Kepala Desa Tertibkan Penjualan Minah

Wednesday, April 23, 2008

BATUJAYA, RAKA - Ribut-ribut warga tidak kebagian minyak tanah yang dijual pangkalan memaksa Kepala Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya, Mad Guntur Ukar Sutadiwirya turun tangan. Dia melakukan musyawarah antar warga, pemilik pangkalan dan kepala dusun.Hasilnya memuaskan, satu dari beberapa pangkalan akan mendrop minyak tanahnya sebanyak 2.975 liter khusus untuk masyarakat setempat.

Jumlah itu disesuai dengan banyak warga yang membutuhkan dan berarti 3 liter per rumah. "Pembagian 3 liter ini dihitung per rumah, tidak berdasarkan kepala keluarga (KK), karena jika pembagian dihitung tiap KK, kemungkinan tidak akan mencukupi," ungkap Ukar.

Sebab, menurut dia, tidak menutup kemungkinan tiap rumah ada 2-4 KK. Setelah dirinci kebutuhan masyarakat ini, salah satu pangkalan yaitu KSU Setiawan di Dusun Lolohan I, RT 06/01 di desa ini, mengeluarkan sebanyak 2.975 liter untuk masyarakat, sedangkan sisanya dijual di desa lain. Sementara, pembeli untuk keceran tidak dilayani.

Kata Mad Guntur saat ditemui RAKA, Juma (18/4) siang di kediamannya menjelaskan, untuk mengendalikan masyarakat yang rebutan minyak tanah di desanya, maka pihaknya membuat kartu kendali penerima minyak tanah dari pangkalan tersebut. Supaya lebih rapih dan adil, hasil keputusan desa dengan pihak pangkalan, penyalurannya dibagi dua kali dalam seminggu. Yaitu Selasa untuk Dusun Lolohan I dan Dusun Pisang Sambo, sedangkan pada Kamis dibagi untuk warga Dusun Lolohan II, Gamprit dan Dusun Tangkil.

Minyak yang dibagikan kepada warga ini sejumlah 13 drum, yaitu 215 liter/drum atau jumlah minyak yang didrop per hari sekitar 2.975 liter yang dibagikan pada tiap-tiap rumah jika warga yang bersangkutan tidak sempat mendatangi lokasi pangkalan. Jadi, pembagian minyak tanah di desa ini tidak lagi ribut setelah kepala desa setempat memiliki gagasan untuk membuat kartu pengendali penerima minyak tanah.

Meski demikian, di desa ini keberadaan minyak sama seperti di desa lainnya, yakni sedikit.Pada Mei 2008 mendatang, beberapa pangkalan lainnya pun akan melakukan hal serupa, yaitu mendahulukan pembelinya dari masyarakat, bukan dari pengecer minyak tanah. Namun begitu, Mad Guntur masih menyisakan keprihatinan pada warganya, karena jika dihitung-hitung, setiap rumah tidak akan cukup menggunakan minyak tanah sebanyak 3 liter untuk seminggu.

"Idealnya, seminggu setiap rumah butuh enam liter minyak tanah," ucapnya.Di desa ini, tercatat 1.934 rumah, 1.435 Rumah Tangga Miskin (RTM), 2.580 KK se-Desa Kuta Ampel. Hasil minggon kecamatan Selasa kemarin, kata Guntur, camat telah menginformasikan, semua desa di kecamatan ini akan mendapat 1.000 tabung gas elpiji ukuran 3 kg.

Namun, semua kepala desa menolak jika tabung itu diturunkan sebelum jumlahnya ditambah melebihi 1.000 tabung, karena jumlah rumah warga di tiap desa melebihi 1.000 rumah. "Di Desa Kuta Ampel saja RTM tercatat 1.435, kalau ada pembagian 1.000 tabung gas, berarti kurang 435 tabung lagi. Dan meski jumlahnya kecil, tetap akan terjadi polemik bagi desa," ujarnya. (spn)

2 comments:

ApoedCyber said...

Minya dunia mahal, kalau tidak disubsidi negara, harga minyak tanah bisa mencapai belasan ribu rupiah...

ApoedCyber said...

Minya dunia mahal, kalau tidak disubsidi negara, harga minyak tanah bisa mencapai belasan ribu rupiah...

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan