40% Penyakit Diakibatkan Dari Sampah

Monday, May 25, 2009


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Persoalan sampah memang bukan persoalan yang mudah diatasi di pasar Rengasdengklok, persoalan sampah bukan hanya persoalan teknis saja, namun menyangkut persoalan perilaku.

Di pasar Rengasdengklok ada tiga persoalan yang sulit dibenahi, pertama lalu lintas darat, kedua pedagang kaki lima dan yang ketiga sampah. Untuk persoalan sampah, bukan hanya persoalan bagi para petugas kebersihannya, tapi lebih kepada perilaku bagaimana para pedagang termasuk masyarakat memperlakukan sampah. Seperti sampah dibuang tidak pada tempatnya.

Pantauan RAKA, banyak sampah tercecer di trotoar hampir di sepanjang trotoar, terutama di seberang jalan depan kantor kecamatan. Sampah itu sengaja dibuang pedagang di atas trotoar hingga ke ruas jalan, akibatnya sampah yang menumpuk tercecer itu tercecer karena tidak tertampung. Dan tumpukan sampah tersebut mengundang bau tidak sedap. "Memang disitu kami mengumpulkan sampah, nanti juga di angkut sama petugasnya," kata seorang pedanga, Darmi (38) kepada RAKA, Rabu (13/5) siang.

Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Yayah (41), dia membuang sampah di trotoar hingga menumpuk dan mengandalkan tenaga pekerja kebersihan UPTD Cipta Karya untuk membersihkannya. Diakuinya, memang trotoar itu bukan tempat sampah, melainkan area pejalan kaki. "Saya hanya mengikuti pedagang lain, mereka juga buang sampah di trotoar itu," ucapnya sambil menunjuk tumpukan sampah di bahu jalan Rengasdengklok.

Bisa dilihat tumpukan sampah yang tercecer hingga ke ruas jalan, baunya pun mengganggu warga yang melintas, selain itu sampah tersebut dapat membawa gangguan kesehatan. Seperti dijelaskan staf UPTD Pasar Rengasdengklok, Sofian. Sekitar 40 persen penyakit disebabkan dari lingkungan yang tidak bersih.

Perilaku membuang sampah sembarangan mengundang perhatian Kepala Pelaksana Kebersihan Rengasdengklok, Ilyas G. Sasmitra, menurutnya kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa merugikan diri warga itu sendiri. Kendati begitu, dia tidak bosan terus mengingatkan supaya pedagang tidak membuang sampah di trotoar, apalagi ketika masih jam kantor. "Tepat di lokasi tersebut sudah ia pasang plang jangan membuang sampah, tapi tetap saja ada sampah menumpuk," ujarnya.

Ditambahkannya, tercecernya sampah tersebut diakibatkan volume sampah di pasar Rengasdengklok tinggi yaitu mencapai 45 meter kubik setiap hari yang diproduksi pedagang pasar. Pengangkutan sampah ini memang terbilang rutin setiap hari, yaitu mengerahkan empat armada UPTD Cipta Karya, tapi banyaknnya sampah kerap jadi persoalan. Sedangkan jarak membuang sampah Rengasdengklok jauh hingga ke Kecamatan Kota Baru. "Memang seharusnya Rengasdengklok pumya TPA sendiri," kata Ilyas. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan