Tanaman bakau dan tambak ikan bandeng di Kecamatan Tirtajaya yang dibanjiri air laut pasang.
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kawasan hutan mangrove di Cikeong, Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya yang terbentang luas, kini kondisinya rusak. Hutan yang sempat diresmikan mantan Presiden RI Soeharto beberapa tahun silam ini tidak terawat dengan baik.
Kawasan hutan mangrove tersebut, masih merupakan wilayah kerja Asper Perhutani Rengasdengklok. Seperti dijelaskan Petugas Asisten Perhutani Rengasdengklok, Diki Marwan. Menurutnya, tingkat keberhasilan penanaman tanaman penahan gelombang laut di wilayah kawasan hutan Cikeong ini tingkat keberhasilannya dibawah 50 persen.
Kegagalan ini disebabkan, penanaman hutan mangrove tersebut tidak didukung warga setempat, pemahaman warga sangat kurang untuk melestarikan pohon mangrove. Mayoritas dari warga tidak memahami, manfaat dari tanaman tersebut. "Kegagalan mangrove di wilayah kami disebabkan oleh sumber daya manusia penduduk setempat, yang belum memahami manfaat dari tanaman tersebut," katanya kepada RAKA, kemarin.
Dia menjelaskan, selama ini pemahaman masyarakat pesisir pantai hanya berfikir instan, mereka cenderung mengutamakan pemanfaatan lahan pinggir pantai ini untuk area tambak ikan, bukan untuk hutan. "Perlu diketahui, kami terus menggalakan penanaman mangrove sampai sekarang, tapi tetap saja terbentur oleh masyarakat sekitar yang belum bisa melestarikan mangrove yang kami tanami, mereka malah mementingkan tambak ikan dibanding keselamatan abrasi pantai," ucapnya.
Dia mencontohkan Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya yang sekarang dilanda gelombang Rob. Kata Diki, hal itu akibat masyarakat kurang memahami fungsi mangrove, akibatnya lambat laun pemukiman disana terkikis habis dan pengikisan daratan di daerah tersebut berjalan begitu cepat. "Untuk itu, daerah hutan mangrove di sekitar Dusun Sarakan menjadi wilayah prioritas kerja kami saat ini," ujarnya. (spn)
0 comments:
Post a Comment