TIRTAJAYA, RAKA - Anggota DPRD Komisi B Jawa Barat, H. Rahadi Zakaria, S.Ip, MH, didampingi anggota DPRD Karawang dari Fraksi PDIP H. Tono Bahtiar berdialog dengan nelayan Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Minggu (21/12) sore. Pada kesempatan itu, Rahadi memberi 20 lentera elektrik untuk kebutuhan nelayan setempat selama mereka melaut.
H. Rahadi Zakaria, S.Ip, MH, juga sebagai caleg DPR RI, daerah pemilihan VII Jawa Barat, mengingatkan pada para nelayan setempat untuk waspada terhadap gelombang besar selama mengarungi lautan, mengingat cuaca dibulan ini kurang bersahabat. Kata Rahadi, dia merasa sangat merasa prihatin melihat kondisi nelayan di Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, karena selama ini ini nelayan sulit melaut akibat sulitnya Bahan Bakar Minyak (BBM) minyak tanah untuk lampu penerang dan solar untuk bahan bakar disel perahu.
Diakuinya, memang baru-baru ini bahan bakar minyak tanah telah diganti gas elpiji, konversi itu disisi lain menyulitkan nelayan. Akibatnya, kini nelayan harus jarang melaut, imbasnya pendapatan mereka pun berkurang dan sulit memenuhi kebutuhan hidup. Dan sangat tidak mungkin jika mereka beralih fungsi dari profesi nelayan ke profesi lain.
"Ini agak susah, karena mereka sudah tradisi dan terlatih sebagai nelayan. Sementara, beberapa nelayan yang mengelola parawisata pun mengalami kesulitan karena pantai yang ingin mereka kembangkan di Tambaksari tidak didukung infrastruktur yang baik," ujarnya.
Selain itu, dia melihat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Tambaksari ini mendeg, diperparah lagi saluran sungai yang menuju muara Sarakan kurang baik, akibat pendangkalan, sehingga nelayan dari berbagai daerah sulit masuk ke TPI ini. "Saya kira, pemerintah harus ambil sikap dan antisipasi persoalan itu, saya sebagai komisi B DPRD Jabar akan menyampaikan hal ini ke pemerintah provinsi, karena realitas ini harus segara dituntaskan atau akan berdampak pada sosial ekonomi masyarakat setempat, terutama mengenai lonjakan angka pengangguran termasuk menyangkut pada generasi berikutnya," jelasnya.
Kendati begitu, diakuinya hal ini merupakan fenomena umum dan terjadi serupa hampir di setiap daerah. Dia juga menceritakan, merosotnya hasil tangkapan ikan oleh nelayan tradisional ini akibat kapal-kapal besar yang menangkap ikan menggunakan alat 'jaring arat', kapal besar ini beroperasi melampaui batas yaitu mengeruk semua sumber daya alam laut hingga memasuki wilayah perairan nelayan tradisonal. "Kini, banyak 'jaring arat' yang beroperasi di wilayah nelayan tradisional, akhirnya nelayan kehabisan ikan di pesisir pantai," ungkapnya.
Sementara, H. Tono Bahtiar mengatakan, kedatangan dan semangat yang telah dijelaskan H. Rahadi Zakaria diharapkan bisa memotivasi. Meski hanya membantu lentera elektrik, setidaknya nelayan merasa dekat dengan wakil rakyat dan merasa dibantu. "Kami berharap, kehidupan nelayan bisa kembali normal, karena hampir sepekan ini nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk," ucapnya. (spn)
0 comments:
Post a Comment