Kholid: Misi Caleg dan Partai Diragukan Rakyat

Wednesday, April 8, 2009

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Jelang pemilu tanggal 9 April 2009 besok, semua kontestan pemilu, baik partai maupun calegnya menawarkan mimpi-mimpi perubahan. Ikan telah ditayangkan olah para caleg dan partai untuk menyihir masyarakat. Namun, apakah mimpi itu akan mudah terwujud. Demikian kata pengamat politik, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Selasa (7/4) siang.
 
Para pakar ekonomi menilai, lanjutnya, ada yang salah dalam mengelola negara ini. Sudah lebih dari setengah abad sejak kemerdekaan, tapi pembangunan belum menunjukkan tanda-tanda mampu mewujudkan cita-cita, kemakmuran, keadilan, kesejahteraan dan kemandirian bagi sebuah bangsa. "Sistem demokrasi telah diadopsi dalam berbagai bentuk, mulai dari demokrasi terpimpin di era Orde Lama, demokrasi di era Orde baru, dan demokrasi liberal. Dan di era Reformasi ini tidak memberikan perubahan signifikan terhadap kondisi masyarakat," ujarnya.
 
Meskipun Indonesia dipuji oleh Amerika sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, kata Kholid, rakyat tetap dalam kondisi keterpurukan, bahkan untuk lepas dari krisis 1997 pun tak bisa. Tak heran jika banyak aktivis yang menyebut Indonesia menjadi negeri yang aneh, negeri yang subur dan kaya dengan sumber daya alam tapi rakyatnya miskin. "Ibarat bangsa kuli di tanahnya sendiri," tukasnya.
 
Melihat kondisi itu berbagai kalangan mengajukan gagasan perubahan yang mendasar, fundamental. Bukan perubahan asal-asalan, perubahan tersebut tidak boleh sekadar parsial tapi mencakup seluruh aspek kehidupan. Sayangnya niat perubahan seperti ini tidak muncul dari kalangan partai politik yang ikut pemilu. Kata Kholid, partai dan calegnya hari ini terlihat ketidaksiapannya menjadi agen perubahan.
 
"Lihat saja problem internalnya yang mereka alami. Belum lagi mereka membangun partai atas dasar ketidakjelasan, mulai dari paradigma berdirinya, tujuan yang hendak dicapai, begitu juga metode yang diambil untuk meraih tujuan. Sebaliknya aroma orientasi semata-mata kekuasaan sangat dominan. Tidak berlebihan bila Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial Universitas Padjadjaran Bandung, Djadja Saifullah, menilai janji-janji partai hanya basa-basi. Mereka berbicara perubahan, tetapi tidak punya konsep yang jelas," paparnya. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan