baik saluran induk maupun sekunder, sehingga kedepan masalah kekurangan air ini bisa ditanggulangi. Kekurangan air ini penyebabnya karena perbaikan, selain itu masyarakat juga merasakan kekurangan air ini memang karena sedang tanam padi.
 
Kekurangan air ini, sempat ditelusuri petani, penyebabnya memang saluran air jadi kecil akibat ada perbaikan jembatan sekolah di depan SMPN 1 Jayakerta, air jadi tersendat dan mengecil. Juga ditemukan dua beko yang amblas terperosok ke saluran air di daerah Jayakerta. Kekurangan air ini, kata Camat, biasanya bisa ditanggulangi dengan cepat, sehingga petani bisa tanam segera, tapi musim ini kekurangan air terbilang lama.
 
Kata dia, panen padi musim lalu petani Tirtajaya berhasil memproduksi 5-6 ton/hektar. Diakuinya, kekurangan air tidak mengganggu jumlah produksi, cuma menganggu ketepatan jadwal masa panen. "Kami yakin kekurangan air tidak mengubah kuantitas dan kualitas produksi padi, kecuali hanya akan mengakibatkan waktu panen jadi molor, biasanya akhir Oktober atau awal November, sekarang kemungkinan bisa Desember," ujarnya.
 
Namun demikian, camat menghimbau supaya petani tetap bersabar dan mentaati pembagian jadwal air atau 'gilir giring'. Diakuinya, sarana saluran air memang banyak yang rusak, bupati juga sudah mengupayakan perbaikan saluran air. Dan perbaikan ini dirasa petani sangat berbenturan dengan kebutuhan mereka untuk mengairi area persawahan. "Desa dan kecamatan harus proaktif, jadwal 'gilir giring' harus ditaati, supaya sawah-sawah kebagian air semuanya," ucapnya mengutip pernyataan Bupati Karawang Dadang S. Muchtar.
 
Kata Camat, Pemda Karawang sudah mengetahui setiap tahun daerah di ujung Karawang selalu kekurangan air. Untuk itu, Pemda Karawang berusaha meminta bantuan ke Pemerintah Pusat. Dan ketika pengerjaan dilakukan, kebetulan berbarengan dengan musim tanam, makanya bupati memerintahkan pemerintah desa dan kecamatan untuk ikut mengawasi 'gilir giring' yang sudah dijadwalkan pihak pengairan.
 
 
Camat juga menyinggung penurapan saluran tersier di Desa Kutamakmur yang dilihat pekerjaannya asal-asalan. Tanah bekas galian disimpan di tengah saluran, sehingga sedimentasi malah semakin besar dan menghambat arus air. Harusnya, bekas galian itu di tumpuk di tanggul saluran. Meski demikian, dia yakin produksi padi musim ini berhasil baik. "Tidak ada masalah soal produksi, cuma petani merasa cemas sawahnya kekurangan air," paparnya. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan