Fooging Dilakukan Setelah Ada Penderita DBD Meninggal

Tuesday, February 3, 2009

3 Bulan Puskesmas Rengasdengklok Tak Dengarkan Permintaan Warga
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Setelah ada korban Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Warudoyong Selatan, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok barulah Puskesmas Rengasdengklok menurunkan fooging. Padahal, usulan fooging ini telah diminta pihak desa dan masyarakat sejak tiga bulan lalu.
 
Fooging di Dusun Warudoyong Selatan, Jumat (30/1) menyisir 3 RT dari 11 RT yang direncanakan, 11 RT itu diantaranya RT 37 sampai RT 48. Kemarin, fooging hanya dilakukan di RT 37, 38 dan 39 dari dana pemerintah, sedangkan sisanya akan dilakukan menyusul dari dana swadaya masyarakat. Memang, sebelumnya warga pun selalu meminta fooging meski mereka harus iuran, tapi sepertinya Puskesmas Rengasdengklok enggan merealisasikannya, hingga akhirnya jatuh satu warga meninggal dunia akibat DBD di Dusun Warodoyong, Rabu (28/1) lalu.
 
Menanggapi hal itu, Sekdes Rengasdengklok Selatan, Nadi mengatakan, pihaknya telah berupaya menangani wabah tersebut, tapi korban DBD tetap tidak bisa dicegah. Untuk itu, Kamis (29/1) siang, kepala desa telah mengintruksikan kepada semua kepala dusun se-Desa Rengasdengklok Selatan untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing. "Kepala desa berpesan, agar PSN tidak dilaksanakan sehari, melainkan tiap minggu. Tiap kepala dusun diwajibkan mensosialisasikan PSN kepada semua warga di lingkungannya," ujarnya.
 
Kata Nadi, pencegahan wabah DBD di lingkungan desanya melalui PSN sudah maksimal, tapi penyakit memang tidak bisa dideteksi. Meski begitu, upaya Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban (K3) sudah dilaksanakan. "Kami intruksikan sosialisasi PSN pada semua warga diantaranya melalui pengeras suara di masjid-masjid. Saya tidak putus-putus mengintruksikan PSN di tiap dusun. Dan saya sangat menyesalkan ada korban DBD, padahal sebelumnya kami selalu meminta fooging pada Puskesmas Rengasdengklok," ucapnya.
 
Di tempat sama, Kesra Rengasdengklok Selatan, Trusto Suwaji sangat kecewa terhadap sikap Puskesmas Rengasdengklok yang lamban merealisasikan ajuan fooging untuk beberapa dusun yang nyata-nyata sudah diketahui ada warganya yang terjangkit DBD. Dia minta, yang harus diprioritaskan mendapatkan fooging diantaranya sekarang diantaranya Dusun Warodoyong Utara, Rengasjaya I, Bojong Karya I, Bojong Karya II dan Dusun Bojong Tugu. "Ini efek hujan yang terus mengguyur sehingga banyak nyamuk, kita berharap jangan ada lagi korban DBD," paparnya.
 
Dia juga menyatakan kecewa pernyataan Kepala Puskesmas Rengasdengklok Dr. Hidayati beberapa waktu lalu yang mengatakan Rengasdengklok Selatan tidak perlu difooging melainkan cukup melaksanakan PSN. Dengan meninggalnya seorang warga Dusun Warudoyong akibat DBD, Trusto sangat menyesali pelayanan kesehatan yang terkesan cu'ek. "Dinas Kesehatan selalu mengatakan, fooging akan dilakukan jika sudah ada korban DBD, nah sekarang terbukti sudah ada korbannya, lalu siapa yang bertanggungjawab dengan meninggalnya warga Warudoyong Selatan itu, sedangkan kita sudah teriak-teriak ke Puskesmas Rengasdengklok meminta fooging, melalui media koran maupun langsung, tapi tidak pernah didengar," tandasnya.
 
Setelah ada yang meninggal akibat DBD, lanjutnya, baru kemudian Puskesmas Rengasdengklok tampak sibuk mengedarkan selebaran PSN dan melakukan fooging, itu pun tidak semua dusun difooging, hanya sebagian saja, selebihnya tetap saja pihak desa yang menggalang dana pembiayaan fooging melalui swadaya masyarakat. (spn)
 
 

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan