Antrian minyak tanah di Tirtajaya
TIRTAJAYA, RAKA - Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak tanah di Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya sudah mencapai Rp 4000/liter. Sementara, beberapa warung mengecer minyak tanah sudah menjual Rp 6000/liter. Dan paket gas elpiji konversi yang telah turun ke desa sejak Rabu (26/11) lalu, hingga kemarin belum dibagikan karena terhitung kurang.
Dari 1.428 kepala keluarga (KK) penerima paket gas konversi, paket gas elpiji hanya diturunkan 1000 tabung. Sementara, 3 diantaranya bocor, akhirnya yang bisa dibagikan cuma 997 tabung gas elpiji. Menghindari gejolak masyarakat, sebelum jumlah pengiriman sesuai dengan penerima, maka pihak desa menunda pembagian sampai paket gas elpiji susulan diturunkan. "Saya masih nunggu paket gas konversi sampai hari ini (kemarin, red)," kata Kepala Desa Gempol Karya, Acep Doyok kepada RAKA, Jumat (28/11) siang.
Soal minyak tanah, salah seorang pemilik pangkalan di Dusun Cibarusah, RT 02/01, Desa Gempol Karya mengatakan, harga HET Rp 4000/liter karena pangkalannya bukan merupakan minyak tanah bersubsidi, jadi dia menaikan harga dari 3.150/liter menjadi Rp 4000/liter. Tiap warga yang antri di pangkalan ini menebus bahan bakar memasak itu Rp 13.000 untuk 4 liter, sedangkan Rp 1000 diperuntukan beli karcis antri.
Warga setempat, Kanim (35) menjelaskan, tetangganya sudah menunggu pembagian paket gas elpiji konversi yang hingga kemarin belum turun. Diakuinya, kini mencari minyak tanah sudah sulit, sudah waktunya masyarakat menggunakan gas elpiji. "Saya lihat paket gas itu ada, tapi masih disimpan di rumah kepala dusun, alasannya jumlah paket itu masih terhitung kurang. Kepala dusun khawatir ada gejolak warga jika paket gas itu hanya dibagian kepada sebagian kepala keluarga, sedangkan masih banyak kepala keluarga lainnya yang belum dapat," ujarnya.
Pada pembagian paket gas elpiji di Desa Gempol Karya, setiap kepala keluarga akan dikenakan pungutan Rp 5000/paket gas. Uang lelah bagi aparat desa di tiap-tiap dusun tersebut dianggap tidak terlalu mahal dan wajar mengingat rumah warga yang akan dibagikan terpencil-pencil. (spn)
0 comments:
Post a Comment