CIBUAYA, RAKA - Dalam rangka meningkatkan hasil produksi pertanian, khususnya tanaman padi, Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar dan Direktur Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Ir. Soetarto Ali Moeso, serta Direktur PT. Sang Hyang Seri, Edi Budiono bersama-sama memanen Padi Hibrida dan mencanangkan Komando Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang, Rabu (10/12).
Soetarto dalam kesempatan tersebut mengatakan, panen ini dapat dikatakan sebagai panen ke 60 juta ton gabah kering giling (GKG) di Indonesia. "Jadi mudah-mudahan target ramalan 3 Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 60,28 juta ton pada tahun ini dapat tercapai karena masih banyak daerah-daerah lain yang telah mampu meningkatkan produksinya," ujarnya.
Lebih lanjut Soetarto mengatakan, bahwa sejak dicanangkannya peningkatan produksi tanaman padi pada awal tahun 2007, produksi padi di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya, dimana pada tahun 2006 jumlah produksi padi mencapai 54,45 juta ton GKG, pada tahun 2007 menjadi 57,16 juta ton GKG atau naik 4,96 persen. "Peningkatan ini merupakan peningkatan tertinggi selama kurun waktu 20 tahun terakhir," jelasnya.
Sedangkan untuk tahun 2008, lanjut Soetarto, berdasarkan angka ramalan 3 BPS produksi padi diperkirakan sebanyak 60,28 juta ton GKG atau meningkat sebanyak 5,46 persen bila dibandingkan dengan produksi tahun 2007. "Dengan demikian, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan produksi padi sebanyak 5,28 juta ton GKG," imbuhnya.
Menurut Soetarto, peningkatan hasil produksi ini merupakan berkat kerja keras para petani, stake holder, serta para bupati/walikota, sehingga krisis pangan tidak terjadi di Indonesia, melainkan hanya diluar negeri. "Dengan produksi selama 2 tahun tersebut, justru negeri kita telah mengalami surplus beras, sehingga untuk tahun 2009 ditargetkan Indonesia dapat mengekspor beras," tuturnya
Atas kerja keras tersebut, tambah Soetarto, Presiden dan Wakil Presiden mengatakan bahwa pemerintah mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya karena mereka telah mampu membangun ketahanan pangan di Indonesia. "Walaupun situasi politik cukup hangat, bila kita mempunyai cadangan pangan cukup maka gejolak yang ada dapat diredam," tambahnya.
Soetarto menambahkan, dalam upaya meningkatkan produksi pangan di Indonesia, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah-langkah penting, dimana diantaranya adalah menjamin ketersediaan benih. Selain itu, pemerintah pun memberikan subsidi benih, serta bantuan langsung benih gratis kepada para petani.
Mengenai permasalahan pupuk, Soetarto menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Karawang telah berhasil amankan distribusi pupuk bersubsidi sehingga tidak terdengar ada permasalahan pupuk di Kabupaten Karawang. Menurutnya, kata kunci keberhasilan tersebut adalah pemerintah daeraj yang betul-betul berupaya dan melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk sehingga dapat sampai ke tangan para petani.
Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muhctar mengatakan, dalam upaya menjamin ketahanan pangan di Kabupaten Karawang, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah-langkah penting. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah penggunaan system gilir giring untuk menjamin ketersedian air irigasi, memberantas hama termasuk hama tikus, menanam jagung, serta panen padi hibrida yang sedang dilakukan saat ini.
Dalam membasmi hama tikus sendiri, lanjut Bupati, pihaknya telah akan menggunakan dua metode, yaitu metode emposan (pengasapan tikus), serta dengan memasang perangkap dengan menebar benih di kantong plastik. "Upaya ini pernah dilakukan beberapa waktu lalu saat saya menjadi Bupati pertama kali, untuk itu mari kita beramai-ramai memberantas tikus di sawah," ajaknya.
Di sisi lain, terkait permasalahan kelangkaan pupuk di daerah-daerah lain, Bupati menjamin bahwa di Kabupaten Karawang tidak terjadi kelangkaan pupuk. Hal ini karena distribusi pupuk di awasi secara langsung oleh pemerintah daerah. "DO yang keluar dari PT. Pupuk Kujang diinformasikan kepada Kepala Disperindag, yang kemudian meneruskan kepada Asisten Tata Praja guna menginstruksikan para Camat dan Kepala Desa yang akan mengawasi hingga ke kios-kios," tambahnya.
Diretur PT. Sang Hyang Seri, Edi Budiono mengatakan bahwa padi hibrida yang ditanam ini merupakan padi varietas unggul yang mempunyai potensi produksi hingga mencapai 14 ton per hektar. "Rata-rata produksi sendiri mencapai sebanyak 10 ton per hektar sedangkan hasil panen di wilayah Kabupaten Karawang mencapai 11,04 ton perhektar, sementara hasil produksi padi biasa hanya sebesar 6 hingga 7 ton per hektar," jelasnya.
Harga benih padi hibrida sendiri diakui Edi lebih tinggi yaitu mencapai Rp. 40.000 per kg daripada benih padi yang biasa digunakan yang hanya Rp. 5.500 per kg. Demikian pula konsumsi pupuk yang mencapai 500 kg per hektar daripada biasa yang hanya 300 kg per hektar. "Namun demikian, tingginya produktifitas padi tersebut memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada menggunakan benih biasa," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Ir. Nachrowi, mengatakan padi yang dipanen dalam kegiatan ini adalah padi hibrida SL-8 SHS yang berasal dari program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), dimana kegiatan tersebut dipadukan dengan kegiatan Komando Gerakan Pengendalian OPT, khususnya hama tikus yang diselenggarakan pada Kelompok Tani Ciracem II Desa Cibuaya Kecamatan Cibuaya.
Rencana tanam di Kabupaten Karawang mencapai 190.046 Ha yang terbagi menjadi Musim Tanam 07/08 sebanyak 93.829 Ha, Musim Tanam 08 mencapai 93.829 Ha, serta Gogo sebanyak 2.388 Ha. Sedangkan realisasi tanam telah mencapai 193.541 Ha atau 101,8 persen, yaitu Musim Tanam 07/08 sebanyak 94.138 Ha, Musim Tanam 2008 sebanyak 93.868 Ha, Gogo 2.388 Ha serta MK II 3.147 Ha.
Dari realisasi tanam tersebut telah disalurkan bantuan benih inhibrida sebanyak 980,5 ton atau 39.220 Ha, hibrida sebanyak 22,8 ton atau 1.520 Ha, yang terdiri dari kegiatan SL PTT Inhibrida seluas 7.500 Ha, SL PTT Hibrida seluas 1.000 Ha, BLBU Inhibrida seluas 25.000 Ha, BLBU Hibrida seluas 500 Ha, PTT Inhibrida 120 Ha, PTT Hibrida 20 Ha, CBN/Bantuan Bencana Banjir seluas 6.600 Ha, serta regular/swadaya petani seluas 152.801 Ha. (Humas Pemda Karawang/spn)
0 comments:
Post a Comment