Penerima Raskin Terus Bertambah
posting berita pukul 2:44 PM 0 comments
Bio Gas Eceng Gondok Belum Populer
posting berita pukul 1:49 PM 0 comments
Korban Puting Beliung Disumbang Genteng
Kepala Dusun Rengasjaya, Jamal disela-sela pemberian bantuan mengatakan pihaknya kemudian akan langsung menyalurkan bantuan dari pihak kecamatan langsung kepada sedikitnya 15 kepala keluarga yang kedapatan rumahnya rusak akibat terjangan beliung.
Ditambahkan Kadus, pihaknya kemudian bakal merencanakan kegiatan pembenahan lingkungan pasca angin puting beliung tersebut secara gotong royong bersama warga yang dijadwalkan berlangsung pada hari ini, Rabu (3/3/2010).
"Dengan bantuan ini, kemudian kami akan melangsungkan kegiatan pembenahan lingkungan besok (hari ini,red) secara gotongroyong," ulas Jamal.
Atas perwakilan warga, lanjut dia, pihaknya juga menyampaikan apresiasi terhadap pihak kecamatan lantaran sudah tanggap terhadap bencana. "Bukan kuantitasnya yang kami apresiasi, tetapi respon dari pihak kecamatan. Dan ini bakal cukup membantu memulihkan keadaan warga terlebih untuk mereka yang trerkena musibah," kata Jamal.
Camat Rengasdengklok, R. Sopandi, saat dimitai keterangan menyebut pemberian bantuan merupakan bagian kepedulian pihak pemerintah kecamatan terhadap peristiwa bencana. Pihaknya juga menyampaikan, siap meningkatkan koordinasi dengan pembina wilayah ditingkat Muspika terlebih pada masalah tanggap bencana.
"Masyarakat kami minta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana mengingat musim masim belum bmersahabat," kata Camat.
Kasie Kesra Kecamatan Rengasdengklok, Dayat, menuturkan belum dapat memperkirakan jumlah kerugian yang diderita akibat angin puting beliung di Desa Rengasdengklok Selatan tersebut. Meskidemikian, lanjutnya, dari pendataan sementara diketahui 15 rumah warga rusak, 1 gudang Bulog runtuh, atap kantor Desa Rengasdengklok Selatan rusak, dan belasan pohon tumbang. namun, dilaporkan dari kejadian tesebut tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. (**)
posting berita pukul 12:43 PM 0 comments
Lolos Banjir, Akhirnya Petani Bisa Panen
BeritaKarawang.com - Setelah lolos dari ancaman banjir, para petani Kampung Kaceot, Kelurahan Tunggak Jati, Karawang mulai memanen padi. Panen padi dilakukan tidak secara serempak, akan tetapi harga gabah tetap menurun. Pembelian gabah di dominasi tengkulak dalam penentuan harga dan kualitas gabah yang kurang baik membuat harga gabah anjlok.
Harga gabah pun diketahui turun di bawah harga pembelian pemerintah. Ahmad (46), petani di Desa Kaceot Kelurahan Tunggak Jati, Karawang, yang memanen padi sejak dua minggu lalu, mengungkapkan, harga gabah kering panen (GKP) beberapa hari terakhir tak lebih dari Rp 2.400 sampai Rp 2.600 per kilogram.
Harga itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pada musim panen sebelumnya yang mencapai Rp 3.300 per kg."Kondisi gabah memang kurang bagus. Banyak hujan, banyak air, sehingga harganya jatuh. Pedagangnya ngasih harga cuma segitu," kata Soleh, Senin (2/3/2010) sore.
Masa tanam musim rendeng tahun ini memang kurang menggembirakan bagi sebagian besar petani padi di Kaceot. Pada awal musim tanam, hujan deras mengguyur dengan intensitas cukup tinggi. Sebagian lahan bahkan terendam banjir. Menjelang panen, curah hujan juga masih tinggi. Akibatnya, kandungan air dalam gabah tinggi. Bahkan, banyak padi yang hampa meskipun tangkainya subur.
Suherman (55), petani lainnya di Kampung Kaceot Kelurahan TUnggak Jati, mengatakan, ia bahkan hanya mendapatkan harga jual gabah Rp 2.350 per kg. Kaceot termasuk wilayah yang mengalami banjir terparah pada awal musim hujan lalu. Akibatnya, kualitas panen kurang. "8 Hektar area pasawahan di samping pom bensin Kaceot merupakan area langganan banjir. Apalagi kami tak bisa mengeringkan gabah setelah panen karena hujan terus. Tengkulak membeli dengan harga murah karena yang kami jual gabah yang masih basah," kata Suherman.
Dengen begitu,m panen kali ini, suherman mengaku rugi. Pasalnya, harga gabah di beli oleh tengkulak tidak sesuai yang di harapkan. "Biasanya di jual sampai Rp 3.300. kini hanya di jual Rp 2.400," katanya.
Sementara itu, salah satu tengkulak yang menolak menyebutkan namanya kepada koran ini membenarkan perihal harga gabah petani yang anjlok. Selain karena kualitas padi yang buruk, kejatuhan harga juga disebabkan pihaknya harus menambah biaya untuk mengeringkan gabah yang basah.
"Tengkulak pun menghitung keuntungan mereka yang turun karena butuh waktu dan biaya untuk pengeringan gabah. Di tingkat petani, saat ini ada gabah yang dibeli dengan harga Rp 2.300 per kg," katanya. (guh/get)
posting berita pukul 12:36 PM 0 comments