Warga Bekasi Belanja di Dengklok

Sunday, March 9, 2008


RENGASDENGKLOK, RAKA - 70 persen masyarakat Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi melakukan transaksi jual-beli di pasar Rengasdengklok. Kedua daerah ini hanya dibatasi sungai Citarum dan akses penyeberangan warga setempat hanya menggunakan perahu eretan. Sedangkan warga sangat mengharapkan jembatan penyeberangan permanen di antara Desa Rengasdengklok Selatan, Karawang dan Desa Sumbersari, Bekasi.

Dilihat, Desa Sumbersari dan Desa Karang Haur, Kecamatan Pebayuran, Bekasi sebagian warganya berdagang di kota Rengasdengklok. Dengan begitu, kedua kabupaten antara Karawang-Bekasi yang terpisah bentangan sungai Citarum merupakan tonggak ekonomi yang tidak terpisahkan.

Beberapa warga di Desa Karang Haur, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi mengatakan, sejak lama masyarakat di kedua kabupaten tersebut mendambakan lintasan sungai yang efesien, yakni jembatan penyeberangan. Sekarang, yang menjadi jasa penyeberangan masih dilakukan perahu. Perahu swadaya masyarakat ini tiada henti melintasi Citarum.

Hanya dengan ongkos Rp 1000 warga bisa menyebrang aman dengan kendaraan sepeda motornya maupun mobil pribadi dan truk. Seorang warga Kecamatan Pebayuran yakni Yono (35) mengatakan, dengan adanya perahu eretan yang digunakan jembatan kedua masyarakat di dua kabupaten ini sangat membatu masyarakat. "Untuk mencapai Pasar Cikarang sangat jauh, lebih dekat ke pasar Rengasdengklok, jadi kita membeli segala keperluan ke pasar Rengasdengklok," katanya kepada RAKA, Rabu (22/11) siang.

Sementara, pemilik perahu eretan yakni Suhenda (43) menyatakan, perahu yang mereka gunakan harganya mencapai 40 juta-an. Jadi, sangat kuat dan mampu menyeberangkan kendaraan truk tanpa muatan. "Namun, yang boleh melewati jembatan ini harus truk kosong jangan ada muatannya, kecuali mobil pribadi yang kecil, karena kita sekaligus menyebrangkan sepeda motor dan lainnya," ujarnya.

Di atas perahu penyeberangan, seorang pekerja lainnya memaparkan, dalam waktu sehari, sedikitnya penghasilan perahu eretan itu sebesar Rp 500 ribu untuk dua perahu dengan pemilik perahu yang sama. "Selain untuk upah yang 'ngeret' (narik perahu dengan tambang, red) ada kas khusus untuk perbaikan perahu," katanya sambil memperhatikan tali tambak yang dia tarik.

Sementara, air Citarum yang naik dan surut pun sudah bisa diantisipasi para pekerja penarik jasa penyeberangan tersebut. Juga, para pekerja pun mengoptimalkan kenyamanan bagi pengguna jasa perahu itu. Misal mereka menabur dedek pada tanah yang licin di sekitar sungai, supaya warga tidak tergelincir saar naik dan turun dari perahu.

Jika di lokasi belakang Tugu Proklamasi ini dibangun jembatan besar, tidak menutup kemungkinan pasar Rengasdengklok akan lebih ramai dibanding sekarang dan pertumbuhan ekonomi kota Rengasdengklok akan cepat berkembang. Kendati begitu, tentunya akan menuai permasalahan baru,karena saat ini saja, pasar Rengasdengklok belum terawat baik dan masih semerawut. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan