CIBUAYA, RAKA - Ratusan rumah tangga miskin (RTM) Desa Sukasari, Kecamatan Cibuaya memprotes aparat desa yang telah memotong uang BLT (Bantuan Langsung Tunai) secara sepihak dan tanpa musyawarah, Kamis (16/10) siang. Aksi tersebut diwarnai ketegangan adu mulut antara warga dan pihak desa.
Seorang warga RT 03/02 Dusun II, Wardi (35) menjelaskan, banyak diantara tetangganya tidak menghendaki dana BLT itu dipotong. "Yang saya pertanyakan, kenapa pemotongan ini tidak dimusyawarahkan, tahu-tahu dipotong. Jelas ini sangat merugikan masyarakat, apalagi yang benar-benar miskin," katanya berapi-api.
Hal senada dikatakan, Sekertaris BPD, Ronin (38), lembaganya tidak dilibatkan pada musyawarah pemotongan BLT, tapi hanya dilakukan beberapa warga saja. Diakuinya, tim pelaksana pencairan BLT tidak melibatkan lembaga desa termasuk masyarakat. Saat pencairan Selasa (14/10) lalu, penerima BLT dipotong Rp 100 ribu dan membawa pulang Rp 300 ribu. Sedangkan penerima BLT susulan dipotong Rp 400 ribu dari Rp 700 ribu jumlah yang mereka terima dari pegawai POS.
Seorang ibu, Emes (60) menyesali perbuatan tim pelaksana pencairan BLT, dia menyayangkan uang BLT yang dia terima Rp 400 ribu malah dipotong Rp 100 ribu tanpa memberi tahu alasannya. Ketika ditanya apakah dia tahu Rp 100 ribu itu untuk dibagi rata pada non peserta BLT, Emes geleng kepala dan mengatakan dia tidak tahu jika potongan itu untuk tetangganya yang non peserta BLT.
Ketua pelaksana pencairan BLT Desa Sukasari, Surnata (37) menjelaskan, pihaknya memang tidak melaksanakan musyawarah pada pencairan BLT bulan ini. Diakuinya, pemotongan BLT bulan ini masih mengacu pada musyawarah yang telah dilakukan antara desa, lembaga desa dan masyarakat pada tahun 2005 lalu. "Memang benar pak, kami tidak melakukan musyawarah pemerataan pada pencairan BLT bulan. Pemerataan BLT bulan ini masih mengacu pada kesepakatan hasil musyawarah tahun 2005 lalu," ucapnya.
Diketahui, peserta BPT Desa Sukasari sebanyak 702 KK, dan non peserta BLT sebanyak 579 ditambah susulan 63 KK. Dana BLT bulan ini, aku Sunarta, sebagian dananya untuk membantu pembangunan 3 masjid, Rp 1 juta tiap masjid. Perbaikan 17 mushola, masing-masing Rp 250 ribu. Kepala Desa Sukasari, Murhasan Iyan menjelaskan, kericuhan di desanya ini diduga kuat imbas pilkades bulan lalu. "Kami merasa ini masa transisi, masih ada kaitannya dengan pilkades," katanya. (spn)
0 comments:
Post a Comment