Belajar Sambil Dengar Radio

Friday, June 6, 2008




BELAJAR sambil dengar radio, tentu saja bisa, terutama bagi pelajar SMPN 1 Pedes. Karena sejak tahun 1996 lalu, SMP Terbuka yang mengginduk ke SMPN 1 Pedes telah mendirikan radio Unggul Normatif, Inovatif dan Kreatif (UNIK) 96,3 FM yang 'on air' hanya jam 14.00-23.00 WIB setiap hari.


Meski banyak kurangnya, radio ini eksis menjadi teman belajar siswa, terutama pelajaran Bahasa Indonesia. Radio ini masih dikelola sekolah, penyiarnya yaitu staf tata usaha Ade Jaelani Rahamat dan Pembina Kesiswaan SMPN 1 Pedes Masdi.


Dalam ruang 'on air' yang sempit, keduanya memutar musik sambil membuka buku pelajaran yang dibacakan untuk pelajar. Tentunya agak beda dengan radio bonafid yang serba lengkap fasilitasnya. UNIK 96,3 FM ini memutar musik dari mp3 VCD dengan monitor TV 14 inchi. "Tujuan kita adalah menghibur dan memberi wawasan pada anak sekolah, karena segmen kita adalah pendidikan dan seni," kata Ade.


Kedua penyiar itu hingga kini berupaya agar radio pendidikan yang mereka siarkan bisa terus berkembang, karena selain pelajar banyak masyarakat umum juga yang menjadi pendengarnya. Namun begitu, radio pendidikan ini siarannya belum meluas, frekwensinya hanya tertangkap di beberapa desa Kecamatan Pedes, sementara pesawat radio yang berada di luar kecamatan ini gagap tidak mampu menangkap sinyal UNIK FM. "Saat ini radio kita baru bisa didengar oleh pelajar di Kecamatan Pedes, domisili pelajar SMPN 1 Pedes," ujarnya.


Kata Ade, dengan radio pendidikan ini, siswa bisa bermain sambil belajr juga berkomunikasi langsung dengan penyiar melalui telepon atau sms. Untuk bisa terus berkembang dan melejit, tentunya perlu ada dukungan sponsor. Sementara ini, UNIK 96,3 FM belum bisa menggandeng sponsor. "Inginnya sih didukung sponsor, supaya radio pendidikan ini bisa berkembang menjadi radio andalan bagi pelajar dan masyarakat," ucap Ade.


Dijelaskan Masdi, 50 persen siaran yang dilakukannya tentang pendidikan, dia mengajak siswa untuk interaktif yaitu tanya jawab sambil 'on air'. Diantaranya, pelajaran Bahasan Indonesia dan puisi. Untuk pelajaran lainnya, kata Masdi, belum ada terobosan, misalnya pelajaran matematika 'on air', karena pelajaran ini cenderung membutuhkan peraga dibanding mendengarkan. Meski pun bisa, harus ada teknik khusus untuk menyampaikannya. "Kita belum bisa kearah sana, kita masih terbatas. Jika radio kami besar dan bisa didengarkan semua pelajar di Karawang, tentunya itu merupakan kebanggaan bagi kita," ungkapnya. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan