Nelayan Pedes Tidak Melaut Sehari Karena Badai Besar
PEDES, RAKA - Sebagian besar nelayan Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes dan nelayan Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar memutuskan tidak melaut sehari karena badai angin yang membahayakan jiwa melanda perairan utara Karawang, Minggu (29/3) sore.
Hingga kemarin, beberapa mengatakan tidak akan melaut terlalu jauh dari daratan, mengingat perubahan cuaca kadang datang tiba-tiba. "Daripada bertaruh nyawa lebih baik tidak usah melaut dulu, memang sekarang ini lagi musim badai," kata seorang nelayan asal Sungaibuntu, Anwar (43).
Diakuinya, sejumlah nelayan lain di Desa Sungaibuntu sejak Minggu (29/3) siang tidak melaut, sambil menunggu musim badai reda, para nelayan memilih berdiam di rumah dan memperbaiki jala dan jaring mereka. "Untuk biaya sehari-hari kami gunakan uang simpanan yang masih ada sedikit," ujarnya.
Cuaca yang tidak menentu ini, membuat sejumlah kapal tangkap ikan milik nelayan yang sebagian besar kapal motor dengan alat tangkap sederhana itu terlihat berlabuh di sepanjang muara sungai, Desa Sungaibuntu. Hal sama dilakukan nelayan Desa Pusakajaya Utara, sejumlah nelayannya istirahat melaut dan memilih mengerjakan jaring tangkapan mereka. "Kalau tidak melaut, kami beres-beres perahu dan memperbaiki jaring ikan," Atmo.
Badai besar pun tidak hanya melanda perairan, di beberapa ruas jalan di beberapa kecamatan, sejumlah pohon dikabarkan tumbang. Badai yang melanda di wilayah Karawang Kota hingga pesisir utara Karawang sempat membuat warga resah, terutama pemukiman yang berdekatan dengan pepohonan. Bahkan, kendaraan pun sulit melaju di jalan raya akibat hempasan angin kencang. (spn)
posting berita pukul 7:41 AM 0 comments
Labels: nelayan
Deden Darmansyah: Pendidikan dan Kesehatan Tanggungjawab Negara
posting berita pukul 7:19 AM 0 comments
SMPN 1 Cilebar Siap UN dan PSB
CILEBAR, RAKA - Belum ada petunjuk dan teknis mengenai PSB (Penerimaan Siswa Baru) dari pemerintah, apakah tahun ini harus menerima semua lulusan SD atau tidak. Jika pemerintah mewajibkan untuk menampung semua siswa yang mendaftar ke SMP, maka akan ada penggelembungan siswa tahun ini. Demikian dikatakan Kepala SMPN 1 Cilebar, Neneng Lisnawati, S.Pd, kepada RAKA, Sabtu (28/3) di sela acara Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolahnya. Dia menjelaskan, saat ini sekolahnya memiliki 16 rombel (rombongan belajar) kelas VII, VIII dan IX. Semuanya ditangani 21 tenaga pengajar, meski kenyataanya masih membutuhkan sekitar 11 tenaga pengajar lagi. "Saat ini baru ada pendataan-pendataan saja menjelang PSB, kami pun menunggu keputusan dari pemerintah. Namun, kita pun berupaya menjaga mutu dan kualitas siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN)," ujarnya. Kata Neneng, idealnya tiap mata pelajaran membutuhkan satu tenaga pengajar. Kendati begitu, pihaknya tetap berusaha mengoptimalkan tenaga pengajar yang ada. Bahkan sekolahnya ini telah memiliki ruang komputer yang sudah akses internet, ini merupakan kebanggan bagi sekolahnya, terutama mengajarkan siswa pada dunia 'cyber' untuk menemukan pengetahuan dunia di internet. Pada kesempatan pidato Maulid Nabi Muhammad SAW, Neneng menegaskan pada siswanya, untuk wajib berdoa dan bekerja, kalau hanya bekerja saja bagai orang buta dan lumpuh. Menurutnya, keduanya harus berirama, selain mendapat ketenangan batin, apa yang diusahakannya itu bisa diraih dengan baik. Selain itu, dia juga menginginkan akademis siswa bisa mendapat nilai rata-rata terbaik. Jadi, tidak hanya sekedar bisa lulus. "Selain pelajaran, di ekskul juga terus ditingkatkan, diantaranya menabah nomor pada olah raga. Kita bukan hanya juara komisariat saja, tapi sudah targetkan juara kabupaten," ujarnya sambil menunjuk piala juara utama MKKS Cup Komisariat Rengasdengklok tahun 2009 ini yang berhasil diboyong SMPN 1 Cilebar. Pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini, pagi pukul 8.30 WIB semua siswa menggelar Istigosah atau doa bersama, terutama siswa yang akan mengikuti UN bulan depan. Istigosah ini dipimpin guru agama, Ajas Saputra. Sedangkan ceramah pada acara maulid mengundang Iis Ilmiyati S.Ag, dari MTs Negeri Rengasdengklok yang bertausiyah memotivasi siswa untuk terus tumbuh dan berkembang. (spn) |
Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.
posting berita pukul 1:22 PM 0 comments
Labels: pendidikan
4 Gugus SD se-Rengasdengklok Berebut Posisi Olimpiade
RENGASDENGKLOK, RAKA - Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kecamatan digelar di SDN Rengasdengklok Selatan II dan IV, Sabtu (28/3) siang. Empat gugus Sekolah Dasar (SD) berjibaku prestasi memperebutkan posisi untuk mewakili kecamatan ke tingkat kabupaten. Ketua Kegiatan Siswa dan Guru Tingkat Kecamatan Rengasdengklok, Dedi Suryadi, menegaskan olimpiade itu untuk mencari bibit siswa berprestasi dalam bidang olah raga dan seni untuk mengikuti olimpiade tingkat Kabupaten Karawang. "Saya berharap diantara siswa SD di Kecamatan Rengasdengklok bisa lolos olimpiade hingga tingkat internasional," ucapnya seraya menambahkan mudah-mudahan kegiatan ini terus berkelanjutan setiap tahun. Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kabupaten, telah menunjuk Kecamatan Rengasdengklok sebagai tuan rumah. Untuk sementara ini, kata Dedi, persiapan tuan rumah sudah dikondisikan. Dia berharap pada pelaksanaan nanti, olimpiade tingkat kabupaten ini tidak mengecewakan tamu dari kecamatan lain se-Kabupaten Karawang. "Kami sudah siapkan sarana dan tempat, begitu juga kerjasama dengan kepsek dan PGRI juga dari UPTD TK, SD sendiri. Mudah-mudahan, selain tuan rumah, Kecamatan Rengasdengklok juga bisa jadi juara umum Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kabupaten," ujarnya. Pada olimpiade tersebut, dilombakan sebanyak 13 cabang olah raga dan seni. Untuk lomba pupuh putra diraih Rhaka Rohmat dari SDN Rengasdengklok Selatan II. Kemudian juara dua Muhklis SDN Rengasdengklok Selatan VII dan juara tiga Leri Muntara SDN Kalangsari IV. Lomba pupuh putri diraih Rika Fauziyah SDN Rengasdengklok Selatan II, juara kedua Yuni Rahma SDN Kalangsari I dan juara tiga Eva Fauziyah SDN Kalangsari I. Sedangkan untuk lomba dongeng dimenangkan Hasan Alashari SDN Rengasdengklok Selatan VI. Juara puisi putra dimenangkan Andri Wijaya SDN Karyasari II dan juara purtinya Rika Kartika SDN Karyasari III. Lomba biantara atau pidato sunda putra dimenangkan Nana Rusnanta SDN Dukuhkarya III dan putrinya Ida Rizki Amelia SDN Rengasdengklok Selatan VI. Lomba solo putra diraih Febri Pradana SDN Rengasdengklok Utara II dan juara putrinya Evita Wahyudi SDN Rengasdengklok Selatan IV. Pada cabang olah raga, juara sepak takraw diraih SDN Kertasari I. Kemudian trilomba atletik, lari, lompat dan lempar putra yaitu Dede Andre Setiawan dari SDN Karyasari I, dan purtinya Siti Masriah dari SDN Kartasari V. Sedangkan tenis meja putra Muhammad Rizki SDN Rengasdengklok Selatan II dan juara putrinya diraih Dini dari SDN Dewisari II. (spn) |
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download Yahoo! Toolbar sekarang .
posting berita pukul 1:01 PM 0 comments
Bendungan Walahar Jebol
KLARI, RAKA - Karawang geger. Bendungan Walahar yang menampung air limpasan Sungai Citarum dinyatakan jebol. Tidak ada korban jiwa memang namun sempat menciptakan kepanikan ditengah masyarakat. Bahkan sebagian dikabarkan sudah bersiap-siap akan mengungsi.
Berdasarkan pantuan yang dihimpun RAKA bagian bendungan yang mengalami kejebolan adalah pintu sebelah utara bendungan. Dinformasikan, kejadian ini terjadi pada Selasa (24/3) sekitar pukul 11.30 WIB. Sejumlah warga mengungkapkan mereka sempat panik karena khawatir jebolnya bendungan akan mengakibatkan banjir di sejumlah desa seputaran bendungan.
Sa'i (53) salah seorang warga Walahar pada RAKA saat ditemui dilokasi kejadian mengakui itu. Dia malah menuturkan pada saat kejadian, sempat terdengar ada suara kencang seperti guntur sebanyak tiga kali. Awalnya dirinya tidak menyangka bahwa suara tersebut berasal dari pintu bendungan walahar.
Setelah terdengar suara itu, ada teriakan dari orang yang sedang memancing di depan pintu bendungan walahar. "Orang yang memancing langsung berteriak 'walahar jebol' sambil berlari menyelamatkan diri. Saya tidak tahu secara pasti kenapa bendungan itu bisa jebol, mungkin tekanan dari debit air yang tinggi atau apa saya gak ngerti," katanya.
Sa'i merasa bersyukur pada kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa walaupun ada beberapa orang yang sedang memancing di bawah jembatan tersebut, pemancing tersebut berhasil menyelamatkan diri. Namun dia menuturkan ada dua orang anak berusia 6 tahun dan 19 tahun yang sedang bermain disekitar walahar sempat hanyut terbawa arus tapi akhirnya dapat diselamatkan oleh kakaknya anak tersebut, selain itu satu sepeda motor milik warga yang hanyut terbawa arus. "Biasanya di bawah jembatan orang sering mencuci motor, pada saat kejadian pemilik motor tersebut tidak dapat menyelematkan motornya itu," terangnya.
Sementara itu, Slamet BE, Kepala Divisi II perum Jasa Tirta saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab utama jebolnya pintu air tersebut pihaknya akan melakukan terlebih dahulu penyebab utama kejadian ini. Namun untuk sementara pihaknya memprediksi kejadian tersebut terjadi karena kelemahan struktur pintu tersebut. "Pintu ini sudah lama belum dilakukan perbaikan, kemungkinan akibat sudah lamanya pintu tersebut material yang ada sudah kelelahan sehingga tidak dapat lagi menahan arus air yang ada. Kami juga belum bisa memastikan kerugian yang kami alami," jelasnya pada RAKA.
Jembatan tersebut, lanjutnya, memiliki lima pintu dan masing-masing pintu memiliki panjang 15 hingga 20 meter, dengan jebolnya pintu bendungan tersebut, diperkirakan pasokan air untuk pesawahan, perusahaan dan PAM akan mengalami kendala. Namum pihaknya memastikan bahwa pasokan air tersebut tidak akan sampai tidak terpasok, pasalnya saat ini pihaknya telah melakukan langkah antisipatif.
"Pintu tersebut tidak memiliki cadangan, namun kami akan menurunkan stop log, untuk mengatur air yang keluar, sehingga pasokan air untuk pertanian maupun perusahaan bisa tetap terpenuhi. Kami pastikan dari kejadian ini tidak ada daerah yang kebanjiran, "terangnya.
Kejadian ini, tuturnya baru terjadi saat ini, pintu bendungan ini sempat mengalami perbaikan. Namun sudah cukup lama sampai saat jebolnya tanggul ini belum diadakan perbaikan lagi, perbaikan yang sering dilakukan hanya bagian luar saja, untuk bagian dalam pihaknya jarang melakukan pemeriksaan. Pihaknya telah mengajukan perbaikan dan ajuan tersebut telah diakomodir oleh balai besar walahar sungai citarum (BBWSC). "Kalau bahan materialnya ada, kemungkinan perbaikan akan memakan waktu kurang lebih dua bulan, dikhawatirkan kami kesulitan materialnya karena materialnya merupakan bahan yang lama, "terangnya.(marsyahid/RAKA)
posting berita pukul 1:17 PM 0 comments
Labels: peristiwa
Bambang Pranowo: Harus Bisa ikuti Perubahan
"Jika ingin eksis maka harus bisa mengikuti perubahan global yang berlangsung, tidak menghindarnya, tapi terlibat menjadi pelaku perubahan. Dan, ini tidak hanya berlaku untuk sekolah kita, tapi bagi seluruh sekolah secara universal. Bagaimanapun, lembaga pendidikan harus menyiapkan kompetensi anak didiknya sesuai tingkat kebutuhan masyarakat," kata Kepala SMK Perbankan Indonesia, Bambang Pranowo, S.Pd, kepada RAKA, Jumat (27/3) siang di tempat kerjanya.
Bambang melanjutkan, ketika siswa belajar di sekolah ada manfaat yang bisa diperoleh untuk diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat, baik bekerja atau mengembangkan usahanya sendiri. Pendidikan ini, kedepannya akan menuju pada satu keadaan yang hanya membutuhkan orang yang kompetitif. Dulu, orang cenderung beranggapan tidak perlu pendidikan untuk bekerja, karena memang dulu cukup seimbang antara suplai dan deman (permintaan), tapi sekarang hanya orang kompetitif saja yang dibutuhkan. "Dengan persaingan kompetitif ini, maka harus disediakan orang-orang berpendidikan," jelasnya.
Bicara soal tekhnologi, Bambang menjelaskan, cara belajar kedepan akan menggunakan akses internet seluas luasnya, melalui akses internet itu maka sumber pelajaran jadi tak terbatas. Dan media informasi bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja tanpa sebuah buku. Dengan begitu, hanya orang-orang yang mengikuti perkembangan jaman ini lah yang tidak akan mengalami keterpurukan. "Kita harus jadi yang pertama, jangan mengikuti apa yang telah dilakukan orang lain," jelasnya mengatakan perkembangan jaman ini harus diikuti dengan kreatif dan inovatif. (spn)
posting berita pukul 1:14 PM 0 comments
Labels: pendidikan
YGCI Tawarkan Nilai Spiritual
KUTAWALUYA, RAKA - Semua sekolah dibawah naungan Yayasan Gema Cendekiawan Indonesia (YGCI) harus bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain. Terutama dalam hal nilai spritual dan personal. Demikian Ketua Yayasan Gema Cendekiawan Indonesia, Drs. H. Hartono Kosasih, MM, kepada RAKA, Jumat (27/3), saat rapat Penerimaan Siswa Baru (PSB) di SMK Perbankan Indonesia di Kecamatan Kutawaluya.
Menurutnya, ada kebijakan dan otonomi bagi tujuh SMK di Jakarta dan Karawang untuk mengembangkan inovasi dan kreasi di lembaganya masing-masing. Dan ini menjadi kunci kebijakan dan kerjasama. Menurut dia, SMK Ristek dan SMK Perbankan Indonesia di Karawang telah memenuhi target sesuai harapan yayasan. "Kita ingin visi dan target yang telah saya buat menjadi suatu haluan bagi lembaga agar kedepannya lembaga pendidikan ini menjadi baik. Yang jelas, yayasan berpandangan kedepan, apapun yang telah kita capai saat ini," ujarnya.
Dia menegaskan, setiap lembaga harus mampu meningkatkan kualitas guru, mereka harus tetap membenahi diri dan menjadi guru masa kini dan masa depan. Ini yang harus disadari oleh guru. Dia bersyukur selama ini pemerintah memberi perhatian lebih pada lembaga pendidikan, diantaranya membantu kualitas guru yang harus ditingkatkan. "Saya menginginkan guru yang memiliki kualitas masa sekarang dan masa yang akan datang," paparnya.
Bicara soal lulusan, dia menyadari jumlah siswa yang begitu banyak. Sementara semua siswa itu harus bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau masuk ke dunia industri dengan nilai yang baik. Tentunya, aku Hartono, ini menjadi pekerjaan semua pihak, diantaranya sekolah, orang tua, industri dan pemerintah, karena untuk menjadi lulusan sekolah yang produktif harus ada kesiapan bekerja atau berwira usaha. "Nah ini yang harus bersama-sama dipecahkan, agar lulusan jadi produktif. Dan memang kita dorong mereka supaya jadi tamatan yang produktif," jelasnya. (spn)
posting berita pukul 1:10 PM 0 comments
Labels: pendidikan
Darsono Sumedi: Iringi Belajar Dengan Doa Supaya UN Lulus
posting berita pukul 11:08 AM 0 comments
Pemilu 2009 dan Prospek Wakil Rakyat Indonesia
RENGASDENGKLOK, RAKA - Setelah penyelenggaraan Pemilu 2004 lalu yang didukung Amerika dengan uang Rp 32 milyar melalui 28 institusi, Indonesia diberi medali oleh IAPC (Asosiasi Internasional Konsultan Politik). Indonesia juga menjadi tuan rumah Konferensi IAPC ke 40 di Bali tahun 2007.
Pengamat Politik, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Rabu (24/3) siang memaparkan, Cochairman Komite Konferensi IAPC, Robert Murdoch pernah berkata, pemilihan ini sebagai penghormatan bagi Indonesia sekaligus syiar demokrasi. Untuk pesta demokrasi 2008 - 2009 KPU menganggarkan Rp 47,9 trilyun. Berasal dari APBN Rp 22,3 trilyun dan dari APBD Rp 25,6 trilyun. Dibanding Pemilu 2004, Pemilu kali ini memang agak berbeda. Mahkamah Konstitusi menetapkan calon terpilih tidak lagi berdasarkan nomor urut tapi suaranya terbanyak. Konsekuensinya, menurut seorang pengamat dana kampanye akan naik 10 kali lipat. Dana kampanye tidak hanya dari Partai, tapi para caleg harus merogoh kantongnya sendiri untuk bersaing dengan sesama rekan separtai," katanya.
Lanjutnya, wajar jika seorang caleg ada yang mengatakan, seorang caleg DPR RI harus menyediakan dana minimal Rp 400 juta. Iklan politik menjadi primadona bagi para kontestan pemilu untuk menjaring preferensi publik. Riset seorang ahli menunjukan, dana iklan politik tahun 2008 mencapai Rp 2,208 trilyun, meningkat 66% dibanding tahun 2007 yang mencapai Rp 1,327 trilyun. Angka yang sesungguhnya pasti lebih besar, karena riset ini belum menghitung belanja iklan politik untuk media radio, internet serta media luar ruang.
Dana iklan politik juga masih akan menggelembung, kata Kholid, karena menjelang pemilu legislatif April 2009 dapat dipastikan iklan politik semakin gencar.Namun gegap gempita iklan politik selalu meninggalkan persoalan kompleks. "Tapi, bagaimana transparansi dan akuntabilitasnya. Publik tidak pernah tahu secara persis besaran dana iklan politik itu. Dari mana asalnya, siapa saja donaturnya, dibelanjakan untuk apa saja, serta bagaimana konsekuensinya terhadap kinerja pemerintahan yang baru nanti. Pengalaman pemilu 2004 menunjukan hal itu," ucapnya.
Paling tidak, kata guru SMAN 1 Batujaya ini, ada dua model datangnya dana bagi kampanye ini. Pertama yaitu caleg itu orang kaya, sehingga mampu membiayai dirinya sendiri. Kedua, caleg dibiayai oleh orang lain. Kedua-duanya berbahaya, karena orang kaya akan berusaha bagaimana mendapatkan uang yang telah diinvestasikan selama kampanye saat duduk di kursi dewan nanti. Sedangkan orang yang maju karena didukung para 'cukong' akan memberikan konsesi kebijakan atau berupa proyek kepada para pemodalnya tersebut.
Setiap pengusaha pasti memiliki hitung-hitungan, caleg yang didukungnya akan jadi atau tidak. Jika prediksinya jadi, maka didukung, imbalannya yaitu berupa Undang-Undang atau regulasi dan juga proyek-proyek yang bakal menguntungkan pengusaha konglomerat. "Kalau ditanya siapa yang diuntungkan dari proses demokrasi dengan biaya mahal ini, jawabannya sangat mudah, para pengusaha besar dan orang-orang yang mendukungnya," jelasnya.
Dalam proses berikutnya, para wakil rakyat itu akan berusaha memulihkan kembali kekayaan yang pernah dikeluarkannya sebagai investasi. Para cukong juga akan menagih janji. Di sinilah kemungkinan penyelewengan terbuka lebar. Semakin besar biaya kampanye yang dikeluarkan oleh caleg, semakin besar kemungkinan untuk korupsi terjadi, dan sebaliknya sangat sedikit keuntungan untuk rakyat. Karena boro-boro akan memikirkan rakyat, tetapi orang yang dipilih rakyat ini akan memikirkan bagaimana mengembalikan uang yang sudah ke luar. Maka tak mengherankan bila Transparansi Indonesia menempatkan DPR sebagai salah satu sarang korupsi. Menarik disimak data ICW ( Indonesia Corruption Watch) dari Januari hingga Desember 2004 mengenai kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan menunjukan beberapa hal.
Pertama, dari sisi jumlah kasus, perbuatan korupsi yang melibatkan anggota DPR merupakan jumlah terbanyak, yakni 102 kasus dari total 239 kasus korupsi yang muncul di sebagian besar wilayah negeri ini. Data ini paralel dengan hasil survey Transparansi Internasional Indonesia pada tahun 2004 yang menempatkan partai politik sebagai lembaga yang dianggap paling korup. Dengan demikian, terdapat korelasi yang masuk akal antara kondisi partai politik yang buruk dan perilaku anggota Dewan yang korup.
Kedua, secara umum terdapat empat modus korupsi di DPR. Modus pertama adalah menggelembungkan batas alokasi penerimaan anggota Dewan atau yang lebih akrab disebut mark up. Modus kedua, menggandakan item penerimaan anggota Dewan melalui berbagai strategi. Strategi yang paling kerap muncul adalah memasukan item anggaran yang berbeda-beda untuk satu fungsi. Modus ketiga adalah mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang sebenarnya tidak diatur dalam PP Nomor 110/2000. Kemudian modus keempat adalah korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan Dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi yang paling telanjang dan nyata. "Ini sebagaimana telah dilakukan oleh anggota DPRD kota Padang yang telah memalsukan tiket pesawat perjalanan dinas atau SPJ fiktif Rp10,4 milyar," ungkapnya. (spn)
posting berita pukul 10:26 PM 1 comments
Labels: politik
Pengeboran Minyak Bumi dan Gas
posting berita pukul 9:34 PM 0 comments
Labels: sumber daya alam
Besok, Olimpiade Olah Raga dan Seni Dengklok Digelar
posting berita pukul 8:54 PM 0 comments
Labels: pendidikan
SMP Nurul Ansor Unggul Dalam Bahasa
JAYAKERTA, RAKA - Beda dengan sekolah lain, SMP Nurul Ansor memiliki lab bahasa yang memungkinkan siswanya mahir berbahasa Inggris dan Arab. sekolah yang bernaung di bawah payung Yayasan Pendidikan Islam Nurul Ansor ini cenderung lebih mengarahkan siswanya pada nilai Islami.
posting berita pukul 8:23 PM 0 comments
Labels: pendidikan
Tono Bahtiar Berkampanye Kerja Bakti Bersihkan Saluran Air Petani
posting berita pukul 10:01 AM 0 comments
Labels: partai politik
Program Pendidikan Pemda, Dirasa Guru Positif
posting berita pukul 9:56 AM 0 comments
Kampanye PDI Perjuangan Karawang Serentak Bekerja Untuk Rakyat
posting berita pukul 9:52 AM 0 comments
PPK Jayakerta Bintek PPS
posting berita pukul 6:38 AM 0 comments
Labels: pemilihan umum
Foto Lepas, SKJ
posting berita pukul 8:42 AM 0 comments
Labels: foto lepas
SMPN 1 Jayakerta Kemalingan 7 CPU Komputer
posting berita pukul 2:21 AM 0 comments
Labels: pencurian
Dengklok Selatan Sebarkan Paket Beras dari Yayasan Amalillah
posting berita pukul 2:10 AM 3 comments
Labels: bantuan sosial
PPK Tirtajaya Gelar Simulasi Pemilu 2009
posting berita pukul 12:40 AM 1 comments
Labels: pemilihan umum
Berharap Rengasdengklok Bisa Berkembang
posting berita pukul 12:25 AM 0 comments
Labels: tokoh politik
Antar Guru dan Siswa SD di Jayakerta Dilombakan
posting berita pukul 12:14 AM 0 comments
Labels: pendidikan
30 Koordinator LPDKM Karawang Dilantik
(spn)
posting berita pukul 12:20 PM 0 comments
Labels: Organisasi Islam
Ekonomi Kerakyatan Harus Bangkit
posting berita pukul 5:30 PM 1 comments
Labels: tokoh politik
Abrasi dan Pertanian Harus Diprioritaskan
posting berita pukul 8:35 AM 0 comments
PPK Dengklok Belum Dapat Bilik Suara
posting berita pukul 2:19 PM 0 comments
Labels: pemilihan umum
LPI Al Hurriyyah Kutawaluya Gebyarkan Harlah dan Maulid Nabi
posting berita pukul 10:31 AM 0 comments
Labels: pendidikan
Perbaikan Tanggul Tangkil Harusnya 500 Meter Permanen
posting berita pukul 10:03 AM 0 comments
Labels: infrastruktur
Eksis Usaha Dedak Di Tengah Krisis Ekonomi
posting berita pukul 9:45 AM 0 comments
Jelang UN, SMAN 1 Tempuran Istigosah
posting berita pukul 9:15 AM 1 comments
Labels: pendidikan
Sawah Kebanjiran, Harga Padi Anjlok
posting berita pukul 8:59 AM 0 comments
Labels: pertanian
Jurnalisme Literair (Budiman S. Hartoyo)
kalangan sebagian wartawan sendiri, ada yang belum tahu persis apa itu "jurnalisme sastrawi". Mengapa jurnalisme dihubungkan dengan sastra? Bukankah
jurnalisme mengandalkan fakta, sedangkan sastra mengangkat fiksi? Bukankah
harus dibedakan antara fakta dan fiksi?
tidak mungkin memperhitungkan fiksi, sedangkan sastra lebih mengutamakan fiksi.
Lalu mengapa ada "jurnalisme sastrawi"? Maksudnya tiada lain ialah jurnalisme
yang ditulis dengan gaya berkisah (mendekati atau agak mirip) dengan (gaya)
menulis sastra. Maksudnya, bukan "bersastra-sastra", atau "memfiksikan fakta"
(yang mustahil), melainkan menuturkan atau menggambarkan suatu fakta secara
detil dan relevan dengan bahasa yang benar dan bagus. Di sinilah pentingnya
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
menyukai jurnalisme literair karena lebih mendekati penamaan aslinya, yaitu literary journalism. Namun, sekali lagi, saya merasa aneh jika belakangan ini jurnalisme literair
justru diminati oleh (sebagian) wartawan (di kota-kota besar). Padahal, untuk
memahami, apalagi menulis dengan gaya jurnalisme literair, tidaklah mudah.
Sangat sulit! Wartawan yang ingin menulis (dengan gaya) jurnalisme literair,
terlebih dahulu harus mampu menulis feature, sedangkan wartawan yang ingin menulis feature terlebih dulu harus mampu menulis berita yang konvensional,
mulai dari straight news dan berita yang ditulis dengan metode "piramida
terbalik" -- yang semuanya harus mengandung unsur 5-W dan 1-H, yang juga
disebut sebagai jurnalisme dasar (basic journalism).
blog saya yang memuat beberapa tulisan mengenai "pedoman menulis" sebagai
jurnalisme dasar di salah satu blog saya: http://www.budimanshartoyo.blog.com/.
Dan untuk memahami apa itu straight news, news feature, dan sebagainya, silakan
baca tulisan saya, Bagaimana Menulis Feature? dan Bagaimana Menjadi Wartawan Profesional? dalam blog saya yang lain: http://www.budimanshartoyo.multiply. com.
gaya kubisme seperti gaya Picasso, AS Budiono, Fajar Sidik, atau modern abstrak
seperti gaya Mondrian atau Affandi. Ia terlebih dahulu harus belajar melukis
dengan gaya Leonardo Da Vinci atau Basuki Abdullah yang naturalis, bahkan
berkali-kali harus studi atau berlatih menggambar anatomi tubuh manusia.
jari-jarinya yang sedang mencengkeram, atau wajah seorang perempuan yang sedang
meringis atau menangis tampak guratan urat dan kerut-merut kulitnya. Persis
dan detil! Barulah setelah itu ia boleh mencoba melukis dengan gaya modern,
abstrak atau ekspresionistis. Pendeknya, seorang wartawan yang bermaksud belajar menulis news feature dan literary journalism, terlebih dahulu wajib memahami basic journalism. Ya, wajib!
seorang jurnalis di New York, Amerika Serikat -- memperkenalkan gaya penulisan
dalam pers yang sama sekali baru yang ia sebut "new journalism." Namun, saya kurang sepakat dengan pendapat, bahwa jurnalisme literair di Indonesia pertama kali diperkenalkan dalam sebuah kursus di Jakarta pada bulan Juli 2001. Menurut saya, secara lebih luas, jurnalisme literair di Indonesia dimulai dengan terbitnya Majalah Berita Mingguan TEMPO, terutama ketika pemimpin redaksinya, Goenawan Mohamad, seperti halnya Tom Wolfe -- memperkenalkan apa yang ia sebut "jurnalisme baru".
adalah kombinasi antara ketrampilan jurnalisme dan kepiawaian bersastra.
Memang, gaya TEMPO seperti itu diakui berkat "cipratan" inspirasi dari gaya
penulisan berita TIME Weekly Newsmagazine. Tapi, jauh sebelumnya sudah ada para wartawan senior yang menulis dengan gaya jurnalisme literair, seperti M. Tasrif, Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar yang menulis laporan perjalanan Dari Rumah ke Barat.
Bahkan jauh sebelumnya, Adinegoro sudah menulis jurnal perjalanan Melawat ke Barat yang dimuat berseri di majalah Pandji Poestaka. (Baca: Laporan Basah Laporan Sampah, Laporan Kering Laporan Berdaging; http://www.budimanshartoyo.multiply.com).
piramida terbalik, persyaratan 5-W 1-H, dan tentang news feature, seorang
wartawan yang ingin menulis dengan gaya jurnalisme literair harus memenuhi
beberapa persyaratan penting lainnya. Pertama, ia harus punya wawasan luas
karena sering dan banyak membaca buku. Seorang wartawan memang harus banyak
membaca buku. Tentu saja buku yang berkaitan dengan bidang minatnya. Tapi,
membaca buku apa saja, itu penting. Dengan membaca buku, pengetahuan dan
wawasan kita menjadi luas.
bisa beragam dan selektif. Selain itu ketika melakukan wawancara, pertanyaan
yang kita ajukan tidak monotone (datar), bahkan bisa berkembang menjadi diskusi
kecil. Ketika si wartawan melakukan reportase, ia mampu melihat situasi yang
berbeda dibanding hasil reportase wartawan lain. Demikian pula ketika si wartawan melakukan riset untuk memperkaya bahan wawancara atau reportasenya; ia
dapat menemukan bahan-bahan yang lebih kaya. Bahkan ketika menyusun outline dan
menulis, ia mampu mempertimbangkan mana yang bagus untuk dimanfaatkan, dan mana yang lebih baik dibuang.
berita, memiliki nose of news. Ia mampu memilih mana kasus atau topik yang menarik atau layak untuk ditulis dan mana yang tidak. Ini sangat penting, sebab sebuah news feature yang ditulis dengan gaya jurnalisme literair tidak hanya harus menarik dari segi gaya penulisannya, melainkan juga tergantung dari menarik tidaknya kasus atau topik
yang ditulis. Berkat nose of news (kemampuan mengendus berita) itulah ia mampu
menentukan atau memilih mana kasus atau topik yang magnitude atau bobotnya
besar sehingga layak untuk kita tulis.
riset untuk memperkaya bahan tulisan. Cermat, juga dalam pengertian mampu
memilih bahan (hasil wawancara, reportase dan riset) mana yang perlu dan mana
yang tidak perlu. Ia tidak sembarangan, tidak asal-asalan. Juga dalam proses
menulis, ia cermat mengikuti alur outline, tidak melenceng, tetap setia dengan
angle dalam jalur "garis pendulum" sebagaimana telah ia tentukan dalam outline (kerangka tulisan) sebagai dasar acuan untuk membuat struktur tulisan menjadi lebih baik. Struktur tulisan
saya, http://www.budimanshartoyo.multiply.com. Lebih dari semua itu, ia harus tangguh secara fisik maupun psikis. Mengapa? Sebab, proses penulisan news feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair memang memerlukan waktu yang cukup lama. Terutama dalam pengumpulan bahan (wawancara, reportase, riset) dan proses menuliskannya. Proses pengumpulan bahan bisa berlangsung lebih dari satu atau dua bulan, sedangkan proses penulisannya bisa makan waktu selama satu sampai dua minggu. Untuk itu tentu diperlukan dana operasional yang cukup dan memadai, di luar honorarium.
kemampuan tangguh, punya nose of news, dan mampu "menjahit" atau "memasak" segenap bahan "belanjaan" dari lapangan, meskipun semuanya itu bisa dilatih. Pengertian "jam terbang" di sini tidak hanya mencakup faktor senioritas � yakni lamanya seorang wartawan bergulat di dunia pers, melainkan juga menyangkut kedewasaan (maturity) psikologisnya.
senioritas, melainkan bobot prestasi seorang wartawan/redaktur selama lima atau
10 tahun ia menjalani karir. Jika selama itu ia tidak banyak membaca yang
dibuktikan dengan kemampuannya menyebutkan beberapa buku sebagai referensi
dan tidak menghasilkan karya tulis yang berbobot, janganlah sekali-kali berani
mengklaim sebagai "wartawan senior yang profesional dengan jam terbang yang cukup". Ia tak lebih hanyalah seorang kerani, jurutulis, tukang ketik!
literair? Kini sampailah kita pada pokok diskusi kita. Pertama-tama, hendaknya
terlebih dulu Anda memilih kasus atau topik yang layak untuk ditulis, yang magnitude-nya cukup besar, yang sangat berkaitan dengan kepentingan khalayak ramai (public),
apalagi yang dramatis dan menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Saya paling suka
memberi contoh TPA (Tempat Penampungan Akhir) Sampah di Kecamatan Bantargebang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
dramatis. Kisah "anak manusia" yang sangat tragis, atau sebuah tragedi
kemanusiaan yang dramatis, tapi juga gambaran kehidupan yang cukup kontradiktif
sekaligus mengharukan, memilukan! Ketika itu, tumpukan sampah yang menggunung
-- benar-benar menggunung karena ukurannya yang menyamai tinggi pohon nyiur itu, mendadak sontak runtuh. Jangan tanya lagi betapa busuk baunya!
sehingga ada yang meninggal. Bayangkanlah, di negeri yang sudah merdeka selama
60 tahun ini ada sejumlah warganegara yang mengais-ngais nafkah di pusat
pembuangan sampah dan meninggal gara-gara tertimpa tumpukan barang-barang bekas, yang adalah juga sekaligus nafkah mereka! Kini, susunlah outline berdasarkan kasus tersebut, dengan angle tragedi kemanusiaan yang sangat tragis. Pertimbangkan outline tersebut sebaik-baiknya sebelum Anda melangkah ke tahap wawancara, reportase dan riset. Setelah Anda merasa mantap dengan outline, tibalah
saatnya Anda bertugas sebagai wartawan yang profesional..
seminggu -- tentu saja menginap. Anda wawancara dengan berbagai pihak: para
pemulung, keluarga mereka, majikan sampah, sopir truk sampah, tetangga sekitar
TPA, lurah setempat, Pemda Bekasi. Lakukan reportase selengkap mungkin. Bukan
hanya peristiwa runtuhnya tumpukan sampah yang menggunung, tapi juga rumah
tangga para pemulung, warung kopi tempat mereka ngrumpi, berbagai sudut TPA,
dan seterusnya. Tentu saja Anda harus melakukan riset kepustakaan, baik di
Pemda Bekasi maupun di Pemda DKI Jakarta, atau di tempat lain. Jangan lupa:
kumpulkan kliping majalah maupun koran yang memuat kasus TPA Bantargebang
tersebut.
sekali lagi Anda baca ulang ouline dan semua bahan "belanjaan di lapangan" yang
Anda catat dengan cermat dan rinci. Sebab, outline yang telah Anda susun dengan rapih dan susah payah itu mungkin harus diubah, setelah menemukan fakta dan data baru begitu Anda melakukan wawancara, reportase, riset. Juga untuk mencocokkan hasil "belanjan di lapangan" dengan alur outline.
setelah menyiapkan semua bahan "belanjaan di lapangan". Siapkan diri secara
fisik dan mental. Mula-mula Anda akan mengalami kesulitan ketika mulai menulis lead. Ini hal yang biasa, apalagi bagi wartawan pemula. Lead yang paling
bagus ialah menggambarkan (melukiskan, mengisahkan secara deskriptif) suasana
di TPA Bantargebang ketika "gunung sampah" itu runtuh. Deskripsikan suasana ketika itu: malam, pagi, subuh, siang. Bagaimana suasana alam atau cuaca ketika
itu: panas sedang, panas terik, mendung, hujan lebat, gerimis, angin berembus
lembut, cuaca dingin atau sejuk.
muntah. Betapa dramatis ketika "gunung sampah" itu runtuh. Lukiskan suaranya,
jerit dan teriakan orang-orang di sekitarnya, gambarkan pula pemulung yang
menjadi korban. Mereka sedang apa, posisinya bagaimana, akibatnya apa, dan
seterusnya. Dari lead pembuka itu, kita meluncur ke body text yang menceritakan,
misalnya, tentang profil (para) korban sedetil mungkin. Panjangnya mungkin bisa
sampai 10 alinea, tergantung jumlah bahan yang Anda miliki. Mengapa mereka
mencari nafkah di tempat yang "tidak layak" itu? Karena faktor kemiskinan --
kutip hasil riset Anda mengenai angka kemiskinan di Jakarta dan Bekasi, juga di
daerah asal si pemulung yang naas itu.
Anda bisa menulis panjang lebar berdasarkan hasil reportase dan wawancara Anda
di sana. Setelah itu dilanjutkan dengan profil TPA Bantargebang secara
keseluruhan. Bahannya: hasil reportase di lapangan, wawancara dengan warga
Bantargebang dan para pejabat serta hasil riset kepustakaan (dan sejumlah
kliping) mengenai TPA tersebut.
outline, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang Anda miliki: hasil wawancara,
reportase, riset kepustakaan dan kliping. Cuma, jangan sekali-kali melenceng
dari angle, dan harus setia pada garis lurus pendulum. Tapi ingat, sebuah news
feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair bukan saja memerlukan
waktu pengumpulan bahan yang cukup lama, menuliskannya pun tidak bisa dalam
waktu singkat. Mungkin bisa makan waktu sampai satu dua minggu. Dan panjangnya
pun minimal 10 halaman majalah. Jika satu halaman majalah 4000 karakter, maka
panjang tulisan Anda bisa mencapai 40 ribu karakter.
janganlah keburu puas. Cobalah baca ulang beberapa kali hasil tulisan Anda yang
cukup panjang itu. Konsentrasikan perhatian Anda pada hasil karya Anda ini.
Jangan pedulikan yang lain. Nah, setelah membaca berulang kali, pasti Anda
menemukan beberapa kekurangan. Misalnya, alinea ke-15 mungkin sebaiknya
dipindah ke alinea ke-10, atau alinea ke-22 misalnya sebaiknya dipindah ke
alinea ke-25, dan seterusnya. Atau mungkin profil para pemulung yang menjadi
korban kurang lengkap, atau suasana di warung kopi TPA Bantargebang, atau
suasana di gubuk para pemulung (terutama yang menjadi korban) kurang
tergambarkan dengan detil, deskriptif dan bagus. Dan seterusnya.
biasa-biasa saja, bahkan ada yang masih bersenda gurau, atau ada suasana sedih
yang sangat menekan di sana. Atau ketika seorang ibu dan anaknya masih tetap
memunguti sampah plasik untuk dijual kepada majikan sampah biarpun beberapa
saat sebelumnya terjadi tragedi yang sangat memilukan hati. Biarpun suaminya
meninggal dengan sangat tragis dan memilukan gara-gara kerubuhan gunung
sampah, ia dan anaknya tetap saja mengais-ngais sampah demi sesuap nafkah.
"Gua tidak takut kerubuhan sampah. Habis, gua lahir dan besar di sini. Kemana
lagi cari uang sekolah kalau bukan di sini ...." Stop sampai di sini, jangan di
tambah kalimat lagi. Adegan dan quotation itu sudah yang sangat mengharukan.
Ini adalah salah satu contoh ending yang bagus. Untuk mendapatkan gambaran mengenai news feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair, silakan
baca dua tulisan berikut ini: The Ballad of Aryanti Sitepu dan Tiga Malam Menyusup di "Sarang Teroris" dalam blog saya http://www.budimanshartoyo.multiply.com/).
maka kesimpulannya kira- kira sebagai (yang antara lain saya sarikan dari pendapat rekan saya Farid Gaban, wartawan senior TEMPO, pendiri lembaga pendidikan pers Pena Indonesia, sebagai berikut:
sedemikian rupa, sehingga sang pembaca merasa "terlibat" pula dalam pasang
surut cerita. Dengan teknik eksplorasi, narasi dan deskripsi serta pengelolaan mood secara kreatif, si penulis "melibatkan diri" dalam cerita sehingga ia mampu memotret bahkan melukiskan fakta atau drama yang terjadi. Itu sebabnya jurnalisme literair lazim ditulis dengan gaya "saya" atau "aku", melukiskan suasana dan karakter secara spesifik, detil dan penuh warna (colourful), bahkan menyertakan dialog dan kilas balik (flash back).
biasa harus obyektif tanpa opini yang bersifat subyektif, jurnalisme literair
bukan tak mungkin mengandung unsur subyektivitas -- dalam derajat tertentu.
Sekali lagi: subyektif dalam derajat tertentu, atau seminimal mungkin, sekedar
untuk memperkaya deskripsi.
/ Budiman S. Hartoyo. Ada beberapa jenis berita. Yang paling pendek disebut straight news, yaitu berita singkat padat yang langsung mengabarkan inti berita, tapi tetap
mengandung unsur 5-W 1-H [who (siapa), what (apa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), how (bagaimana).
telah wafat pada hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB di Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah
dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Jenasahnya kini disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, dan segera akan diterbangkan ke Solo untuk dikebumikan di makam keluarga Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah (disiarkan pada tanggal 27 Januari 2008 jam 11:05).
mengikuti apa yang disebut metode "piramida terbalik." Maksudnya, yang
pertama-tama ditulis ialah inti berita yang penting, kemudian data yang agak
penting, lalu yang setengah penting dan akhirnya data pelengkap yang kurang
penting. Walaupun singkat padat, susunan straight news tetap harus mengikuti
metode "piramida terbalik." Pada contoh di muka, yang paling penting ialah
wafatnya mantan Presiden Soeharto, sedangkan makam keluarga Astana Giri Bangun
merupakan data pelengkap.
dianggap sebagai fakta yang penting -- oleh karena itu ditulis di awal berita
--, unsur paling penting dari sebuah news (berita) ialah when (kapan). Mendengar berita
tentang wafatnya Pak Harto, orang biasanya kontan akan bertanya, "Kapan?"
Dengan demikian, contoh berita tersebut bisa ditulis sebagai berikut: Hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB, mantan Presiden Soeharto telah wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Dan seterusnya.
sebuah peristiwa atau kejadian tidak dapat disebut sebagai berita. Bahkan,
berita mengenai apapun wajib mempunyai "cantolan" atau "gantungan", mengapa
atau atas dasar apa sebuah peristiwa atau kejadian ditulis menjadi berita. Yang
dimaksud dengan "cantolan" atau "gantungan" itu lazim disebut sebagai news peg. Tidaklah mungkin kita ujug-ujug menulis berita atau artikel mengenai pemerintahan yang represif atau mengenai mega korupsi, misalnya, tanpa news peg berupa wafatnya Pak Harto.
memang layak ditulis sebagai berita. Kelayakan itu berkaitan dengan magnitude (bobot) beritanya yang cukup besar. Bobot berita wafatnya Pak Harto sangat besar, dibanding bobot meninggalnya camat Pondokgede, misalnya. Bobot berita korupsi Tommy Soeharto yang milyaran sangat besar dibanding korupsi yang dilakukan seorang guru SMP Negeri di Kecamatan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang hanya sekitar lima jutaan rupiah. Tommy bukan saja anak mantan presiden, kasus korupsinya juga
sangat besar, sementara pak guru SMP selain tidak terkenal, bukan public figure, ia melakukan korupsi karena terpaksa, gara-gara gajinya tidak mencukupi.
karena selain mereka adalah public figure, kasusnya menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga bernilai "sangat penting". Sebuah kasus perlu juga diberitakan, antara lain karena kejadiannya aneh, langka, atau unik. Dalam hal ini berlakulah kredo sejarawan Inggris, Charles A. Dana, yang pada 1882 mengatakan, When a dog bites a man, that is not a news. But when a man bites a dog, that is a news (Jika
anjing menggigit orang, itu bukan berita. Tapi jika orang menggigit anjing,
barulah itu berita).
bisa ditulis sebagai success story, kisah sukses seseorang, yang jika ditulis dengan baik juga menarik untuk dibaca. Kelayakan sebuah berita juga ditentukan oleh akurasi datanya. Tingkat akurasi (ketelitian, kecermatan, kebenaran data) menentukan tingkat profesionalitas. Seorang wartawan yang menulis berita tidak akurat, bisa dinilai tidak
profesional. Bahkan seorang wartawan yang tidak tepat dalam penggunaan bahasa
Indonesia, juga bisa dinilai tidak profesional. Selain itu, berita yang baik haruslah berimbang, tidak berat sebelah.
news. Oleh karena itu para redaktur cepat-cepat memberikan assignment
(penugasan) kepada para reporter untuk menulis berita yang lebih lengkap.
Bahkan beberapa artikel yang berkaitan dengan Pak Harto, dan perannya selama
menjadi presiden (lengkap dengan foto dokumentasi yang diperlukan) sudah
dipersiapkan, begitu Pak Harto dirawat karena sakit keras. Misalnya,
pemerintahan Pak Harto yang represif, kasus korupsi bersama kroni-kroninya, dan
sebagainya. Begitu Pak Harto wafat, artikel seperti itu sudah pressklaar, siap
cetak.
***
panjang, lengkap, komprehensif, berimbang, dengan kasus yang magnitude-nya
cukup besar, tapi lebih mementingkan unsur why dan how. Yaitu "mengapa" atau sebab
musabab sampai peristiwa itu terjadi, dan "bagaimana" proses terjadinya
peristiwa tersebut. Selain itu, sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya
bertutur, deskriptif, sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya
mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Oleh
karena itu, feature sesungguhnya sebuah "cerita", tapi bukan cerita mengenai
fiksi melainkan mengenai fakta. A feature is a story about facts, not about fiction (feature ialah cerita tentang fakta, bukan tentang fiksi). Sedangkan karya tulis tentang fiksi
disebut novel, cerita pendek.
jurnalisme, yaitu mengenai fakta dan opini. Menurut dalil klasik tersebut,
sebuah berita harus hanya memuat fakta tanpa mengikut sertakan opini, hanya
memuat peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan sesungguhnya (fact), tanpa pendapat, komentar, ulasan atau tafsir (opinion) si wartawan. Dengan demikian diharapkan berita itu dapat tampil secara obyektif, seperti apa adanya, tanpa bumbu-bumbu lain,
meskipun ditulis dengan deskripsi (penggambaran) yang persis setepat-tepatnya.
Setelah memahami sedikit banyak tentang beberapa persyaratan berita yang harus
kita ketahui, maka sampailah kita pada pertanyaan, "bagaimana menulis feature (yang baik)?"
kepentingan banyak orang (publik), yang prestisius untuk ditulis. Seorang wartawan atau penulis yang baik dan berpengalaman biasanya memiliki nose of news (daya cium, daya endus berita), yang akan selalu bisa terasah jika ia memiliki "jam terbang" cukup
tinggi. Tapi, nose of news selalu bisa dilatih. Setelah menemukan obyek, kasus atau item tulisan, pikirkanlah apa kira-kira angle-nya. Yang dimaksud dengan angle ialah "sudut pandang", apa kira-kira masalah yang sangat penting dan relevan dari kasus tersebut. Untuk menentukan angle biasanya cukup sulit, sehingga diperlukan pemikiran,
perenungan, bahkan diskusi dengan kawan-kawan.
Bantargebang, Bekasi, yang sampahnya sempat menggunung lalu roboh dan
menewaskan pemulung. Yang juga menarik, misalnya, banjir yang setiap tahun
menggenangi Jakarta, yang disebabkan oleh penataan kota yang tidak disiplin,
peruntukan lahan yang ngawur. Atau tentang Tanahabang Bongkaran, Jakarta Pusat, sebagai miniatur Indonesia. Di sana ada preman, pedagang kecil, pegawai negeri,
pelacur. Pokoknya berbagai profesi dan etnis yang berbaur dalam kawasan kumuh
sejak puluhan tahun. Kasus lain, Soetan Takdir Alisjahbana (STA) sebagai pendidik dan "pemimpi" yang mengidam-idamkan pendidikan bermutu, sebagai pelopor dan pembina Bahasa Indonesia yang tak kenal lelah.
news peg. Yang dimaksud dengan news peg ialah "gantungan cerita", mengapa kita
menulis feature mengenai sesuatu yang kita yakini sangat menarik minat pembaca.
Mengapa menulis tentang banjir yang menenggelamkan Jakarta? Karena ada news peg
musim hujan di bulan Desember. Kita menerbitkannya di awal bulan Desember,
sesuai dengan news peg-nya, tapi pengerjaannya bisa dilakukan sejak dua atau
tiga bulan sebelumnya. Mengapa kita menulis mengenai STA? Karena akan kita
terbitkan pas pada hari ulang tahun STA, atau HUT Universitas Nasional, atau HUT terbitnya majalah Poedjangga Baroe. Dan seterusnya.
tersebut memenuhi kriteria sebagai item yang sangat terkait dengan kepentingan
publik dan magnitude-nya besar. Contoh-contoh yang kita paparkan di muka cukup
memenuhi kriteria. Setelah itu, susunlah outline (kerangka tulisan), meliputi lead, body text, ending. Seorang penulis yang baik selalu membiasakan diri terlebih dahulu menyusun outline. Di kalangan para wartawan TEMPO di tahun 1980 dulu, dikenal semacam credo: "Mau selamat? Bikinlah outline!" Tapi ingat, cara menyusun outline tidak gampang. Diperlukan latihan tersendiri.
selengkap dan seakurat mungkin. Lakukan reportase yang mendalam (indeph reporting), wawancara beberapa narasumber yang relevan, riset berbagai bahan, check and recheck. Lakukan pula verifikasi dengan mempertimbangkan both sides coverage. Lakukan semua itu dengan sepenuh semangat dan gairah, tanpa lelah, tanpa bosan, karena proses pengumpulan bahan itu mungkin akan berlangsung sampai berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Namun, ketika kita tengah "berbelanja" bahan-bahan di lapangan, bisa jadi outline akan berubah. Dalam hal ini, yang sangat penting harus dilakukan ialah indeep reporting (reportase mendalam), ialah reportase dan wawancara dari berbagai aspek, sehingga mampu menggambarkan kasus, masalah, atau sosok yang akan kita tulis.
dengan outline, meskipun ada kemungkinan outline bisa berubah di tengah jalan.
Mula-mula, tulislah lead yang bagus. Lead adalah kalimat pertama sebagai
pembuka, yang harus menarik (baik bahasa maupun materinya) agar supaya pembaca
tertarik untuk terus membaca. Dan itulah fungsi lead yang sebenarnya. Selanjutnya melangkah ke body text, yang hendaknya ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tapi populer), deskriptif (bertutur, berkisah), dengan alur cerita yang setia pada outline, dan tetap selalu memperhatikan "gerak pendulum" sehingga tulisan tetap terfokus pada angle.
Pendulum ialah bandul yang menggantung pada seutas tali. Pendulum selalu bergerak dari arah kiri ke arah kanan, berganti-ganti, dan pasti selalu melewati bagian tengah yang searah dengan lurusnya tali tempat pendulum bergantung. Itulah yang dimaksud dengan "gerak pendulum." Artinya, biarpun sang pendulum bergerak ke kanan atau ke
kiri, pasti selalu kembali ke tengah, searah dengan tali gantungan pendulum. Pendulum melambangkan perkembangan cerita yang ditulis dalam sebuah feature, sedangkan tali penggantung melambangkan angle.
kejadian lucu (atau tragis dramatis), yang setidak-tidaknya bisa dianggap sebagai suatu kesimpulan. Atau bisa pula berupa persoalan atau pertanyaan yang mengambang, yang tidak perlu dijawab. Sebagaimana lead ada yang menarik dan tidak, ending juga ada yang menarik dan tidak. Tentu saja kita harus memilih yang menarik. Untuk menulis lead dan ending yang menarik, memang dibutuhkan latihan dan "jam terbang" sebagai penulis yang cukup lama. Bagaimana feature yang bagus? Sebuah feature
yang bagus ialah yang lengkap, komprehensif, akurat, dengan verifikasi yang
memadai. Lebih hebat lagi jika feature tersebut merupakan hasil reportase investigasi (investigative reporting), sebuah tulisan yang exclusive (sangat khas, lain dari yang lain) dan ditulis dengan gaya literary journalism, jurnalisme literair. Apakah itu investigative reporting, karya jurnalisme yang exclusive, dan gaya literary journalism? Ketiga-tiganya
sebagai tingkat lebih lanjut dari penulisan feature -- merupakan pembahasan dalam sebuah diskusi tersendiri.
***
Bagaimana menjadi wartawan professional
Pengantar kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Nasional, 18 November 2008. / Budiman S. Hartoyo
adalah kepanjangan tangan publik, penyambung lidah rakyat, terutama rakyat yang
tertindas, the silence majority. Bahkan dalam negara yang demokratis, pers merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dari sistem demokrasi, di samping eksekutif, legislatif, yudikatif. Luar biasa, bukan?
Anda harus profesional. Bukan hanya wartawan, semua profesi, jabatan, pekerjaan, sesungguhnya harus dikerjakan secara profesional. Wartawan yang profesional ialah yang memahami tugasnya, yang memiliki skill (ketrampilan), seperti melakukan reportase, wawancara, dan menulis berita atau feature yang bagus dan akurat, dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika Anda tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bisa disebut tidak profesional. Tapi, profesional saja tidaklah cukup. Anda mesti mengenal apa yang disebut "integritas," kejujuran, dalam pengertian bahwa sebagai wartawan Anda mesti jujur (dan paham) terhadap profesi, menyadari jatidiri Anda sebagai kepanjangan tangan dari aspirasi publik, kepada siapa Anda semestinya bertanggungjawab secara moral. Profesional dan punya integritas belum lengkap jika Anda tidak memiliki sikap independen, sebagai bagian yang integral dari "trilogi jurnalisme," yaitu profesional, integritas dan independen, tidak berpihak,
obyektif, dan hanya berpihak atau bertanggung jawab kepada publik. Karena bertanggung jawab kepada publik, dan oleh karena itu harus independen, maka jadilah pers dan dengan demikian juga wartawan merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dalam negara yang menganut sistem demokrasi -- di samping eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jika pilar demokrasi ciptaan Jean Jacques Rousseau yang disebut "trias politica" itu saling mengontrol satu sama lain, sehingga terjadi check and balance,
maka pers sebagai pilar ke empat berperan sebagai "anjing penjaga" (watch
dog) agar check and balance dalam sistem demokrasi itu berjalan dengan semestinya. Dalam konteks Indonesia, Anda harus memahami UU Nomor 40/1999 tentang Pers yang melindungi tugas wartawan sebagai profesi dan menjamin kebebasan pers. Namun harap diingat, dan jangan salah paham, bahwa kebebasan pers sesungguhnya bukanlah semata-mata merupakan kepentingan pers. Sebab, kebebasan pers (freedom of the press atau press freedom) merupakan konsekwensi logis dari sistem demokrasi, ketika pers menjadi watch dog dalam rangka perannya sebagai the fourth estate. Pengertian "kebebasan pers" tentu saja bukanlah bebas sebebas-bebasnya, menulis semau gue, tak peduli pada aturan apapun, melainkan bebas dalam mengakses informasi yang dibutuhkan oleh publik.
"kepanjangan tangan" dari aspirasi publik -- harus bebas dalam mengakses
informasi publik. Mengapa? Sebab, kebebasan itu merupakan salah satu dari
hak-hak sipil (hak untuk bebas berpikir, berpendapat, berbicara, menulis, berserikat, beragama, mencari nafkah) yang semuanya merupakan hak-hak manusia
yang paling asasi. Dengan mengemban hak untuk mengakses informasi publik secara bebas, dan dengan demikian sebagai "kepanjangan tangan publik" atau "penyambung lidah rakyat", maka pers berkewajiban memperjuangkan hak-hak sipil, terutama the silence majority. Dengan melaksanakan tugas profesional sebagai social control, pers dapat menjaga agar kekuasaan tetap berjalan di jalur rel demokrasi, tidak terjebak pada penyalah gunaan kekuasaan. Sebab, sebagaimana ungkapan sejarawan Inggris Lord Acton (1834-1902), "the power tends to corrupt; the absolute power tends to absolute corrupt" (kekuasaan cenderung menyalah gunakan kekuasaan; kekuasaan yang mutlak cenderung menyalah gunakan kekuasaan secara mutlak pula). Oleh karena itu, pers harus bebas namun bertanggung jawab (kepada publik, kepada norma hukum, kepada common sense, bukan kepada kekuasaan).
jika pers can do no wong, bukan tak mungkin akan terjadi trial by the press (pengadilan sepihak oleh pers), bahkan tirani pers. Dalam kaitan ini, sangatlah benar sikap Thomas Jefferson, Presiden ke III Amerika Serikat (1743-1826): "Andai saya diminta memilih antara pemerintah tanpa pers atau pers tanpa pemerintah, maka tanpa ragu sedikit pun saya akan memilih yang kedua." Padahal, selama memerintah dia sering diperlakukan kurang baik oleh pers AS. ***
posting berita pukul 9:38 PM 0 comments