CIBUAYA, RAKA - Jalan antara Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya hingga Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya berlumpur dan rusak. Padahal, pada tahun 1990 lalu, jalan menuju kawasan hutan mangrove Soeharto ini mulus beraspal. Namun, setelah itu tidak ada lagi pembenahan jalan hingga akhirnya kini kembali menjadi jalan berlumpur.
Jalan penghubung dua kecamatan itu panjangnya sekitar 7 km. Sisi kirinya mengalir Sungai Bembang dan sisi kanannya pemukiman termasuk tambak ikan bandeng dan sawah. Jika diguyur hujan, nyaris jalan ini sulit dilalui segala jenis kendaraan. Apalagi motor, dua bannya tidak bisa lagi berkutik jika terjerembab masuk tanah berlumpur itu.
Beberapa waktu lalu, Camat Cibuaya, Hamdani pernah mengatakan, sepertinya tidak ada anggaran khusus untuk perbaikan jalan ini. Dia juga menjelaskan, jalan Tirtajaya-Cibuaya ini memiliki tanah yang labil, meski di hotmix sepertinya tidak akan kuat lama jika sisi kirinya tidak diturab, karena bersentuhan dengan Sungai Bembang. "Apalagi dicor, harus punya anggaran besar," tukasnya.
Diketahui, bertahun-tahun penduduk dikedua kecamatan ini jarang hilir mudik dengan kendaraan roda dua atau empat, apalagi jika jalan sudah 'jeblok' berlumpur. Mayoritas, masyarakat setempat hilir mudik menggunakan angkutan perahu disel yang melaju di Sungai Bembang. Selain sebagai angkutan orang, perahu ini pun digunakan mengangkut ikan-ikan hasil laut dari Sedari untuk diangkut ke Desa Srikamulyan. Dan di Srikamulyan, truk-truk pengangkut ikan menuju Jakarta dan beberapa daerah lainnya sudah menunggu paerahu-perahu itu.
Pada awal tahun 2008 lalu, beberapa truk batu kapur sudah disebar dijalan berlumpur itu, tapi tidak semuanya dibagi rata, jalan tanah berlumpur masih terhitung panjang, terutama di jalan masuk Desa Sedari. Kini, warga setempat cuma bisa berharap akses jalan mereka segera diperbaiki, minimal tidak lagi berlumpur melainkan berbatu supaya bisa dilalui meski sedang hujan deras. (spn)
0 comments:
Post a Comment