Siswa Magang Kerja Masih Dianggap Beban Perusahaan

Thursday, November 6, 2008

KUTAWALUYA,RAKA - Beberapa perusahaan dan industri di Karawang terkesan eklusif sehingga sulit menerima siswa dari sekolah kejuruan untuk bisa magang. Malah, perusahaan yang proaktif menjalin kerjasama dengan sekolah kejuruan di Karawang adalah perusahaan yang ada di Cikarang. Demikian kata Kepala Sekolah SMK PI (Perbankan Indonesia), Bambang Pranowo kepada RAKA, Jumat (31/10) siang di ruang kerjanya.
 
Sampai sekarang, kerjasama antara sekolah kejuruan dengan perusahaan di Karawang kelihatannya agak sulit, yaitu membangun akses kerjasama dalam hal magang kerja. Beberapa perusahaan di Karawang belum sepnuhnya membuka diri terhadap sekolah menengah kejuruan. "Ini perlu dicari jalan keluarnya, supaya ada jembatan antara sekolah kejuruan dengan para pemakai lulusan sekolah (perusahaan, red)," ucapnya.
 
Perusahaan di Karawang, akunya, belum optimal mempotensikan sekolah yang ada di daerah Karawang sendiri. Sedangkan yang menjadi harapan lembaga pendidikan kejuruan ada dari pihak tertetu untuk memperhatikan masalah ini, karena sebenarnya lembaga pendidikan bisa menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak perusahaan. Jika pihak perusahaan bisa membuka diri, berarti sekolah akan diberi tempat untuk menyertakan anak didiknya melalui magang kerja. Sementara, perusahaan dan intansi itu juga bisa mengoptimalkan magang kerja yang mengarah pada produktifitas kerja perusahaan itu.
 
Selain usaha lembaga pendidikan itu sendiri, yang harus ikut memberdayakan adalah Pemda Karawang, Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) dan Dinas Pendidikan, agar mereka memberi perhatian supaya pemberdayaan sekolah di karawang ini bisa menjalin hubungan maksimal dengan perusahaan yang ada di daerah Karawang. "Saya pikir, sepertinya perusahaan di Karawang ini terlalu ekslusif terhadap persoalan tenaga kerja. Saya juga tidak tahu persoalannya dimana, tapi yang jelas ketika ada ajuan dari sekolah, perusahaan di Karawang ini kurang proaktif. Memang ada beberapa perusahaan di Karawang yang sudah jalin kerja sama dengan sekolah, tapi lebih banyak perusahaan di Cikarang yang menerima siswa lulusan sekolah Karawang," ungkapnya.
 
Saat ini, SMK PI sedang menjalankan pengiriman siswi untuk magang kerja di perusahan di beberapa perusahaan Cikarang. Saat ini dan sebelumnya, SMK PI telah membangun kerja sama dengan perusahaan di Cikarang. Diakuinya, SMK PI lebih mudah membangun kerja sama dengan perusahaan di Cikarang dibanding perusahaan di Karawang.
 
Kesulitan yang dialami sekolah kejuruan di Karawang ini, kata Bambang, merupakan cambuk dan pemacu lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan kondisi ini maka sekolah dituntut untuk bisa membuktikan kurikulum sekolah. Dan tuntutan itu memiliki keterkaitan dengan kebutuhan di dunia industri. Memang, akunya, harus ada usaha keras juga dari sekokah untuk mampu meningkatkan kualitas agar perusahaan bisa terbuka untuk bisa diajak kerjasama.
 
Kendati begitu, selama ini yang dirasakan sekolah kejuruan sangat sulit menjalin kerjasama dengan perusahaan di Karawang. "Beda dengan Cikarang, mereka proaktif. Bahkan, kalu siswa selesai magang, perusahaan ini mencari siswa lainnya untuk magang lagi, beda dengan Karawang, istilahnya kita harus ketuk pintu, itu pun sulit dibuka. Mudah-mudahan kedepan ada media untuk menjembatani kedua pihak ini," jelasnya.
 
Siap tidak siap, lanjutnya, jelas sekolah kejuruan harus siap menghadapi persaingan yang kini dihadapi industri. Cuma, persoalan sekolah untuk bisa maksimal tergantung sarana dan prasarana yang masih terbatas. Sarana dan prasarana ini yang jadi tantangan terbesar di dunia pendidikan sejak lama, ini perlu kerja keras dari lembaga pendidikan untuk menyiapkan instrumen pembelajaran sesuai kurikulum.
 
 
 
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, ada pandangan perusahaan di Karawang yang menganggap, proses praktek kerja siswa kejuruan masih dilihat sebagai membebani perusahaan, masih ada kekhawatiran tenaga kerja para siswa magang itu akan menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan.
 
 
Memang, akunya, perusahaan perlu membimbing dan mengarahkan siswa magang untuk mengantisipasi resiko jika ada alat produksi yang rusak. Dan bimbingan itu kadang dianggap hanya mengeluarkan biaya percuma. "Dan, seharusnya ini jadi tanggung jawab perusahaan tersebut, karena sekarang perusahaan harus dituntut mengembangkan CSR (Corporate Social Responsibility), yaitu tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial yaitu kepada lingkungan disekitar perusahaan itu beroperasi. Nah, dana CSR itulah yang harus digunakan untuk mendorong dunia pendidikan di sekitar mereka berada. Hal itu, harus diberdayakan sesuai undang-undangnya. Jadi, bonafid atau tidaknya perusahaan, bisa diketahui jika perusahaan itu memiliki itikad terhadap sosial di sekitarnya," ucapnya.
 
Jika perusahaan terbuka bagi siswa magang, maka perusahaan itu akan melihat kompetensi siswa, sampai sejauh mana keahlian siswa menerapkan pengetahuannya di sekolah. Jika perusahaan sudah menjalin hubungan baik dengan siswa magang, maka perusahaan tidak usah rumit merekrut karyawan baru, bahkan siswa akan dipanggil lagi setelah mereka lulus sekolah. Selain itu, siswa akan lebih mudah mengenal lingkungan perusahaan.
 
"Saya yakin, jika telah ada hubungan baik perusahaan dan lembaga pendidikan melalui kegiatan siswa magang, hal ini lebih efesien cara merekrut karyawan. Memang, kenyataannya merekrut karyawan dimulai dari siswa yang magang kerja dan setelah lulus dikasih kesempatan," ujarnya.
 
Hal ini sengaja dia pertegas, mengingat lulusan sekolah kejuruan di Karawang sulit magang pada beberapa perusahaan di daerah Karawang sendiri. Siswa magang kerja ini cenderung praktek sekolah di daerah Cikarang. Hal itu justru ironis, karena hampir sebagian besar perusahaan di Karawang tidak membuka diri terhadap siswa magang.
 
Bagi siswa SMK Ritek tidak masalah jika mereka harus ke Karawang, karena mayoritas siswanya laki-laki, tapi bagi SMK PI yang mayoritas perempuan, praktis ada semacam kekhawatiran dan tanggungjawab yang besar. Bahkan orang tuanya juga riskan melepas mereka ke Cikarang. "Orang tu pun kadang bingung, kenapa anaknya harus magang kerja jauh ke Cikarang dan tidak di Karawang. Untuk itu, Dinas Pendidikan perlu memberi akses pada siswa sekolah kejuruan untuk menjalin hubungan yang bagus dengan semua perusahaan yang ada di Karawang," katanya. (spn)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan