Saluran air pembuang yang tiap hari digali, untuk antisipasi luapan banjir.
CILEBAR, RAKA - Mengantisipasi banjir akibat sumbatan pasir di muara saluran air, perlu dibangun pemecah gelombang yang menjulur 100 meter ke lepas pantai. Sehingga, meski terjadi air pasang, saluran pembuangan tetap mengalir. Demikian kata Kepala Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan CIlebar, Warman Abdurahman, kepada RAKA, kemarin.
Dia menjelaskan, diantara beberapa saluran pembuang, yang sangat fital dan harus dibangun pemecah gelombang yaitu saluran pembuang yang lokasinya di Dusun Sukamulya RT 01. "Pemecah gelombang sepanjang 100 meter itu dibangun kiri-kanan menjulur ke lepas pantai. Meski air pasang, muara saluran itu tidak akan tertutup pasir," ucapnya.
Sekitar dua minggu lalu, pihaknya sudah lelah mengeruk pasir-pasir yang menyumbat di tiap saluran pembuang. Selain menyita waktu, penggalian pasir tersebut membutuhkan dana operasional yang tidak sedikit, karena mengerahkan beberapa pekerja yang perlu diupah. Sementara, warga tidak akan sanggup iuran hanya untuk membayar para tukang cangkul tersebut. Dan jika muara saluran yang tersumbat itu tidak dicangkul, dikhawatirkan banjir mengancam pesawahan, tambak ikan bahkan pemukiman. "Makanya, perlu dibangun pemecah gelombang, supaya pekerjaan kita bisa untuk menyelesaikan persoalan lainnya dan masyarakat pun bisa tenang," ujarnya.
Dia mengatakan, saluran antara perbatasan Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar dan Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes airnya deras, sehingga tidak perlu dibangun pemecah gelombang, karena jika pasir yang dibawa air pasang akan menutup muara sungai ini, air yang deras dari hulu akan mendorong pasir-pasir tersebut dan muara saluran di perbatasan dua desa itu tidak akan tersumbat. Beda dengan saluran air pembuang yang debitnya kecil, saluran ini tidak akan mampu mendorong pasir-pasir karena arusnya lemah.
Selain saluran air pembuang, muara-muara sungai besar nelayan seperti di Betokmati dan Sungaibuntu pun kena imbas air laut pasang yang terjadi kemarin. Nyaris, lalu lintas perahu terganggu akibat penyumbatan muara sungai itu oleh pasir yang dibawa banjir rob. Meski begitu, aktivitas nelayan tetap berjalan seperti biasanya, tapi mereka tetap antisipasi terhadap fenomena alam ini.
Biasanya, di beberapa muara sungai nelayan, seperti Pakisjaya, Pedes, Betokmati dan lainnya, jika terjadi air pasang dan muara sungai tersumbat, ratusan perahu nelayan tidak masuk ke muara sungai, melainkan menyandarkan perahu-perahunya di pantai dan diikat, ini berlangsung hingga beberapa lama. Dan perahu-perahu itu bisa masuk setelah pasir-pasir yang menyumbat muara itu terdorong air sungai yang deras, setelah beberapa bulan lamanya. (spn)
0 comments:
Post a Comment