Deni Nuryadi (kanan) di tengah warga yang sedang perbaiki jalan di Dusun Jati, Rengasdengklok Utara.
RENGASDENGKLOK, RAKA - Meski semua saluran air di Rengasdengklok dibenahi, tetap saja tidak menjamin Rengasdengklok bebas banjir jika saluran sipon di Desa Dewisari tidak diperbaiki. Dan tidak menutup kemungkinan Rengasdengklok akan kembali banjir seperti peristiwa Februari 2008 lalu. Demikian kata anggota DPRD fraksi Partai Golkar Karawang, H. Deni Nuryadi, SH kepada RAKA, Minggu (14/12) siang.
Menurutnya, perbaikan saluran sipon yang lokasinya antara perbatasan Desa Dewisari dan Desa Kertasari harus segera diperbaiki, jika tidak maka banjir akan menjadi ancaman bagi ribuan warga Rengasdengklok. Pada Februari 2008 lalu, banjir besar menggenangi Desa Rengasdengklok Utara dan Desa Kertasari. Ini disebabkan air yang mengalir ke arah saluran sipon itu malah tersendat, karena saluran air berbentuk gorong-gorong itu letaknya terlalu tinggi, sehingga air sulit naik dan membanjiri dua desa.
"Kemarin, bersama UPTD Bina Marga Rengasdengklok, kita sudah pantau saluran sipon itu, solusinya harus membuat sodetan saluran baru supaya air bisa mengalir lancar. Dan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) untuk pembuatan saluran itu menghabisakan sekitar Rp 1 miliar. Saya harap, pada APBD 2009 nanti, ada anggaran untuk itu," katanya disela kegiatan masyarakat Dusun Jati, Desa Rengasdengklok Utara yang sedang memperbaiki jalan lingkungan dari dana Anggaran Dana Desa (ADD).
Sementara itu, perbaikan jalan lingkungan di Dusun Jati ini sepanjang 185 meter, lebar 1,8 meter dan tebal sekitar 7 cm. Peninggian jalan lingkungan dengan batuan semen ini dimaksudkan supaya air selokan tidak meluap hingga ke jalanan. Sebelumnya, jika air selokan banjir, maka jalanan pun banjir, terlebih jika hujan besar atau mendapat air kiriman dari pemukiman yang lebih tinggi, nyaris pemukiman di RT 8, 9 dan 10 dusun ini kebanjiran.
Kata Deni, memang yang harus diutamakan saat ini adalah kepentingan rakya, sesuai surat DPRD tahun 2005, aspirasi dan usulan rakyat harus ditampung dan ditindaklanjuti ke dinas terkait atau bupati, karena masyarakat sangat berharap lingkungannya aman. Banjir di Rengasdengklok, bukan hal baru atau hanya dialami setahun-dua tahun, melainkan terjadi sejak 10 tahun silam dan hingga kini belum ada penyelesaiannya. "Akar permasalahn banjir di Rengasdengklok adalah saluran air sipon di Pacing, Desa Dewisari, saluran itu tidak mengalir karena terlalu tinggi dan kecil," jelasnya. (spn)
0 comments:
Post a Comment