BATUJAYA, RAKA - Mencukupi kebutuhan makan selama di tenda pengungsian, sejumlah warga korban banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya termasuk anak-anak mengais rejeki dengan 'ngencleng' atau meminta sedekah pada pengguna jalan yang lewat.
Seperti dikatakan salah seorang warga korban banjir RT 01/01, Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Karsa (42), kepada RAKA, kemarin, selama menunggu sumbangan dari pemerintah dan donatur termasuk partai, dia terpaksa mengerahkan tetangganya yang senasib untuk mengumpulkan sumbangan yang diperoleh dari pengguna jalan yang melewati Jalan Batujaya, terutama truk dan kendaraan lainnya. "Ya, kadang ada yang ngasih dan ada jug yang tidak, semua uang yang telah terkumpul dibelikan mie instant, kemudian kami bagikan," ucapnya.
Selain 'ngencleng' yang dikoordinir Karsa, hampir semua pengungsi pun melakukan hal serupa. Di sepanjang jalan tempat warga mendirikan tenda, disana banyak anak-anak meminta-minta bantuan kepada siapa saja yang lewat. Hanya dengan menenteng mangkuk plastik, mereka meminta belas kasih. "Pak..minta sumbangannya pak....bu...untuk makan...," teriak para pengencleng.
Sejak banjir Kamis (15/1) pukul 08.00 WIB, warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel ini sudah mendirikan tenda, setelah ada peringatan dari aparat desa untuk mengungsi ke jalan raya yang tanahnya lebih tinggi. Selain barang berharga yang bisa mereka selamatkan, ratusan rumah terendam dan tak bisa lagi diselamatkan, 11 rumah diantaranya ambruk diterjang bah banjir Citarum.
Dengan demikian, warga setempat yang setiap harinya bekerja di ladang dan buruh, termasuk pedagang tidak bisa lagi berpenghasilan, selain 'ngencleng' mereka sulit makan. Berapa warga mengatakan, setelah luapan Sungai Citarum reda, air yang menggenangi pemukiman mereka akan surut sekitar 4 hari. Setelah itu, mereka akan kembali membenahi rumah-rumah mereka yang terendam air.
Diketahui, sejak awal banjir terjadi, sekitar 400 kepala keluarga (KK) tidak mengungsi ke jalan raya, melainkan ke tanggul Citarum yang dianggap aman dan mendirikan tenda, mereka terjebak karena dihimpit dua genangan air yang deras dan berbahaya. Sedangkan yang mengungsi ke jalan raya sekitar 241 KK dan tenda yang didirikan sebanyak 30 buah dari plastik. Satu tenda dihuni 1-5 kepala keluarga. (spn)
0 comments:
Post a Comment