TIRTAJAYA, RAKA - Sebanyak 44 kepala keluarga (KK) warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari yang kena banjir Rob minggu lalu, kini akan menempati relokasi pemukiman baru. Meski tidak jauh dari pemukiman semula, setidaknya lokasi tersebut lebih tinggi dan aman dari banjir air laut pasang. Relokasi yang sebelumnya disebut-sebut dan diminta warga, hasilnya tidak direalisasikan, karena masih lahan Perhutani.
Relokasi untuk 220 jiwa warga Sarankan itu merupakan upaya Pemda Karawang yang beberapa hari lalu turun ke lokasi musibah banjir Sarakan, diantaranya Sekda H. Arifin HK, didampingi Kesbang Linmas Pemda Karawang Suhartoyo. Bahkan, H. Arifin memerintahkan kepada Camat Tirtajaya Drs. H. Wawan Setiawan dan Kades Tambaksari Arum untuk mencari lahan relokasi pemukiman bagi warga Sarakan seluas 1,5 hektar yaitu dilahan pemukiman warga, bukan lahan Perhutani.
Meski tawaran itu diterima Kades Arum, tapi ke 44 KK Dusun Sarakan itu menolak bermukim di lokasi yang jauh dari pantai. Hal itu dimaklumi Kades, mengingat profesi warga Sarakan adalah nelayan. "Mereka tidak mau bermukim jauh dari pantai, mereka memilih tinggal dipantai. Jadi, saat akan direlokasi ke pemukiman dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan, warga Sarakan ini menolak, alasannya terlalu jauh dari pantai," kata Arum.
Kata Wawan Setiawan, kemarin pihaknya sudah mengukur-ngukur dan menghitung-hitung lahan relokasi bagi warga Sarakan. Lokasi relokasi ini hanya beberapa meter dari pemukiman semula, yaitu di saluran sungai yang telah tertimbun pasir. Hanya saja, pemerintah tinggal memadatkan lagi tanah di sekitar saluran sungai itu dengan menancapkan pasak-pasak kayu kedalam tanah supaya lahan pemukiman stabil.
"Kita usulkan (anggaran relokasi, red) ke bupati, kita akan sewa 'ponton' dengan beko besar. Tidak jauh dari pemukiman mereka, ada 'kali mati' yang tidak berfungsi, sungai itu akan diarug untuk pemukiman baru warga Sarakan. Dan relokasi warga Sarakan ini harus terealisasi, karena persoalan Dusun Sarakan ini selalu berulang-ulang setiap tahun. Kita ingin relokasi itu jadi, supaya tenaga kita bisa tercurah ke pembangunan lainnya di kecamatan ini," ujarnya.
Diakui Wawan, pada saat banjir menenggelamkan pemukiman Sarakan, sebanyak 220 jiwa warga Sarakan ini tidak menginginkan bantuan berupa uang dari pemerintah, mereka hanya meminta agar pemerintah menyediakan lahan aman bagi kelangsungan hidup nelayan-nelayan itu. "Akhirnya, sesuai kesepakatan, 220 jiwa warga Sarakan itu akan menempati lahan bekas saluran sungai yang terkubur pasir," tukasnya. (spn)
0 comments:
Post a Comment