Dua Anak Sakit Terlantar Berobat

Friday, January 9, 2009

Erna dan ibunya bersama orang tuanya didampingi Robby Barmaqi.
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kasihan Erna, sejak usia dua bulan anak semata wayang pasangan Ramsi dan Rodalim warga Dusun Bengle, No. 18 RT 11/04, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok memiliki penyakit aneh di kelopak hitam matanya. Sejak kecil, dia tidak bisa melihat.
 
Pantauan RAKA, kemarin. Pada kelopak hitam matanya itu terlihat seperti bisulan sebesar kelereng kecil, jika Erna memejamkan mata, matanya tampak menjorok keluar. Erna yang baru berusia tiga tahun ini hanya bisa mendengar suara-suara orang tua dan teman sebayanya. Bila berjalan, jemari-jemari tangan kirinya digerak-gerakan di depan matanya, seolah sedang meraba-raba. "Dia bisa hafal jalan pulang ke rumah jika sudah main dengan teman-temannya," kata Rodalim.
 
Dijelaskan orang tua Erna, mereka punya surat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), tapi tidak digunakan. Itu diakui Rodalim, keluarganya tidak memiliki biaya keseharian selama menunggu Erna di rumah sakit, meski Erna bisa diobati gratis. Dia menceritakan, Erna pernah berobat pada seorang tabib yang mengaku dari Kabupaten Serang. Setelah diobati, bisulan di kelopak mata Erna malah semakin besar.
 
Selain Erna, masih di dusun yang sama, Karsidi yang masih duduk di kelas 4 SD Dewisari III mengidap penyakit radang kelenjar atau disebu 'sarilat'. Leher kanannya termasuk kedua ketiak dan pelangkakan kakinya borok-borok. Bentuk boroknya seperti gari-garis sepanjang 1-3 cm.
 
Gejala ini sudah dialaminya setahun, awalnya demam, kemudian timbul bisul-bisul dileher, ketiak dan pelangkakan paha. Hingga kini, jika tiap malam suhu badan Karsidi sering panas. Meski demikian, pada puasa Ramadhan, Karsidi pun tidak lepas dari puasa wajib itu. "Kalau habis obatnya, Karsidi sering kambuh lagi," kata kakanya, Karsih.
 
Di kediaman Erna dan Karsidi, Koordinator Rengasdengklok Forum, Robby Barmaqi mengatakan, prihatin melihat kondisi Erna dan Karsidi. Dia berharap, keduanya tidak terlantar berobat. "Ironis, setelah pemerintah menjamin kesehatan masyarakat ternyata masih banyak yang tidak sanggup membawanya ke rumah sakit dengan alasan biaya keseharian selama menunggu pasien. Persoalan ini harus dituntaskan, seharusnya rumah sakit Proklamasi Rengasdengklok bisa menerima Jamksemas bagi semua masyarakat, supaya akses berobat bisa lebih dekat, tanpa harus jauh-jauh ke RSUD Karawang," jelasnya.
 
Lebih lanjut Robby mengatakan, dia bersama Laskar Pemuda Islam (LPI) Al Barkah, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok akan menggalang dana untuk membantu kedua pasien tersebut. Dia juga meminta langsung kepada Kepala Desa Dewisari, Moh. Aning agar bersama-sama mengatasi kedua pasien tersebut. (spn)
 
 

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan